在火山爆发期间,公共建筑可能是临时的疏散场所

Khaerunnisa, Anggun Septin Kartika Wulan, I. A. Satya
{"title":"在火山爆发期间,公共建筑可能是临时的疏散场所","authors":"Khaerunnisa, Anggun Septin Kartika Wulan, I. A. Satya","doi":"10.24002/JARS.V12I3.2186","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Mount Merapi is one of the most active volcanoes in the world that has a periodic eruption cycle between two to seven years. This condition forced the community be prepared and had to evacuate periodically. Communities were evacuated to public buildings such as barracks, village halls, multipurpose buildings and sports buildings that were not originally designed  for temporary evacuation shelter. The National Disaster Management Agency (BNPB) has set a standard for minimum needs related to evacuation buildings as stated in Perka BNPB No. 7 of 2008 concerning Guidelines for providing assistance to meet the basic needs of disaster victims in a coordinated, effective and accountable manner. This study aims to see the degree of physical suitability of public buildings as temporary evacuation shelter based on standards. The study was conducted on 30 public buildings in Cangkringan District, Sleman Regency, DIY. This study found that government buildings such as village hall and sub-district offices have high potential to be utilized as temporary evacuation shelter in the term of capacity and accessibility. Nevertheless, the addition of facilities such as fire protection, bathrooms need to be added to adjust to the existing capacity. Supervision and integrated planning in building public facilities, including self-funded religion facilities that accommodate the needs of temporary evacuation shelter is esential for functioning the public building as temporary evacuation shelter.   Kata Kunci: Public building, temporary evacuation shelter, natural disaster, feasibilityAbstrak: Gunung Merapi adalah satu gunung api teraktif di dunia yang memiliki siklus erupsi berkala antara dua hingga tujuh tahun sekali. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat harus mengungsi secara periodik. Masyarakat diungsikan ke bangunan publik seperti barak, balai desa, gedung serbaguna dan gedung olahraga yang tidak dirancang sebagai bangunan evakuasi sementara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengatur standar kebutuhan minimal terkait bangunan evakuasi sesuai yang tertuang pada Perka BNPB No. 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar sebagai panduan dalam pemberian bantuan guna memenuhi kebutuhan dasar korban bencana secara terkoordinasi, efektif, dan akuntabel. Penelitian ini bertujuan melihat derajat kesesuaian fisik bangunan publik sebagai bangunan evakuasi berdasarkan standard yang telah ada. Penelitian dilakukan pada 30 bangunan publik yang terdapat di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Pada penelitian ini ditemukan, bangunan pemerintahan (balaidesa dan kantor kecamatan) memiliki potensi yang tinggi dialihfungsikan menjadi bangunan evakuasi sementara. Fasilitas proteksi kebakaran dan kamar mandi perlu ditambahkan sesuai dengan kapasitas yang direncanakan. Pengawasan dan perencanaan terpadu dalam membangun fasilitas publik yang mengakomodasi persyaratan sebagai tempat evakuasi sementara sangat penting untuk memfungsikan bangunan publik sebagai tempat evakuasi sementara.Kata Kunci: bangunan publik, tempat evakuasi sementara, bencana alam, kelayakan","PeriodicalId":427047,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur KOMPOSISI","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"POTENSI BANGUNAN PUBLIK SEBAGAI TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA PADA SAAT BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI\",\"authors\":\"Khaerunnisa, Anggun Septin Kartika Wulan, I. A. Satya\",\"doi\":\"10.24002/JARS.V12I3.2186\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: Mount Merapi is one of the most active volcanoes in the world that has a periodic eruption cycle between two to seven years. This condition forced the community be prepared and had to evacuate periodically. Communities were evacuated to public buildings such as barracks, village halls, multipurpose buildings and sports buildings that were not originally designed  for temporary evacuation shelter. The National Disaster Management Agency (BNPB) has set a standard for minimum needs related to evacuation buildings as stated in Perka BNPB No. 7 of 2008 concerning Guidelines for providing assistance to meet the basic needs of disaster victims in a coordinated, effective and accountable manner. This study aims to see the degree of physical suitability of public buildings as temporary evacuation shelter based on standards. The study was conducted on 30 public buildings in Cangkringan District, Sleman Regency, DIY. This study found that government buildings such as village hall and sub-district offices have high potential to be utilized as temporary evacuation shelter in the term of capacity and accessibility. Nevertheless, the addition of facilities such as fire protection, bathrooms need to be added to adjust to the existing capacity. Supervision and integrated planning in building public facilities, including self-funded religion facilities that accommodate the needs of temporary evacuation shelter is esential for functioning the public building as temporary evacuation shelter.   Kata Kunci: Public building, temporary evacuation shelter, natural disaster, feasibilityAbstrak: Gunung Merapi adalah satu gunung api teraktif di dunia yang memiliki siklus erupsi berkala antara dua hingga tujuh tahun sekali. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat harus mengungsi secara periodik. Masyarakat diungsikan ke bangunan publik seperti barak, balai desa, gedung serbaguna dan gedung olahraga yang tidak dirancang sebagai bangunan evakuasi sementara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengatur standar kebutuhan minimal terkait bangunan evakuasi sesuai yang tertuang pada Perka BNPB No. 