{"title":"比较可可商业(Theobroma Cacao l)在na加里海沟(案例研究:农民参与和非参与者SL-PHT)","authors":"Farid Rahman Tibi, Hasnah Hasnah, Yenni Oktavia","doi":"10.25077/joseta.v1i2.154","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara pertanian kakao yang mengimplementasikan kegiatan SLPHT dengan Non-SLPHT. Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Hama Terpadu atau SLPHT adalah metode penyuluhan atau bentuk pendidikan non-formal yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik oleh andragogi, partisipasi oleh petani dan mulai dari pendekatan bottom-up. Pilihan lokasi penelitian ini diambil dengan metode purposive di Nagari Balimbiang, Kecamatan Rambatan. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampel total 30 peserta SLPHT dalam sensus dan 30 peserta non-SLPHT secara acak dari total populasi 562 orang di Kenagarian Balimbiang Kabupaten Rambatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara teknik budidaya kakao SLPHT dengan non SLPHT, perbedaannya adalah ada teknik sambung samping dalam kegiatan SLPHT. Penghasilan rata-rata yang diterima oleh peserta SL dan peserta non-SL adalah Rp33.846.955,22 / Ha / Tahun dan Rp. 23.693.666,39 / Ha / Tahun. Keuntungan rata-rata yang diterima petani yang berpartisipasi dalam SLPHT dengan peserta non-SLPHT adalah Rp. 12.811.345,35 / Ha / Tahun dan Rp. 4.624.824.08 / Ha / Tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan dan keuntungan petani kakao SLPHT dan non SLPHT karena nilai untuk T Dihitung ≥ T Tabel. Kebun kakao SLPHT dan non SLPHT layak karena R / C 1 adalah 1,84 dan 1,38. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar petani memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan teknik budidaya dengan baik, sehingga mereka dapat mencapai hasil dan keuntungan maksimal.","PeriodicalId":120622,"journal":{"name":"JOSETA: Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Perbandingan Usaha Tani Kakao (Theobroma Cacao l ) di Nagari Belimbing Tanah Datar (Studi Kasus : Petani Peserta dan Non-Peserta SL-PHT)\",\"authors\":\"Farid Rahman Tibi, Hasnah Hasnah, Yenni Oktavia\",\"doi\":\"10.25077/joseta.v1i2.154\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara pertanian kakao yang mengimplementasikan kegiatan SLPHT dengan Non-SLPHT. Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Hama Terpadu atau SLPHT adalah metode penyuluhan atau bentuk pendidikan non-formal yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik oleh andragogi, partisipasi oleh petani dan mulai dari pendekatan bottom-up. Pilihan lokasi penelitian ini diambil dengan metode purposive di Nagari Balimbiang, Kecamatan Rambatan. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampel total 30 peserta SLPHT dalam sensus dan 30 peserta non-SLPHT secara acak dari total populasi 562 orang di Kenagarian Balimbiang Kabupaten Rambatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara teknik budidaya kakao SLPHT dengan non SLPHT, perbedaannya adalah ada teknik sambung samping dalam kegiatan SLPHT. Penghasilan rata-rata yang diterima oleh peserta SL dan peserta non-SL adalah Rp33.846.955,22 / Ha / Tahun dan Rp. 23.693.666,39 / Ha / Tahun. Keuntungan rata-rata yang diterima petani yang berpartisipasi dalam SLPHT dengan peserta non-SLPHT adalah Rp. 12.811.345,35 / Ha / Tahun dan Rp. 4.624.824.08 / Ha / Tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan dan keuntungan petani kakao SLPHT dan non SLPHT karena nilai untuk T Dihitung ≥ T Tabel. Kebun kakao SLPHT dan non SLPHT layak karena R / C 1 adalah 1,84 dan 1,38. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar petani memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan teknik budidaya dengan baik, sehingga mereka dapat mencapai hasil dan keuntungan maksimal.\",\"PeriodicalId\":120622,\"journal\":{\"name\":\"JOSETA: Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-08-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JOSETA: Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25077/joseta.v1i2.154\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JOSETA: Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25077/joseta.v1i2.154","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究旨在了解可可豆农业与非SLPHT活动之间的比较。综合害虫防治学校活动或SLPHT是一种教育方法或一种非正规教育形式,由农民参与,从自下而上开始。该研究的地点选择是在Nagari balimsend的purposive方法拍摄的。该研究采用了一种调查方法,在ramdam区562名居民中,平均样本为30名SLPHT参与者,随机样本为30名非SLPHT参与者。这项研究的结果表明,可可油栽培技术与非SLPHT技术之间的差异在于SLPHT活动中存在一种附加技术。SL和非sl参与者的平均收入是rp33,846955,22 / Ha / Ha年数和$ 2369666,39 / Ha / Ha。与非SLPHT参与者一起参加SLPHT的农民获得的平均收益是Rp. 12,81135,35 / Ha / Ha年,Rp. 4624.824.08 / Ha / Ha。化验结果统计数据显示,有显著的区别SLPHT可可农民收入和利润而非SLPHT用T≥T表计算的值。可可花园SLPHT和非SLPHT是值得的,因为R / C 1是1.84和1.38。根据这项研究,建议农民将注意力集中在培养技术上,以便他们能够取得最大的成果和利润。
Analisis Perbandingan Usaha Tani Kakao (Theobroma Cacao l ) di Nagari Belimbing Tanah Datar (Studi Kasus : Petani Peserta dan Non-Peserta SL-PHT)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara pertanian kakao yang mengimplementasikan kegiatan SLPHT dengan Non-SLPHT. Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Hama Terpadu atau SLPHT adalah metode penyuluhan atau bentuk pendidikan non-formal yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik oleh andragogi, partisipasi oleh petani dan mulai dari pendekatan bottom-up. Pilihan lokasi penelitian ini diambil dengan metode purposive di Nagari Balimbiang, Kecamatan Rambatan. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampel total 30 peserta SLPHT dalam sensus dan 30 peserta non-SLPHT secara acak dari total populasi 562 orang di Kenagarian Balimbiang Kabupaten Rambatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara teknik budidaya kakao SLPHT dengan non SLPHT, perbedaannya adalah ada teknik sambung samping dalam kegiatan SLPHT. Penghasilan rata-rata yang diterima oleh peserta SL dan peserta non-SL adalah Rp33.846.955,22 / Ha / Tahun dan Rp. 23.693.666,39 / Ha / Tahun. Keuntungan rata-rata yang diterima petani yang berpartisipasi dalam SLPHT dengan peserta non-SLPHT adalah Rp. 12.811.345,35 / Ha / Tahun dan Rp. 4.624.824.08 / Ha / Tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan dan keuntungan petani kakao SLPHT dan non SLPHT karena nilai untuk T Dihitung ≥ T Tabel. Kebun kakao SLPHT dan non SLPHT layak karena R / C 1 adalah 1,84 dan 1,38. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar petani memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan teknik budidaya dengan baik, sehingga mereka dapat mencapai hasil dan keuntungan maksimal.