Tugiwan Supriyanto
{"title":"BEST PRACTICE: PENDEKATAN “COLLA-COOP” UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MELALUI INSTRUMEN PKKS DI SDN 005 CINTA DAMAI TAHUN 2020","authors":"Tugiwan Supriyanto","doi":"10.47353/bj.v1i3.39","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Best Practices ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah melalui Instrumen PKKS. Kepala Sekolah dituntut memiliki kompetensi manajerial dalam melaksanakan tupoksinya memimpin sekolah, yang setiap tahun diukur dan dinilai dengan instrumen PKKS. Tupoksi kepala sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud nomor 28 tahun 2010 tentang Guru yang diberi tugas tambahan, meliputi: 1. Merencanakan Program sekolah; 2. Melaksanakan Rencana Kerja sekolah; 3. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi; 4. Menjalankan kepemimpinan sekolah; dan 5. Menerapkan sistem informasi sekolah. Standar kompetensi kepala sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah, melipiti 5 Kompetensi: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi, dan Sosial. Berdasarkan regulasi Permendikbud di atas, dalam instrumen PKKS dijabarkan menjadi 6 dimensi kompetensi: 1. Kepribadian dan Sosial; 2. Kepemimpinan Pembelajaran; 3. Pengembangan Sekolah; 4. Manajemen Sumber Daya; 5. Kewirausahaan; dan 6. Supervisi Pembelajaran. Hasil PKKS pada tahun pertama perlu ditingkatkan hasilnya pada tahun kedua, dengan indikator belum terpenuhinya bukti fisik yang dituntut saat penilaian. Oleh karena itu kepala sekolah memandang perlu melakukan kegiatan bekerja sama kepada kepala sekolah lain agar tupoksi manajerial dapat berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan. Best Practices ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah menggunakan Instrumen PKKS. Kegiatan yang dilakukan dalam Best Practices ini adalah sebagai berikut: 1. Pengarahan dan penjelasan awal (Review) tentang tupoksi dan kompetensi Kepala Sekolah sesuai standar; 2. Bedah instrumen PKKS; 3. Workshop berbagi tugas menyusun dokumen bukti fisik yang harus dilakukan kepala sekolah, yang dilaksanakan bertahap dengan tahapan penyusunan draf, presentasi, revisi dan finalisasi yang dilakukan berdaur ulang; 4. Pengumpulan hasil draf akhir dan disitribusi komulatif, dan 5. Review program masing-masing sekolah. Pelaksanan Best Practices berjalan baik, karena setiap kepala sekolah merasa kegiatan tersebut wajib dilakukannya dan hasil produk kegiatan merasa harus dimiliki. Kendala kecil terjadi berkaitan dengan kemampauan IT kepala sekolah, namun dapat diatasi dengan baik. Hasil akhir kegiatan Best Practices ini adalah setiap kepala sekolah memiliki produk draf program sekolah dan wawasan tentang tugas manajerial seperti tuntutan instrumen PKKS, yang harus dikembangkan lebih lanjut di sekolah masing-masing.","PeriodicalId":184541,"journal":{"name":"Berajah Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Berajah Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47353/bj.v1i3.39","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

这项最佳实践旨在通过PKKS仪器提高校长的能力。校长被要求在领导学校方面具有管理能力,这所学校每年都要用PKKS仪器进行测量和评估。2010年28日,《校长须知》规定,教师被分配额外任务,包括:1。计划学校项目;2. 执行学校工作计划;3. 进行监督和评估;4. 领导学校;和第5。实现学校信息系统。2007年《校长资格标准》(code of school)中对校长能力标准的规定,包括授权5项能力:人格、管理、创业精神、监督和社会。根据上述口述规则,PKKS仪器被定义为6维能力:1。个性和社交;2. 学习的领导;3. 学校发展;4. 资源管理;5. 创业;和6。监督学习。第一年的PKKS成绩需要在第二年得到改善,评估时要求的指标尚未充分。因此,校长认为有必要与另一所学校的校长合作,以便管理教程能够按照规定的标准进行。这项最佳实践是为了提高校长使用PKKS工具的管理能力。最佳实践中的活动如下:按照标准对校长能力的初步指导和概述(概述);2. PKKS手术器械;3. 工作坊分享了校长所要求的整理物证文件的任务,并逐步执行了草案、演示、修改和重新起草的步骤;4. 收集最后的草案和累积结果,和5。学校项目回顾。《最佳实践》的经营进行得很顺利,因为每位校长都觉得这项活动是强制性的,产品产品也觉得应该参加。校长出了点小问题,但处理得很好。这些最佳实践活动的最终结果是,每位校长都有学校项目的草案产品和对监管工作的认识,比如PKKS仪器的需求,这些要求必须在各自的学校进一步发展。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
BEST PRACTICE: PENDEKATAN “COLLA-COOP” UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MELALUI INSTRUMEN PKKS DI SDN 005 CINTA DAMAI TAHUN 2020
Best Practices ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah melalui Instrumen PKKS. Kepala Sekolah dituntut memiliki kompetensi manajerial dalam melaksanakan tupoksinya memimpin sekolah, yang setiap tahun diukur dan dinilai dengan instrumen PKKS. Tupoksi kepala sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud nomor 28 tahun 2010 tentang Guru yang diberi tugas tambahan, meliputi: 1. Merencanakan Program sekolah; 2. Melaksanakan Rencana Kerja sekolah; 3. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi; 4. Menjalankan kepemimpinan sekolah; dan 5. Menerapkan sistem informasi sekolah. Standar kompetensi kepala sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah, melipiti 5 Kompetensi: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi, dan Sosial. Berdasarkan regulasi Permendikbud di atas, dalam instrumen PKKS dijabarkan menjadi 6 dimensi kompetensi: 1. Kepribadian dan Sosial; 2. Kepemimpinan Pembelajaran; 3. Pengembangan Sekolah; 4. Manajemen Sumber Daya; 5. Kewirausahaan; dan 6. Supervisi Pembelajaran. Hasil PKKS pada tahun pertama perlu ditingkatkan hasilnya pada tahun kedua, dengan indikator belum terpenuhinya bukti fisik yang dituntut saat penilaian. Oleh karena itu kepala sekolah memandang perlu melakukan kegiatan bekerja sama kepada kepala sekolah lain agar tupoksi manajerial dapat berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan. Best Practices ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah menggunakan Instrumen PKKS. Kegiatan yang dilakukan dalam Best Practices ini adalah sebagai berikut: 1. Pengarahan dan penjelasan awal (Review) tentang tupoksi dan kompetensi Kepala Sekolah sesuai standar; 2. Bedah instrumen PKKS; 3. Workshop berbagi tugas menyusun dokumen bukti fisik yang harus dilakukan kepala sekolah, yang dilaksanakan bertahap dengan tahapan penyusunan draf, presentasi, revisi dan finalisasi yang dilakukan berdaur ulang; 4. Pengumpulan hasil draf akhir dan disitribusi komulatif, dan 5. Review program masing-masing sekolah. Pelaksanan Best Practices berjalan baik, karena setiap kepala sekolah merasa kegiatan tersebut wajib dilakukannya dan hasil produk kegiatan merasa harus dimiliki. Kendala kecil terjadi berkaitan dengan kemampauan IT kepala sekolah, namun dapat diatasi dengan baik. Hasil akhir kegiatan Best Practices ini adalah setiap kepala sekolah memiliki produk draf program sekolah dan wawasan tentang tugas manajerial seperti tuntutan instrumen PKKS, yang harus dikembangkan lebih lanjut di sekolah masing-masing.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信