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar sebagai panduan dalam pemberian bantuan guna memenuhi kebutuhan dasar korban bencana secara terkoordinasi, efektif, dan akuntabel. Penelitian ini bertujuan melihat derajat kesesuaian fisik bangunan publik sebagai bangunan evakuasi berdasarkan standard yang telah ada. Penelitian dilakukan pada 30 bangunan publik yang terdapat di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Pada penelitian ini ditemukan, bangunan pemerintahan (balaidesa dan kantor kecamatan) memiliki potensi yang tinggi dialihfungsikan menjadi bangunan evakuasi sementara. Fasilitas proteksi kebakaran dan kamar mandi perlu ditambahkan sesuai dengan kapasitas yang direncanakan. Pengawasan dan perencanaan terpadu dalam membangun fasilitas publik yang mengakomodasi persyaratan sebagai tempat evakuasi sementara sangat penting untuk memfungsikan bangunan publik sebagai tempat evakuasi sementara.Kata Kunci: bangunan publik, tempat evakuasi sementara, bencana alam, kelayakan\",\"PeriodicalId\":427047,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Arsitektur KOMPOSISI\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-05-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Arsitektur KOMPOSISI\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24002/JARS.V12I3.2186\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Arsitektur KOMPOSISI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24002/JARS.V12I3.2186","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

摘要:默拉皮火山是世界上最活跃的火山之一,喷发周期为2 ~ 7年。这种情况迫使社区做好准备,不得不定期撤离。社区居民被疏散到军营、村委会、多用途建筑和体育建筑等公共建筑,这些建筑最初并不是为临时疏散避难所而设计的。国家灾害管理局(BNPB)在2008年第7号关于以协调、有效和负责任的方式提供援助以满足灾民基本需求的指导方针的Perka BNPB中规定了与疏散建筑有关的最低需求标准。本研究旨在以标准为基础,了解公共建筑作为临时疏散避难所的物理适宜性程度。研究对象为DIY Sleman Regency苍岭安区的30栋公共建筑。本研究发现,在容量和可达性方面,政府建筑物如村议堂和街道办事处作为临时疏散避难所的潜力很大。然而,需要增加消防、浴室等设施,以适应现有的容量。公共设施建设的监督和综合规划,包括满足临时疏散避难所需求的自费宗教设施,对于公共建筑作为临时疏散避难所的功能至关重要。摘要:昆山:公共建筑,临时疏散避难所,自然灾害,可行性。Kondisi ini mengakibatkan masyarakat harus mengungsi secara periodik。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。巴基斯坦国家Penanggulangan ben加纳(BNPB) telah mengatur标准kebutuhan最小terkait bangunan evakuasi sesuai yang teruang padka BNPB No. 7 Tahun 2008 tenang Pedoman塔塔卡拉Pemberian Bantuan Pemenuhan kebutuhan Dasar sebagai pandan dalam Pemberian Bantuan guna memenuhi kebutuhan Dasar korban benkana secara terkoordinasi, ekektif, dan akuntabel。Penelitian ini bertujuan melihat derajat为susutian fisik bangunan公共服务,sebagai bangunan evakuasi berdasarkan标准yang telah ada。Penelitian dilakukan pada 30 bangunan public yang terdapat di Kecamatan angkringan, Kabupaten Sleman, DIY。我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。彭加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山,潘加山Kata Kunci: bangunan publik, tempat evakuasi sementara, bencana alam, kelayakan
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
POTENSI BANGUNAN PUBLIK SEBAGAI TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA PADA SAAT BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI
Abstract: Mount Merapi is one of the most active volcanoes in the world that has a periodic eruption cycle between two to seven years. This condition forced the community be prepared and had to evacuate periodically. Communities were evacuated to public buildings such as barracks, village halls, multipurpose buildings and sports buildings that were not originally designed  for temporary evacuation shelter. The National Disaster Management Agency (BNPB) has set a standard for minimum needs related to evacuation buildings as stated in Perka BNPB No. 7 of 2008 concerning Guidelines for providing assistance to meet the basic needs of disaster victims in a coordinated, effective and accountable manner. This study aims to see the degree of physical suitability of public buildings as temporary evacuation shelter based on standards. The study was conducted on 30 public buildings in Cangkringan District, Sleman Regency, DIY. This study found that government buildings such as village hall and sub-district offices have high potential to be utilized as temporary evacuation shelter in the term of capacity and accessibility. Nevertheless, the addition of facilities such as fire protection, bathrooms need to be added to adjust to the existing capacity. Supervision and integrated planning in building public facilities, including self-funded religion facilities that accommodate the needs of temporary evacuation shelter is esential for functioning the public building as temporary evacuation shelter.   Kata Kunci: Public building, temporary evacuation shelter, natural disaster, feasibilityAbstrak: Gunung Merapi adalah satu gunung api teraktif di dunia yang memiliki siklus erupsi berkala antara dua hingga tujuh tahun sekali. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat harus mengungsi secara periodik. Masyarakat diungsikan ke bangunan publik seperti barak, balai desa, gedung serbaguna dan gedung olahraga yang tidak dirancang sebagai bangunan evakuasi sementara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengatur standar kebutuhan minimal terkait bangunan evakuasi sesuai yang tertuang pada Perka BNPB No. 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar sebagai panduan dalam pemberian bantuan guna memenuhi kebutuhan dasar korban bencana secara terkoordinasi, efektif, dan akuntabel. Penelitian ini bertujuan melihat derajat kesesuaian fisik bangunan publik sebagai bangunan evakuasi berdasarkan standard yang telah ada. Penelitian dilakukan pada 30 bangunan publik yang terdapat di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Pada penelitian ini ditemukan, bangunan pemerintahan (balaidesa dan kantor kecamatan) memiliki potensi yang tinggi dialihfungsikan menjadi bangunan evakuasi sementara. Fasilitas proteksi kebakaran dan kamar mandi perlu ditambahkan sesuai dengan kapasitas yang direncanakan. Pengawasan dan perencanaan terpadu dalam membangun fasilitas publik yang mengakomodasi persyaratan sebagai tempat evakuasi sementara sangat penting untuk memfungsikan bangunan publik sebagai tempat evakuasi sementara.Kata Kunci: bangunan publik, tempat evakuasi sementara, bencana alam, kelayakan
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信