{"title":"匹配“tanak SAMUA BASUDARA”(基于马纳多地方的DAKWAH管理)","authors":"Rahman Mantu","doi":"10.30984/PP.V19I2.731","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Manado as one region which dwelt by moslem society the few has a lot of constraint deeping to develop and carries on religions life, one of it namely activity missionizes, it is caused because attitude streotype (bad think) people non moslem (majority) to moslem is still so strength. To muffle it skilled workers missionizes in each its mission activity tries to dig up local wisdom points that interconnection with prinisip in Islamic teaching that tassammuh (lenient), amongst those is local terminology “ Torang Samua Basudara ” (We all are brothers). This article utilize teoritik Koentjaraningrat's perspective about formula tripatri culture, where is local wisdom as elemental as social cohesion lasing in multicultural's society. Writer tries to lift this theme because at there are many frequent mission place is utilized as media to attack and sees or behalf with agglomerate another one. skilled workers missionizes then become happening trigger actor it conflict. In research, writer finds that management missionizes to get local wisdom basis this have contribution that really significant in render placating life and on good terms at Manado's city. Management missionizes to get local wisdom basis this ought to continually been developed as one strategy which its aim build interfaith harmonious relationship at region. Keywords:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan Lokal, Torang Samua Basudara.Manado sebagai sebuah daerah yang dihuni oleh minoritas masyarakat muslim mempunyai banyak kendala dalam mengembangkan serta menjalankan kehidupan keagamaannya, salah satunya yakni aktivitas dakwah, hal ini disebabkan karena sikap streotype (prasangka buruk) umat non-muslim (mayoritas) terhadap muslim masih begitu kuat. Untuk meredamnya para juru dakwah dalam setiap aktivitas dakwahnya coba menggali nilai-nilai kearifan lokal yang diinterkoneksikan dengan prinisip dalam ajaran Islam yang tassammuh (toleran), diantaranya adalah istilah lokal “Torang Samua Basudara” (Kita semua bersaudara).Artikel ini menggunakan perspektif teoritik Koentjaraningrat tentang rumusan tripatri kebudayaan, dimana kearifan lokal sebagai unsur penguat kohesi sosial dalam masyarakat multikultural. Penulis coba mengangkat tema ini karena di banyak tempat dakwah sering digunakan sebagai media untuk menyerang dan mendiskreditkan kelompok yang berseberangan paham atau kepentingan dengan kelompok yang lain. para juru dakwah kemudian menjadi aktor pemicu terjadinya konflik. Dalam penelitian, penulis menemukan bahwa manajemen dakwah berbasis kearifan lokal ini punya kontribusi yang sangat signifikan dalam mewujudkan kehidupan yang damai dan rukun di kota Manado. Manajemen dakwah berbasis kearifan lokal ini harusnya terus dikembangkan sebagai sebuah strategi yang tujuannya membangun hubungan harmonis antar agama di daerah. Kata Kunci:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan Lokal, Torang Samua Basudara.","PeriodicalId":350259,"journal":{"name":"Potret Pemikiran","volume":"2003 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":"{\"title\":\"MEMAKNAI “TORANG SAMUA BASUDARA” (MANAJEMEN DAKWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KOTA MANADO)\",\"authors\":\"Rahman Mantu\",\"doi\":\"10.30984/PP.V19I2.731\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Manado as one region which dwelt by moslem society the few has a lot of constraint deeping to develop and carries on religions life, one of it namely activity missionizes, it is caused because attitude streotype (bad think) people non moslem (majority) to moslem is still so strength. To muffle it skilled workers missionizes in each its mission activity tries to dig up local wisdom points that interconnection with prinisip in Islamic teaching that tassammuh (lenient), amongst those is local terminology “ Torang Samua Basudara ” (We all are brothers). This article utilize teoritik Koentjaraningrat's perspective about formula tripatri culture, where is local wisdom as elemental as social cohesion lasing in multicultural's society. Writer tries to lift this theme because at there are many frequent mission place is utilized as media to attack and sees or behalf with agglomerate another one. skilled workers missionizes then become happening trigger actor it conflict. In research, writer finds that management missionizes to get local wisdom basis this have contribution that really significant in render placating life and on good terms at Manado's city. Management missionizes to get local wisdom basis this ought to continually been developed as one strategy which its aim build interfaith harmonious relationship at region. Keywords:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan Lokal, Torang Samua Basudara.Manado sebagai sebuah daerah yang dihuni oleh minoritas masyarakat muslim mempunyai banyak kendala dalam mengembangkan serta menjalankan kehidupan keagamaannya, salah satunya yakni aktivitas dakwah, hal ini disebabkan karena sikap streotype (prasangka buruk) umat non-muslim (mayoritas) terhadap muslim masih begitu kuat. Untuk meredamnya para juru dakwah dalam setiap aktivitas dakwahnya coba menggali nilai-nilai kearifan lokal yang diinterkoneksikan dengan prinisip dalam ajaran Islam yang tassammuh (toleran), diantaranya adalah istilah lokal “Torang Samua Basudara” (Kita semua bersaudara).Artikel ini menggunakan perspektif teoritik Koentjaraningrat tentang rumusan tripatri kebudayaan, dimana kearifan lokal sebagai unsur penguat kohesi sosial dalam masyarakat multikultural. Penulis coba mengangkat tema ini karena di banyak tempat dakwah sering digunakan sebagai media untuk menyerang dan mendiskreditkan kelompok yang berseberangan paham atau kepentingan dengan kelompok yang lain. para juru dakwah kemudian menjadi aktor pemicu terjadinya konflik. Dalam penelitian, penulis menemukan bahwa manajemen dakwah berbasis kearifan lokal ini punya kontribusi yang sangat signifikan dalam mewujudkan kehidupan yang damai dan rukun di kota Manado. Manajemen dakwah berbasis kearifan lokal ini harusnya terus dikembangkan sebagai sebuah strategi yang tujuannya membangun hubungan harmonis antar agama di daerah. Kata Kunci:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan Lokal, Torang Samua Basudara.\",\"PeriodicalId\":350259,\"journal\":{\"name\":\"Potret Pemikiran\",\"volume\":\"2003 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-12-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"4\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Potret Pemikiran\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30984/PP.V19I2.731\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Potret Pemikiran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/PP.V19I2.731","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
摘要
万纳多作为穆斯林社会居住的少数地区之一,在发展和进行宗教生活方面有着许多深刻的制约,其中之一就是活动传教,这是由于非穆斯林(多数)人对穆斯林的态度成见(不良思想)造成的。为了让技术工人在每一次传教活动中都努力挖掘当地的智慧点,这些智慧点与伊斯兰教义中的原则相联系,即tassammuh(宽容),其中包括当地的术语“Torang Samua Basudara”(我们都是兄弟)。本文运用了teoritik Koentjaraningrat关于公式tripatrii文化的观点,在多元文化社会中,地方智慧与社会凝聚力一样重要。笔者试图提起这一主题,是因为在有许多频繁的任务场所被用作媒体攻击和观看或代表与聚集另一个。技术工人传教则成为发生冲突的触发者。笔者在研究中发现,管理传教得到地方智慧的基础,这对使万鸦老的城市平民化和和睦相处确有重大贡献。以获取地方智慧为基础的管理使命,应作为一种战略不断发展,其目标是在区域内建立宗教间的和谐关系。关键词:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan localal, Torang Samua BasudaraManado sebagai sebuah daerah yang dihuni oleh少数民族masyarakat穆斯林mempunyai banyak kendala dalam mengembangkan serta menjalankan kehidupan keagamaannya, salah satunya yakni aktivitas dakwah, halini disebabkan karena sikap刻板印象(prasangka buruk) umat非穆斯林(mayoritas) hadap穆斯林masih begitu kuat。Untuk meredamnya para juru dakwah dalam setiap aktivitas dakwahnya coba menggali nilai-nilai kearifan本地yang diinterkoneksikan dengan prinisip dalam ajaran Islam yang tassammuh(宽容),diantaranya adalah istilah本地“Torang Samua Basudara”(Kita semua bersaudara)。