{"title":"不幸的是,泉水处不断出现生态危机","authors":"Ardhie Raditya, Muhammad Haji Noh","doi":"10.52046/jssh.v2i2.1143","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Krisis ekologi tidak pernah independen, tetapi interdependensi. Alam menyediakan segala kebutuhan hajat hidup masyarakat, dan masyarakat berkewajiban merawat keberlangsungan hidup alam. Pada kenyataannya, relasi ideal dan saling menguntungkan bagi kehidupan masa depan kedua pihak ini sering merugikan alam, karena alam tidak pernah diposisikan setara dengan hidup manusia. Dengan memakai metode kualitatif deskriptif-kritis, data menunjukkan adanya relasi ketimpangan atau berat sebelah yang sering banyak merugikan alam disebabkan gagalnya kekuatan rasionalitas dan kepekaan ekologi manusia modern. Hal ini menciptakan krisis ekologi berganda di destinasi ekowisata, seperti di situs mata air di Malang. Sampah berserakan, bahasa-bahasa kontrol sosial bagi pelestarian lingkungan, dan gagalnya teknologi pembangunan memberi manfaat bagi pengunjung ekowisata adalah fenomena krisis ekologi berganda yang terus bekerja.","PeriodicalId":262770,"journal":{"name":"JURNAL SAINS, SOSIAL DAN HUMANIORA (JSSH)","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Krisis Ekologi Berganda Di Situs Mata Air, Malang\",\"authors\":\"Ardhie Raditya, Muhammad Haji Noh\",\"doi\":\"10.52046/jssh.v2i2.1143\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Krisis ekologi tidak pernah independen, tetapi interdependensi. Alam menyediakan segala kebutuhan hajat hidup masyarakat, dan masyarakat berkewajiban merawat keberlangsungan hidup alam. Pada kenyataannya, relasi ideal dan saling menguntungkan bagi kehidupan masa depan kedua pihak ini sering merugikan alam, karena alam tidak pernah diposisikan setara dengan hidup manusia. Dengan memakai metode kualitatif deskriptif-kritis, data menunjukkan adanya relasi ketimpangan atau berat sebelah yang sering banyak merugikan alam disebabkan gagalnya kekuatan rasionalitas dan kepekaan ekologi manusia modern. Hal ini menciptakan krisis ekologi berganda di destinasi ekowisata, seperti di situs mata air di Malang. Sampah berserakan, bahasa-bahasa kontrol sosial bagi pelestarian lingkungan, dan gagalnya teknologi pembangunan memberi manfaat bagi pengunjung ekowisata adalah fenomena krisis ekologi berganda yang terus bekerja.\",\"PeriodicalId\":262770,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL SAINS, SOSIAL DAN HUMANIORA (JSSH)\",\"volume\":\"39 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL SAINS, SOSIAL DAN HUMANIORA (JSSH)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.52046/jssh.v2i2.1143\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SAINS, SOSIAL DAN HUMANIORA (JSSH)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52046/jssh.v2i2.1143","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Krisis ekologi tidak pernah independen, tetapi interdependensi. Alam menyediakan segala kebutuhan hajat hidup masyarakat, dan masyarakat berkewajiban merawat keberlangsungan hidup alam. Pada kenyataannya, relasi ideal dan saling menguntungkan bagi kehidupan masa depan kedua pihak ini sering merugikan alam, karena alam tidak pernah diposisikan setara dengan hidup manusia. Dengan memakai metode kualitatif deskriptif-kritis, data menunjukkan adanya relasi ketimpangan atau berat sebelah yang sering banyak merugikan alam disebabkan gagalnya kekuatan rasionalitas dan kepekaan ekologi manusia modern. Hal ini menciptakan krisis ekologi berganda di destinasi ekowisata, seperti di situs mata air di Malang. Sampah berserakan, bahasa-bahasa kontrol sosial bagi pelestarian lingkungan, dan gagalnya teknologi pembangunan memberi manfaat bagi pengunjung ekowisata adalah fenomena krisis ekologi berganda yang terus bekerja.