{"title":"CIREBON SMART CITY程序执行团队的管理模式中的管理模式","authors":"Nurul Hidayah, Maman Abdurahman, Panji Prayitno","doi":"10.47453/communicative.v2i2.438","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Adhocracy is the antithesis of all bureaucratic characteristics. If the bureaucracy is seen as too rigid about the acceleration of social and technological change, it is immediately necessary to have an adhocracy as a normative administrative. The Cirebon Smart City Program Implementation Team applied an adhocratic pattern in the organizational communication process, thus leading the author to conduct this research. This research method uses qualitative methods with observation and interview data collection. Appointed as one of the cities to implement Smart City, Cirebon City is making every effort to get around various obstacles. Especially structural constraints. The structure is made as dynamic as possible by combining a combination of structural officials and implementing elements who have excellent enthusiasm and competence. Not only that, the city of Cirebon also embraces all existing elements to make the implementation of the Smart City a success. Starting from academia, business, government, media and others. This is because the Smart City program is actually a joint and ongoing program. In addition, Smart City also wants to create a safe, comfortable, prosperous and happy society in a sustainable manner, whether it uses information technology or not. \nAbstrak \nAdhocracy merupakan antitesis dari segala sifat birokrasi. Jika birokrasi dipandang terlalu rigid terhadap akselerasi perubahan sosial dan teknologi maka segera dibutuhkan keberadaan adhocracy sebagai administratif yang normative. Tim Pelaksana Program Cirebon Smart City menerapkan pola adhokrasi dalam proses komunikasi organisasi, sehingga membawa penulis melakukan penelitian ini. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data observasi dan wawancara. Ditunjuk sebagai salah satu kota untuk mengimplementasikan Smart City, Kota Cirebon berupaya sekreatif mungkin untuk menyiasiati berbagai kendala. Khususnya kendala struktural. Struktur dibuat sedinamis mungkin dengan memadukan kombinasi unsur pejabat struktural dan unsur pelaksana yang memiliki semangat dan kompetensi yang sangat baik. Tidak hanya itu, Kota Cirebon juga merangkul semua elemen yang ada untuk bisa menyukseskan implementasi Smart City tersebut. Mulai dari akademisi, bisnis, government, media dan lainnya. Dikarenakan program Smart City sebenarnya merupakan program bersama dan berkelanjutan. Selain itu, Smart City juga berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat yang aman, nyaman, sejahtera dan bahagia secara berkelanjutan, baik itu menggunakan teknologi informasi maupun tidak.","PeriodicalId":205582,"journal":{"name":"Communicative : Jurnal Komunikasi dan Dakwah","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"POLA KOMUNIKASI ADHOKRASI PADA TIM PELAKSANA PROGRAM CIREBON SMART CITY\",\"authors\":\"Nurul Hidayah, Maman Abdurahman, Panji Prayitno\",\"doi\":\"10.47453/communicative.v2i2.438\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Adhocracy is the antithesis of all bureaucratic characteristics. If the bureaucracy is seen as too rigid about the acceleration of social and technological change, it is immediately necessary to have an adhocracy as a normative administrative. The Cirebon Smart City Program Implementation Team applied an adhocratic pattern in the organizational communication process, thus leading the author to conduct this research. This research method uses qualitative methods with observation and interview data collection. Appointed as one of the cities to implement Smart City, Cirebon City is making every effort to get around various obstacles. Especially structural constraints. The structure is made as dynamic as possible by combining a combination of structural officials and implementing elements who have excellent enthusiasm and competence. Not only that, the city of Cirebon also embraces all existing elements to make the implementation of the Smart City a success. Starting from academia, business, government, media and others. This is because the Smart City program is actually a joint and ongoing program. In addition, Smart City also wants to create a safe, comfortable, prosperous and happy society in a sustainable manner, whether it uses information technology or not. \\nAbstrak \\nAdhocracy merupakan antitesis dari segala sifat birokrasi. Jika birokrasi dipandang terlalu rigid terhadap akselerasi perubahan sosial dan teknologi maka segera dibutuhkan keberadaan adhocracy sebagai administratif yang normative. Tim Pelaksana Program Cirebon Smart City menerapkan pola adhokrasi dalam proses komunikasi organisasi, sehingga membawa penulis melakukan penelitian ini. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data observasi dan wawancara. Ditunjuk sebagai salah satu kota untuk mengimplementasikan Smart City, Kota Cirebon berupaya sekreatif mungkin untuk menyiasiati berbagai kendala. Khususnya kendala struktural. Struktur dibuat sedinamis mungkin dengan memadukan kombinasi unsur pejabat struktural dan unsur pelaksana yang memiliki semangat dan kompetensi yang sangat baik. Tidak hanya itu, Kota Cirebon juga merangkul semua elemen yang ada untuk bisa menyukseskan implementasi Smart City tersebut. Mulai dari akademisi, bisnis, government, media dan lainnya. Dikarenakan program Smart City sebenarnya merupakan program bersama dan berkelanjutan. Selain itu, Smart City juga berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat yang aman, nyaman, sejahtera dan bahagia secara berkelanjutan, baik itu menggunakan teknologi informasi maupun tidak.\",\"PeriodicalId\":205582,\"journal\":{\"name\":\"Communicative : Jurnal Komunikasi dan Dakwah\",\"volume\":\"14 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Communicative : Jurnal Komunikasi dan Dakwah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47453/communicative.v2i2.438\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Communicative : Jurnal Komunikasi dan Dakwah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47453/communicative.v2i2.438","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
民主制是所有官僚主义特征的对立面。如果官僚机构被视为对社会和技术变革的加速过于僵化,那么立即就有必要建立一种作为规范行政管理的权宜之计。Cirebon智慧城市项目实施团队在组织沟通过程中采用了一种adhocratic模式,因此作者进行了这项研究。本研究方法采用定性方法,采用观察法和访谈法收集资料。作为实施智慧城市的城市之一,锡林市正在努力克服各种障碍。尤其是结构性约束。通过结构官员和具有卓越热情和能力的执行人员的结合,使结构尽可能具有活力。不仅如此,锡伯伦市还拥有所有现有的元素,使智慧城市的实施取得成功。从学术界、商界、政府、媒体等开始。这是因为智慧城市项目实际上是一个联合的、持续的项目。此外,无论是否使用信息技术,智慧城市都希望以可持续的方式创造一个安全、舒适、繁荣、幸福的社会。【摘要】民主政治与反民主政治的关系。Jika birokrasi dipandang terlalu刚性terhadap akselererasi perubahan社会和技术maka segera dibutuhkan keberadaan民主sebagai行政yang规范。Tim Pelaksana计划Cirebon智慧城市menerapkan pola adhokrasi dalam提出了komunikasi组织,建立了一个成员和penulis melakukan penelitian ini。方法penelitian在孟古纳坎的方法定性,邓安,彭甘比兰的数据观测,丹瓦万卡拉。dtunjuk sebagai salah satu kota untuk mengimplementan asian Smart City, kota Cirebon berupaya secreatif mungkin untuk menyiasiati berbagai kendala。Khususnya kendala结构。结构,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造,构造。Tidak hanya, Kota Cirebon juga merangkul semua元素yang和untuk bisa menyukskeskan实施智慧城市概要。Mulai dari学术界,bisnis,政府,媒体dan lainnya。Dikarenakan项目智慧城市项目bersama dan berkelanjutanSelain itu,智慧城市juga berkeingan untuk mewujudkan masyarakat yang aman, nyaman, sejahtera dan bahagia secara berkelanjutan, baiitu menggunakan technology information, maupun tidak。
POLA KOMUNIKASI ADHOKRASI PADA TIM PELAKSANA PROGRAM CIREBON SMART CITY
Adhocracy is the antithesis of all bureaucratic characteristics. If the bureaucracy is seen as too rigid about the acceleration of social and technological change, it is immediately necessary to have an adhocracy as a normative administrative. The Cirebon Smart City Program Implementation Team applied an adhocratic pattern in the organizational communication process, thus leading the author to conduct this research. This research method uses qualitative methods with observation and interview data collection. Appointed as one of the cities to implement Smart City, Cirebon City is making every effort to get around various obstacles. Especially structural constraints. The structure is made as dynamic as possible by combining a combination of structural officials and implementing elements who have excellent enthusiasm and competence. Not only that, the city of Cirebon also embraces all existing elements to make the implementation of the Smart City a success. Starting from academia, business, government, media and others. This is because the Smart City program is actually a joint and ongoing program. In addition, Smart City also wants to create a safe, comfortable, prosperous and happy society in a sustainable manner, whether it uses information technology or not.
Abstrak
Adhocracy merupakan antitesis dari segala sifat birokrasi. Jika birokrasi dipandang terlalu rigid terhadap akselerasi perubahan sosial dan teknologi maka segera dibutuhkan keberadaan adhocracy sebagai administratif yang normative. Tim Pelaksana Program Cirebon Smart City menerapkan pola adhokrasi dalam proses komunikasi organisasi, sehingga membawa penulis melakukan penelitian ini. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data observasi dan wawancara. Ditunjuk sebagai salah satu kota untuk mengimplementasikan Smart City, Kota Cirebon berupaya sekreatif mungkin untuk menyiasiati berbagai kendala. Khususnya kendala struktural. Struktur dibuat sedinamis mungkin dengan memadukan kombinasi unsur pejabat struktural dan unsur pelaksana yang memiliki semangat dan kompetensi yang sangat baik. Tidak hanya itu, Kota Cirebon juga merangkul semua elemen yang ada untuk bisa menyukseskan implementasi Smart City tersebut. Mulai dari akademisi, bisnis, government, media dan lainnya. Dikarenakan program Smart City sebenarnya merupakan program bersama dan berkelanjutan. Selain itu, Smart City juga berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat yang aman, nyaman, sejahtera dan bahagia secara berkelanjutan, baik itu menggunakan teknologi informasi maupun tidak.