Artikel ini menggunakan观点,koentjaraninggrat tententenuman tripatri kebudayaan, dimana kearifan当地sebagai unsur企鹅kohesi社会dalam masyarakat多元文化。Penulis coba mengangkat tema ini karena di banyak tempat dakwah服务于digunakan sebagai媒体untuk menyang danmendiskreditkan kelompok yang berseberangan paham atau kettingan和dengan kelompok yang lain。Para juru dakwah kemudian menjadi aktor pemicu terjadinya konflik。Dalam penelitian, penulis menemukan, baulis menemukan, baajemen, dakwah, berji, kehidupan, yang damai, danrukun di kota Manado。Manajemen dakwah berbasis kearifan lokal ini harusnya terus dikembangkan sebagai sebuah strategi杨tujuannya membangun hubungan harmonis安塔尔di daerah蜥蜴。Kata Kunci:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan localal, Torang Samua Basudara。
MEMAKNAI “TORANG SAMUA BASUDARA” (MANAJEMEN DAKWAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KOTA MANADO)
Manado as one region which dwelt by moslem society the few has a lot of constraint deeping to develop and carries on religions life, one of it namely activity missionizes, it is caused because attitude streotype (bad think) people non moslem (majority) to moslem is still so strength. To muffle it skilled workers missionizes in each its mission activity tries to dig up local wisdom points that interconnection with prinisip in Islamic teaching that tassammuh (lenient), amongst those is local terminology “ Torang Samua Basudara ” (We all are brothers). This article utilize teoritik Koentjaraningrat's perspective about formula tripatri culture, where is local wisdom as elemental as social cohesion lasing in multicultural's society. Writer tries to lift this theme because at there are many frequent mission place is utilized as media to attack and sees or behalf with agglomerate another one. skilled workers missionizes then become happening trigger actor it conflict. In research, writer finds that management missionizes to get local wisdom basis this have contribution that really significant in render placating life and on good terms at Manado's city. Management missionizes to get local wisdom basis this ought to continually been developed as one strategy which its aim build interfaith harmonious relationship at region. Keywords:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan Lokal, Torang Samua Basudara.Manado sebagai sebuah daerah yang dihuni oleh minoritas masyarakat muslim mempunyai banyak kendala dalam mengembangkan serta menjalankan kehidupan keagamaannya, salah satunya yakni aktivitas dakwah, hal ini disebabkan karena sikap streotype (prasangka buruk) umat non-muslim (mayoritas) terhadap muslim masih begitu kuat. Untuk meredamnya para juru dakwah dalam setiap aktivitas dakwahnya coba menggali nilai-nilai kearifan lokal yang diinterkoneksikan dengan prinisip dalam ajaran Islam yang tassammuh (toleran), diantaranya adalah istilah lokal “Torang Samua Basudara” (Kita semua bersaudara).Artikel ini menggunakan perspektif teoritik Koentjaraningrat tentang rumusan tripatri kebudayaan, dimana kearifan lokal sebagai unsur penguat kohesi sosial dalam masyarakat multikultural. Penulis coba mengangkat tema ini karena di banyak tempat dakwah sering digunakan sebagai media untuk menyerang dan mendiskreditkan kelompok yang berseberangan paham atau kepentingan dengan kelompok yang lain. para juru dakwah kemudian menjadi aktor pemicu terjadinya konflik. Dalam penelitian, penulis menemukan bahwa manajemen dakwah berbasis kearifan lokal ini punya kontribusi yang sangat signifikan dalam mewujudkan kehidupan yang damai dan rukun di kota Manado. Manajemen dakwah berbasis kearifan lokal ini harusnya terus dikembangkan sebagai sebuah strategi yang tujuannya membangun hubungan harmonis antar agama di daerah. Kata Kunci:Manajemen Dakwah, Juru Dakwah, Toleran, Kearifan Lokal, Torang Samua Basudara.