A. W. Indrianingsih, W. Apriyana, Vita Taufika Rosyida, Khoirun Nisa, Septiana Nurhayati, Cici Darsih
{"title":"变干对抗氧化剂、化学性质和形态结构的影响","authors":"A. W. Indrianingsih, W. Apriyana, Vita Taufika Rosyida, Khoirun Nisa, Septiana Nurhayati, Cici Darsih","doi":"10.26578/JRTI.V13I1.4395","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Labu kuning ( C. moschata ) merupakan salah satu tanaman yang banyak terdapat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas antioksidan, struktur morfologi, sifat kimia dan fisikokimia dari tiga komponen tepung yakni kulit, biji dan daging buah dari labu kuning. Ekstrak biji, kulit dan daging buah labu kuning diperoleh dengan maserasi menggunakan pelarut etanol. Dua metode pengeringan yang digunakan yakni pengeringan dengan sinar matahari dan oven pada suhu 50 o C. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) menunjukkan bahwa biji labu kuning dengan metode pengeringan oven, memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi, yakni memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas sebesar 22,6% pada konsentrasi ekstrak 400 ppm, diikuti oleh kulit dan daging buah labu kuning masing-masing sebesar 16,7 dan 14,2%. Tepung kulit, biji dan daging buah labu kuning juga sudah dilakukan karakterisasi menggunakan SEM ( Scanning Electron Microscopy ) untuk mengetahui struktur morfologi permukaan, FTIR ( Fourier Transform Infrared Spectroscopy ) untuk mengetahui gugus fungsional senyawa dari labu kuning, XRD ( X-ray diffraction ) dan Uji Warna. Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein dan lemak dari biji labu kuning dengan metode pengeringan oven memiliki kandungan paling tinggi yakni sebesar 33,5% dan 33,3% sedangkan kandungan karbohidrat tertinggi dimiliki oleh daging buah labu kuning dengan pengeringan oven sebesar 75,3%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perbedaan metode pengeringan menghasilkan karakteristik yang berbeda dari tepung labu kuning","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Efek Pengeringan pada Bagian Buah Labu Kuning (Cucurbita Moschata) terhadap Aktivitas Antioksidan, Sifat Kimia dan Struktur Morfologi\",\"authors\":\"A. W. Indrianingsih, W. Apriyana, Vita Taufika Rosyida, Khoirun Nisa, Septiana Nurhayati, Cici Darsih\",\"doi\":\"10.26578/JRTI.V13I1.4395\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Labu kuning ( C. moschata ) merupakan salah satu tanaman yang banyak terdapat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas antioksidan, struktur morfologi, sifat kimia dan fisikokimia dari tiga komponen tepung yakni kulit, biji dan daging buah dari labu kuning. Ekstrak biji, kulit dan daging buah labu kuning diperoleh dengan maserasi menggunakan pelarut etanol. Dua metode pengeringan yang digunakan yakni pengeringan dengan sinar matahari dan oven pada suhu 50 o C. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) menunjukkan bahwa biji labu kuning dengan metode pengeringan oven, memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi, yakni memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas sebesar 22,6% pada konsentrasi ekstrak 400 ppm, diikuti oleh kulit dan daging buah labu kuning masing-masing sebesar 16,7 dan 14,2%. Tepung kulit, biji dan daging buah labu kuning juga sudah dilakukan karakterisasi menggunakan SEM ( Scanning Electron Microscopy ) untuk mengetahui struktur morfologi permukaan, FTIR ( Fourier Transform Infrared Spectroscopy ) untuk mengetahui gugus fungsional senyawa dari labu kuning, XRD ( X-ray diffraction ) dan Uji Warna. Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein dan lemak dari biji labu kuning dengan metode pengeringan oven memiliki kandungan paling tinggi yakni sebesar 33,5% dan 33,3% sedangkan kandungan karbohidrat tertinggi dimiliki oleh daging buah labu kuning dengan pengeringan oven sebesar 75,3%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perbedaan metode pengeringan menghasilkan karakteristik yang berbeda dari tepung labu kuning\",\"PeriodicalId\":117182,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Riset Teknologi Industri\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-07-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Riset Teknologi Industri\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26578/JRTI.V13I1.4395\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Teknologi Industri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V13I1.4395","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
南瓜(C. moschata)是印尼最常见的植物之一。这项研究的目的是研究抗氧化剂活性、形态结构、三种成分的化学性质和化学性质,即皮革、种子和南瓜肉。从种子、皮革和果肉中提取的种子、果肉和果肉是用乙醇溶剂制成的。干燥使用的两种干燥方法就是阳光和温度的烤箱50 o C .用DPPH方法抗氧化能力测试(2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl)表明,南瓜子黄色用烘箱干燥方法,有最高的抗氧化能力,即逮捕活动自由基浓度提取物22,6% 400万,其次是黄色的南瓜皮和果肉mtc 16,7大小,每根14,2%。我们还使用磨砂、面粒和南瓜果肉进行了分类,以了解表面形态结构、FTIR (Fourier Transform infrarscopy)来了解南瓜、XRD (x衍生物)和颜色测试等功能组合。proksimat分析表明,用烘箱干燥方法制成的黄籽的蛋白质和脂肪含量最高,为33.5%和33.3%,而最大的碳水化合物含量为南瓜肉和烤炉干燥为75.3%。取得的结果表明,不同的干燥方法产生了黄色南瓜粉的不同特征
Efek Pengeringan pada Bagian Buah Labu Kuning (Cucurbita Moschata) terhadap Aktivitas Antioksidan, Sifat Kimia dan Struktur Morfologi
Labu kuning ( C. moschata ) merupakan salah satu tanaman yang banyak terdapat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas antioksidan, struktur morfologi, sifat kimia dan fisikokimia dari tiga komponen tepung yakni kulit, biji dan daging buah dari labu kuning. Ekstrak biji, kulit dan daging buah labu kuning diperoleh dengan maserasi menggunakan pelarut etanol. Dua metode pengeringan yang digunakan yakni pengeringan dengan sinar matahari dan oven pada suhu 50 o C. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) menunjukkan bahwa biji labu kuning dengan metode pengeringan oven, memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi, yakni memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas sebesar 22,6% pada konsentrasi ekstrak 400 ppm, diikuti oleh kulit dan daging buah labu kuning masing-masing sebesar 16,7 dan 14,2%. Tepung kulit, biji dan daging buah labu kuning juga sudah dilakukan karakterisasi menggunakan SEM ( Scanning Electron Microscopy ) untuk mengetahui struktur morfologi permukaan, FTIR ( Fourier Transform Infrared Spectroscopy ) untuk mengetahui gugus fungsional senyawa dari labu kuning, XRD ( X-ray diffraction ) dan Uji Warna. Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein dan lemak dari biji labu kuning dengan metode pengeringan oven memiliki kandungan paling tinggi yakni sebesar 33,5% dan 33,3% sedangkan kandungan karbohidrat tertinggi dimiliki oleh daging buah labu kuning dengan pengeringan oven sebesar 75,3%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perbedaan metode pengeringan menghasilkan karakteristik yang berbeda dari tepung labu kuning