有儿童无家可归者的家庭风险:家庭连贯的作用是什么?

Alifah Nuke Febrianty, Alabanyo Brebahama, M. Kinanthi
{"title":"有儿童无家可归者的家庭风险:家庭连贯的作用是什么?","authors":"Alifah Nuke Febrianty, Alabanyo Brebahama, M. Kinanthi","doi":"10.24854/JPS.V8I1.1315","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tunagrahita merupakan salah satu jenis disabilitas yang membuat penyandangnya memiliki inteligensi jauh di bawah rata-rata serta kemampuan bina bantu diri yang terbatas. Hambatan tersebut membuat anak tunagrahita menjadi kurang mandiri sehingga orang tua harus memberikan perhatian serta bantuan yang lebih besar dibandingkan dengan anak pada umumnya. Hal inilah yang dapat menjadi stressor bagi keluarga terutama ibu yang merupakan caregiver utama pada anak karena ibulah yang paling banyak meluangkan waktu untuk pengasuhan sang anak. Oleh karena itu dibutuhkan ketangguhan keluarga dalam menghadapi masalah terkait kehadiran anak tunagrahita. Resiliensi keluarga dianggap sukses bila keluarga dapat bertahan dari kesulitan dan mengambil makna dari kesulitan yang dihadapi. Salah satu cara untuk dapat resilien adalah dengan mengembangkan pandangan positif saat menghadapi masalah yang disebut juga sebagai koherensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran koherensi keluarga terhadap resiliensi keluarga yang memiliki anak tunagrahita dari perspektif ibu. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 60 orang ibu yang memiliki anak tunagrahita, berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dipilih menggunakan metode  purposive sampling ­. Alat ukur yang digunakan yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) untuk mengukur resiliensi keluarga dan Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) untuk mengukur family sense of coherence. Berdasarkan hasil uji regresi, didapatkan hasil bahwa family sense of coherence berperan secara signifikan (p 0,05) terhadap resiliensi keluarga (R-square= 0,235). Hal ini berarti koherensi keluarga berperan sebesar 23,5% terhadap resiliensi keluarga dan 76,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Terkait dengan hal ini, upaya meningkatkan resiliensi keluarga dapat dilakukan dengan membantu keluarga mengembangkan perspektif positif dalam melihat situasi yang terjadi, menumbuhkan optimisme, dan mengedukasi keluarga untuk dapat memanfaatkan sumber daya di sekitarnya untuk membantu atasi situasi. Intellectual disability is the one of disability in which the individu has intellectual far below the average, and limitation in activity daily living. This limitation makes the children with intellectual disability have low autonomy cause parents should give care and assitaant more then usual. This condition can be the one of stressor for family, especially for the mother as caregiver who give more time to practice parenting for their children. So, family resillience is very important to face the emergence of intellectual disability children in family. In order to be resillient, a family should have positive perspective when facing the problem, called sense of coherence. The purpose of this research is finding the role of family sense of coherence towards family resillience among family who has intellectual disability children. The participant of this research is 60 mothers who have intellectual disability children and live in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). The participants is selected by using purposive sampling method. This research uesd Family Resilience Questionnaire (WFRQ) to measure family resillience, and Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) to measure family sense of corerence. Based on regression test, family sense of corerence has significant role towards family resilience (R Square = 0,235, p 0,05). It meanse that family sense of coherence gives contribution about 23,5 % to family resillience, and 76,5 % influenced by another factors. As the conslusion, family can be more resillient if it develops positive perspective when facing problem, build optimism, and use every resources wisely in order to solve problem. ","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Resiliensi Keluarga yang Memiliki Anak Tunagrahita: Bagaimana Peran Koherensi Keluarga?\",\"authors\":\"Alifah Nuke Febrianty, Alabanyo Brebahama, M. Kinanthi\",\"doi\":\"10.24854/JPS.V8I1.1315\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tunagrahita merupakan salah satu jenis disabilitas yang membuat penyandangnya memiliki inteligensi jauh di bawah rata-rata serta kemampuan bina bantu diri yang terbatas. Hambatan tersebut membuat anak tunagrahita menjadi kurang mandiri sehingga orang tua harus memberikan perhatian serta bantuan yang lebih besar dibandingkan dengan anak pada umumnya. Hal inilah yang dapat menjadi stressor bagi keluarga terutama ibu yang merupakan caregiver utama pada anak karena ibulah yang paling banyak meluangkan waktu untuk pengasuhan sang anak. Oleh karena itu dibutuhkan ketangguhan keluarga dalam menghadapi masalah terkait kehadiran anak tunagrahita. Resiliensi keluarga dianggap sukses bila keluarga dapat bertahan dari kesulitan dan mengambil makna dari kesulitan yang dihadapi. Salah satu cara untuk dapat resilien adalah dengan mengembangkan pandangan positif saat menghadapi masalah yang disebut juga sebagai koherensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran koherensi keluarga terhadap resiliensi keluarga yang memiliki anak tunagrahita dari perspektif ibu. