印度尼西亚环境冲突中妇女的患病率

Mustabsyirotul Ummah Mustofa, M. D. K. Raudya, Jian Ayune Sundul Langit, Pupoes Biworo
{"title":"印度尼西亚环境冲突中妇女的患病率","authors":"Mustabsyirotul Ummah Mustofa, M. D. K. Raudya, Jian Ayune Sundul Langit, Pupoes Biworo","doi":"10.33019/jpi.v5i1.107","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Konflik lingkungan menjadi persoalan yang sering dijumpai diberbagai wilayah di Indonesia, yang diantaranya terjadi di Kendeng dan Sangihe. Jika melihat dampak dari konflik lingkungan, tentunya hal tersebut mengancam seluruh masyarakat tanpa memandang suatu gender yang terdapat dalam objek sengketa tersebut. Meski begitu, konflik lingkungan kerap diidentikan sebagai sesuatu yang \"maskulin\". Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini berupaya mendeskripsikan bagaimana resiliensi perempuan dalam konflik lingkungan yang terjadi di Kendeng dan Sangihe. Disamping itu, penelitian ini juga berupaya melihat bagaimana kaitan antara narasi ekofeminisme yang beraneka ragam dengan praktik resiliensi yang dilakukan oleh perempuan dalam konteks konflik lingkungan. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan unit analisis dua film dokumenter milik Watchdoc dengan judul “Samin vs Semen” dan “Sangihe Melawan” yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam gerakan perlawanan terhadap konflik lingkungan baik di Kendeng dan Sangihe dideterminasi oleh rasa kepemilikan akan lingkungan atau alam yang menjadi sarana pemenuhan kebutuhan material masyarakat setempat. Hasil penelitian lainnya ialah terdapat perbedaan narasi ekofeminisme yang terdapat dalam kedua gerakan tersebut, dengan gerakan di Kendeng yang lebih mengarah pada ekofeminisme spiritual dan gerakan di Sangihe yang lebih mengarah pada ekofeminisme transformatif. Meski terdapat perbedaan dalam hal narasi ekofeminisme, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal praktik resiliensi yang dilakukan oleh perempuan baik di Kendeng maupun Sangihe.","PeriodicalId":396323,"journal":{"name":"Journal of Political Issues","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Resiliensi Perempuan dalam Konflik Lingkungan di Indonesia\",\"authors\":\"Mustabsyirotul Ummah Mustofa, M. D. K. Raudya, Jian Ayune Sundul Langit, Pupoes Biworo\",\"doi\":\"10.33019/jpi.v5i1.107\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Konflik lingkungan menjadi persoalan yang sering dijumpai diberbagai wilayah di Indonesia, yang diantaranya terjadi di Kendeng dan Sangihe. Jika melihat dampak dari konflik lingkungan, tentunya hal tersebut mengancam seluruh masyarakat tanpa memandang suatu gender yang terdapat dalam objek sengketa tersebut. Meski begitu, konflik lingkungan kerap diidentikan sebagai sesuatu yang \\\"maskulin\\\". Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini berupaya mendeskripsikan bagaimana resiliensi perempuan dalam konflik lingkungan yang terjadi di Kendeng dan Sangihe. Disamping itu, penelitian ini juga berupaya melihat bagaimana kaitan antara narasi ekofeminisme yang beraneka ragam dengan praktik resiliensi yang dilakukan oleh perempuan dalam konteks konflik lingkungan. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan unit analisis dua film dokumenter milik Watchdoc dengan judul “Samin vs Semen” dan “Sangihe Melawan” yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam gerakan perlawanan terhadap konflik lingkungan baik di Kendeng dan Sangihe dideterminasi oleh rasa kepemilikan akan lingkungan atau alam yang menjadi sarana pemenuhan kebutuhan material masyarakat setempat. Hasil penelitian lainnya ialah terdapat perbedaan narasi ekofeminisme yang terdapat dalam kedua gerakan tersebut, dengan gerakan di Kendeng yang lebih mengarah pada ekofeminisme spiritual dan gerakan di Sangihe yang lebih mengarah pada ekofeminisme transformatif. Meski terdapat perbedaan dalam hal narasi ekofeminisme, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal praktik resiliensi yang dilakukan oleh perempuan baik di Kendeng maupun Sangihe.\",\"PeriodicalId\":396323,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Political Issues\",\"volume\":\"36 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-07-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Political Issues\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33019/jpi.v5i1.107\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Political Issues","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33019/jpi.v5i1.107","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

环境冲突是印尼不同地区常见的问题,其中包括Kendeng和Sangihe。如果考虑到环境冲突的影响,它肯定会威胁到整个社会,而不考虑该问题的性别。尽管如此,环境冲突通常被定义为“男性化”。在此之前,该研究试图描述Kendeng和Sangihe环境冲突中的女性存在的可能性。此外,本研究还试图弄清楚,不同程度的生态女权主义叙事与环境冲突中女性的静力行为之间的联系。研究人员使用了一种定性研究,该小组使用了Watchdoc对两部纪录片的分析单元,标题为“Samin vs水泥”和“Sangihe”,将使用内容分析技术进行分析。研究结果表明,登登和僧伽和丹岛环境冲突运动中的妇女角色被当地物质需求满足的环境或自然的所有权所推定。另一项研究发现,这两种运动的生态女权主义叙事存在差异,后者的运动更倾向于精神生态女权主义,僧伽运动更倾向于变革生态女权主义。尽管生态女权主义叙事存在差异,但Kendeng和Sangihe女性的回归做法却没有显著差异。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Resiliensi Perempuan dalam Konflik Lingkungan di Indonesia
Konflik lingkungan menjadi persoalan yang sering dijumpai diberbagai wilayah di Indonesia, yang diantaranya terjadi di Kendeng dan Sangihe. Jika melihat dampak dari konflik lingkungan, tentunya hal tersebut mengancam seluruh masyarakat tanpa memandang suatu gender yang terdapat dalam objek sengketa tersebut. Meski begitu, konflik lingkungan kerap diidentikan sebagai sesuatu yang "maskulin". Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini berupaya mendeskripsikan bagaimana resiliensi perempuan dalam konflik lingkungan yang terjadi di Kendeng dan Sangihe. Disamping itu, penelitian ini juga berupaya melihat bagaimana kaitan antara narasi ekofeminisme yang beraneka ragam dengan praktik resiliensi yang dilakukan oleh perempuan dalam konteks konflik lingkungan. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan unit analisis dua film dokumenter milik Watchdoc dengan judul “Samin vs Semen” dan “Sangihe Melawan” yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam gerakan perlawanan terhadap konflik lingkungan baik di Kendeng dan Sangihe dideterminasi oleh rasa kepemilikan akan lingkungan atau alam yang menjadi sarana pemenuhan kebutuhan material masyarakat setempat. Hasil penelitian lainnya ialah terdapat perbedaan narasi ekofeminisme yang terdapat dalam kedua gerakan tersebut, dengan gerakan di Kendeng yang lebih mengarah pada ekofeminisme spiritual dan gerakan di Sangihe yang lebih mengarah pada ekofeminisme transformatif. Meski terdapat perbedaan dalam hal narasi ekofeminisme, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal praktik resiliensi yang dilakukan oleh perempuan baik di Kendeng maupun Sangihe.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信