{"title":"进口替代工业支持自力更生分析战术车辆在印尼国防和安全领域","authors":"Bayu Nurpatria, Abdul Rivai Ras, I. Supriyadi","doi":"10.33172/jpbh.v12i2.1695","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Industri pertahanan dan keamanan Indonesia hingga saat ini dapat dikatakan masih bergantung dengan sejumlah negara asing. Mengingat begitu pentingnya kemandirian dan penguasaan akan teknologi industri pemerintah menginisiasi kebijakan Industrialisasi Substitusi Impor (ISI) untuk dapat mencapai kemandirian. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis substitusi impor dan memahami kendala-kendala yang dihadapi dalam industri pertahanan Indonesia dalam mencapai kemandirian dan lepas dari ketergantungan impor. Penelitian ini berfokus pada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri kendaraan taktis (Rantis). Menggunakan teori sistem dunia terkait Substitusi Impor yang dicetuskan oleh Wallerstein dan Mengunakan pendekatan metode kualitatif eksploratif. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan kendaraan taktis yaitu sebagaian besar komponen penting didalamnya masih sangat bergantung terhadap teknologi impor yang dikembangkan dari negara lain, hal ini disebabkan oleh kurangnya penelitian dan pengembangan, serta dukungan pemerintah pusat di industri pertahanan nasional yang sampai saat ini hanya berfokus pada desain Rantis dan persenjataan. Tantangan era globalisasi dan ancaman yang semakin kompleks, Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kemandirian, salah satu cara yaitu dengan melakukan Industrialisasi Substitusi Impor (ISI) agar dapat meningkatkan ketahanan dan keamanan nasional.","PeriodicalId":184632,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ANALISIS SUBSTITUSI IMPOR GUNA MENDUKUNG KEMANDIRIAN INDUSTRI KENDARAAN TAKTIS DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN INDONESIA\",\"authors\":\"Bayu Nurpatria, Abdul Rivai Ras, I. Supriyadi\",\"doi\":\"10.33172/jpbh.v12i2.1695\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Industri pertahanan dan keamanan Indonesia hingga saat ini dapat dikatakan masih bergantung dengan sejumlah negara asing. Mengingat begitu pentingnya kemandirian dan penguasaan akan teknologi industri pemerintah menginisiasi kebijakan Industrialisasi Substitusi Impor (ISI) untuk dapat mencapai kemandirian. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis substitusi impor dan memahami kendala-kendala yang dihadapi dalam industri pertahanan Indonesia dalam mencapai kemandirian dan lepas dari ketergantungan impor. Penelitian ini berfokus pada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri kendaraan taktis (Rantis). Menggunakan teori sistem dunia terkait Substitusi Impor yang dicetuskan oleh Wallerstein dan Mengunakan pendekatan metode kualitatif eksploratif. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan kendaraan taktis yaitu sebagaian besar komponen penting didalamnya masih sangat bergantung terhadap teknologi impor yang dikembangkan dari negara lain, hal ini disebabkan oleh kurangnya penelitian dan pengembangan, serta dukungan pemerintah pusat di industri pertahanan nasional yang sampai saat ini hanya berfokus pada desain Rantis dan persenjataan. Tantangan era globalisasi dan ancaman yang semakin kompleks, Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kemandirian, salah satu cara yaitu dengan melakukan Industrialisasi Substitusi Impor (ISI) agar dapat meningkatkan ketahanan dan keamanan nasional.\",\"PeriodicalId\":184632,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pertahanan & Bela Negara\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pertahanan & Bela Negara\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33172/jpbh.v12i2.1695\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v12i2.1695","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
ANALISIS SUBSTITUSI IMPOR GUNA MENDUKUNG KEMANDIRIAN INDUSTRI KENDARAAN TAKTIS DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN INDONESIA
Industri pertahanan dan keamanan Indonesia hingga saat ini dapat dikatakan masih bergantung dengan sejumlah negara asing. Mengingat begitu pentingnya kemandirian dan penguasaan akan teknologi industri pemerintah menginisiasi kebijakan Industrialisasi Substitusi Impor (ISI) untuk dapat mencapai kemandirian. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis substitusi impor dan memahami kendala-kendala yang dihadapi dalam industri pertahanan Indonesia dalam mencapai kemandirian dan lepas dari ketergantungan impor. Penelitian ini berfokus pada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri kendaraan taktis (Rantis). Menggunakan teori sistem dunia terkait Substitusi Impor yang dicetuskan oleh Wallerstein dan Mengunakan pendekatan metode kualitatif eksploratif. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan kendaraan taktis yaitu sebagaian besar komponen penting didalamnya masih sangat bergantung terhadap teknologi impor yang dikembangkan dari negara lain, hal ini disebabkan oleh kurangnya penelitian dan pengembangan, serta dukungan pemerintah pusat di industri pertahanan nasional yang sampai saat ini hanya berfokus pada desain Rantis dan persenjataan. Tantangan era globalisasi dan ancaman yang semakin kompleks, Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kemandirian, salah satu cara yaitu dengan melakukan Industrialisasi Substitusi Impor (ISI) agar dapat meningkatkan ketahanan dan keamanan nasional.