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 60 orang ibu yang memiliki anak tunagrahita, berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dipilih menggunakan metode  purposive sampling ­. Alat ukur yang digunakan yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) untuk mengukur resiliensi keluarga dan Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) untuk mengukur family sense of coherence. Berdasarkan hasil uji regresi, didapatkan hasil bahwa family sense of coherence berperan secara signifikan (p 0,05) terhadap resiliensi keluarga (R-square= 0,235). Hal ini berarti koherensi keluarga berperan sebesar 23,5% terhadap resiliensi keluarga dan 76,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Terkait dengan hal ini, upaya meningkatkan resiliensi keluarga dapat dilakukan dengan membantu keluarga mengembangkan perspektif positif dalam melihat situasi yang terjadi, menumbuhkan optimisme, dan mengedukasi keluarga untuk dapat memanfaatkan sumber daya di sekitarnya untuk membantu atasi situasi. Intellectual disability is the one of disability in which the individu has intellectual far below the average, and limitation in activity daily living. This limitation makes the children with intellectual disability have low autonomy cause parents should give care and assitaant more then usual. This condition can be the one of stressor for family, especially for the mother as caregiver who give more time to practice parenting for their children. So, family resillience is very important to face the emergence of intellectual disability children in family. In order to be resillient, a family should have positive perspective when facing the problem, called sense of coherence. The purpose of this research is finding the role of family sense of coherence towards family resillience among family who has intellectual disability children. The participant of this research is 60 mothers who have intellectual disability children and live in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). The participants is selected by using purposive sampling method. This research uesd Family Resilience Questionnaire (WFRQ) to measure family resillience, and Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) to measure family sense of corerence. Based on regression test, family sense of corerence has significant role towards family resilience (R Square = 0,235, p 0,05). It meanse that family sense of coherence gives contribution about 23,5 % to family resillience, and 76,5 % influenced by another factors. As the conslusion, family can be more resillient if it develops positive perspective when facing problem, build optimism, and use every resources wisely in order to solve problem. \",\"PeriodicalId\":311850,\"journal\":{\"name\":\"Journal Psikogenesis\",\"volume\":\"3 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-07-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal Psikogenesis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I1.1315\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal Psikogenesis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I1.1315","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

无家可归是一种无法承受的残疾,使劫持者智力远远低于平均水平,无法建立自我提升能力。这些障碍使无家可归的孩子缺乏自力更生,因此父母必须给予比儿童更多的关注和帮助。这可能会给家庭带来压力,尤其是母亲,她们主要关心孩子,因为母亲花更多的时间来抚养孩子。因此,这需要家庭在处理无家可归儿童问题时表现出韧性。当一个家庭能够忍受困难,并从困难中汲取意义时,家庭的寿命被认为是成功的。反抗的一个方法是在处理所谓的家庭一致性问题时培养积极的态度。这项研究的目的是找出从母亲的角度来看,家庭一致性对无家可归儿童的家庭潜在影响有多大。研究对象包括60名有无家可归儿童的母亲,他们的家在雅加达、茂物、德波克、坦丘和贝卡西,这些母亲使用采样方法进行选择。仪表的沃尔什家庭Questionnaire) (WFRQ)用于测量resiliensi家庭和家庭几秒钟规模(FSOCS)来衡量家庭情意绵绵情意绵绵几秒钟。根据回归测试,得到的结果,家庭发挥了显著(p 0。05)几秒钟情意绵绵的家庭resiliensi (R-square = 0.235)。这意味着家庭的凝聚力与家庭的保持性和其他76.5%受到其他因素的影响有关。有关这一点,努力提高resiliensi家庭可以通过帮助培养积极的视角看,培养乐观的情况,家庭教育可以利用周围的资源来帮助处理情况。知识分子的访问,访问的一号》,这是个体面的有知识分子的遥远的《活动每日平均,和limitation living。这个limitation低和知识分子的访问能让孩子们拥有自主性——因为家长不应该再给医改和assitaant然后粗暴。一号》这个条件可以成为家庭的压力源,尤其是美国for the mother caregiver谁付出更多的时间去实践他们养育的儿童。所以,家庭resillience是非常重要的to face the emergence of残疾儿童在知识分子家庭。在to be resillient的命令,一个家庭应该积极、视角当面对难题时,叫sense》几秒钟。这个研究的目的是找到《角色》家庭几秒钟向家庭resillience情意绵绵》家庭谁有知识分子的残疾儿童。这研究之participant 60母亲谁有知识分子的残疾儿童和住在雅加达,茂物,Depok、唐人Bekasi(商人)。《participants是用purposive selected by抽样方法。这个研究uesd家庭Questionnaire) (WFRQ) to家庭resillience所拘束,and Family,几秒钟规模(FSOCS) to所拘束Family情意绵绵,corerence情意绵绵。改编自regression test,家庭corerence有浓厚,情意绵绵角色向family) (R = 0.235广场,p 0。05)。这meanse那个家庭,几秒钟给contribution情意绵绵关于23.5 to family resillience, and 76.5 % influenced by另一个factors。美国conslusion,一家可以做的更多resillient,如果它能develops积极视角当面对问题、建设optimism和用订单上的每一个资源wdlh去解决问题。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Resiliensi Keluarga yang Memiliki Anak Tunagrahita: Bagaimana Peran Koherensi Keluarga?
Tunagrahita merupakan salah satu jenis disabilitas yang membuat penyandangnya memiliki inteligensi jauh di bawah rata-rata serta kemampuan bina bantu diri yang terbatas. Hambatan tersebut membuat anak tunagrahita menjadi kurang mandiri sehingga orang tua harus memberikan perhatian serta bantuan yang lebih besar dibandingkan dengan anak pada umumnya. Hal inilah yang dapat menjadi stressor bagi keluarga terutama ibu yang merupakan caregiver utama pada anak karena ibulah yang paling banyak meluangkan waktu untuk pengasuhan sang anak. Oleh karena itu dibutuhkan ketangguhan keluarga dalam menghadapi masalah terkait kehadiran anak tunagrahita. Resiliensi keluarga dianggap sukses bila keluarga dapat bertahan dari kesulitan dan mengambil makna dari kesulitan yang dihadapi. Salah satu cara untuk dapat resilien adalah dengan mengembangkan pandangan positif saat menghadapi masalah yang disebut juga sebagai koherensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran koherensi keluarga terhadap resiliensi keluarga yang memiliki anak tunagrahita dari perspektif ibu. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 60 orang ibu yang memiliki anak tunagrahita, berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dipilih menggunakan metode  purposive sampling ­. Alat ukur yang digunakan yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) untuk mengukur resiliensi keluarga dan Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) untuk mengukur family sense of coherence. Berdasarkan hasil uji regresi, didapatkan hasil bahwa family sense of coherence berperan secara signifikan (p 0,05) terhadap resiliensi keluarga (R-square= 0,235). Hal ini berarti koherensi keluarga berperan sebesar 23,5% terhadap resiliensi keluarga dan 76,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Terkait dengan hal ini, upaya meningkatkan resiliensi keluarga dapat dilakukan dengan membantu keluarga mengembangkan perspektif positif dalam melihat situasi yang terjadi, menumbuhkan optimisme, dan mengedukasi keluarga untuk dapat memanfaatkan sumber daya di sekitarnya untuk membantu atasi situasi. Intellectual disability is the one of disability in which the individu has intellectual far below the average, and limitation in activity daily living. This limitation makes the children with intellectual disability have low autonomy cause parents should give care and assitaant more then usual. This condition can be the one of stressor for family, especially for the mother as caregiver who give more time to practice parenting for their children. So, family resillience is very important to face the emergence of intellectual disability children in family. In order to be resillient, a family should have positive perspective when facing the problem, called sense of coherence. The purpose of this research is finding the role of family sense of coherence towards family resillience among family who has intellectual disability children. The participant of this research is 60 mothers who have intellectual disability children and live in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). The participants is selected by using purposive sampling method. This research uesd Family Resilience Questionnaire (WFRQ) to measure family resillience, and Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) to measure family sense of corerence. Based on regression test, family sense of corerence has significant role towards family resilience (R Square = 0,235, p 0,05). It meanse that family sense of coherence gives contribution about 23,5 % to family resillience, and 76,5 % influenced by another factors. As the conslusion, family can be more resillient if it develops positive perspective when facing problem, build optimism, and use every resources wisely in order to solve problem. 
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信