Joko Nugroho, Indratmo Soekarno, F. Yunita, Arno Adi Kuntoro
{"title":"根据实验室规模实验,对覆盖火山灰覆盖山坡的混浊率进行了研究","authors":"Joko Nugroho, Indratmo Soekarno, F. Yunita, Arno Adi Kuntoro","doi":"10.32679/jsda.v18i1.744","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif, sehingga risiko bencana terkait gunung berapi tinggi. Banjir lahar merupakan bencana sekunder yang terjadi pasca erupsi gunung berapi yang dipicu oleh hujan akibat material erupsi terbawa oleh aliran hujan ke hilir. Pasca erupsi, terjadi perubahan karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cenderung signifikan, terutama pada tutupan lahan, kemiringan lereng dan material erupsi. Hal ini mengakibatkan peningkatan kemungkinan terjadinya banjir lahar. Beberapa penelitian mengindikasikan peningkatan limpasan permukaan (runoff) akibat terhambatnya infiltrasi oleh endapan abu vulkanik pada lereng. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lapisan abu vulkanik pada lereng terhadap laju infiltrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental uji model hidraulik (UMH) berupa demonstration plot (demplot) skala laboratorium, dimana parameter yang ditinjau meliputi kemiringan lereng, ketebalan abu vulkanik serta intensitas hujan. Dari penelitian ini diperoleh laju infiltrasi pada lereng yang tertutup abu vulkanik menurun oleh ketebalan lapisan abu vulkanik dengan rata-rata penurunan rasio infiltrasi terhadap total hujan sekitar 1,6% per 1 cm ketebalan abu vulkanik. Selain itu, penurunan laju infiltrasi per 1 cm ketebalan abu vulkanik pada lereng dengan kemiringan 80 lebih tinggi (2,3%), dibandingkan lereng 150 (0,7%). Model infiltrasi Philip memberikan hasil yang lebih mendekati data pengukuran aktual dibandingkan model infiltrasi Green-Ampt. Parameter yang signifikan dalam mempengaruhi laju infiltrasi pada lapisan abu vulkanik dengan model Philip berdasarkan analisis sensitivitas adalah sorptivitas.Kata Kunci: Laju infiltrasi, Philip, Green-Ampt, abu vulkanik, uji model fisik.","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KAJIAN LAJU INFILTRASI PADA LERENG YANG TERTUTUP ABU VULKANIK BERDASARKAN EKSPERIMEN SKALA LABORATORIUM\",\"authors\":\"Joko Nugroho, Indratmo Soekarno, F. Yunita, Arno Adi Kuntoro\",\"doi\":\"10.32679/jsda.v18i1.744\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif, sehingga risiko bencana terkait gunung berapi tinggi. Banjir lahar merupakan bencana sekunder yang terjadi pasca erupsi gunung berapi yang dipicu oleh hujan akibat material erupsi terbawa oleh aliran hujan ke hilir. Pasca erupsi, terjadi perubahan karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cenderung signifikan, terutama pada tutupan lahan, kemiringan lereng dan material erupsi. Hal ini mengakibatkan peningkatan kemungkinan terjadinya banjir lahar. Beberapa penelitian mengindikasikan peningkatan limpasan permukaan (runoff) akibat terhambatnya infiltrasi oleh endapan abu vulkanik pada lereng. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lapisan abu vulkanik pada lereng terhadap laju infiltrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental uji model hidraulik (UMH) berupa demonstration plot (demplot) skala laboratorium, dimana parameter yang ditinjau meliputi kemiringan lereng, ketebalan abu vulkanik serta intensitas hujan. Dari penelitian ini diperoleh laju infiltrasi pada lereng yang tertutup abu vulkanik menurun oleh ketebalan lapisan abu vulkanik dengan rata-rata penurunan rasio infiltrasi terhadap total hujan sekitar 1,6% per 1 cm ketebalan abu vulkanik. Selain itu, penurunan laju infiltrasi per 1 cm ketebalan abu vulkanik pada lereng dengan kemiringan 80 lebih tinggi (2,3%), dibandingkan lereng 150 (0,7%). Model infiltrasi Philip memberikan hasil yang lebih mendekati data pengukuran aktual dibandingkan model infiltrasi Green-Ampt. Parameter yang signifikan dalam mempengaruhi laju infiltrasi pada lapisan abu vulkanik dengan model Philip berdasarkan analisis sensitivitas adalah sorptivitas.Kata Kunci: Laju infiltrasi, Philip, Green-Ampt, abu vulkanik, uji model fisik.\",\"PeriodicalId\":409496,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL SUMBER DAYA AIR\",\"volume\":\"15 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-05-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL SUMBER DAYA AIR\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32679/jsda.v18i1.744\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32679/jsda.v18i1.744","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KAJIAN LAJU INFILTRASI PADA LERENG YANG TERTUTUP ABU VULKANIK BERDASARKAN EKSPERIMEN SKALA LABORATORIUM
Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif, sehingga risiko bencana terkait gunung berapi tinggi. Banjir lahar merupakan bencana sekunder yang terjadi pasca erupsi gunung berapi yang dipicu oleh hujan akibat material erupsi terbawa oleh aliran hujan ke hilir. Pasca erupsi, terjadi perubahan karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cenderung signifikan, terutama pada tutupan lahan, kemiringan lereng dan material erupsi. Hal ini mengakibatkan peningkatan kemungkinan terjadinya banjir lahar. Beberapa penelitian mengindikasikan peningkatan limpasan permukaan (runoff) akibat terhambatnya infiltrasi oleh endapan abu vulkanik pada lereng. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lapisan abu vulkanik pada lereng terhadap laju infiltrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental uji model hidraulik (UMH) berupa demonstration plot (demplot) skala laboratorium, dimana parameter yang ditinjau meliputi kemiringan lereng, ketebalan abu vulkanik serta intensitas hujan. Dari penelitian ini diperoleh laju infiltrasi pada lereng yang tertutup abu vulkanik menurun oleh ketebalan lapisan abu vulkanik dengan rata-rata penurunan rasio infiltrasi terhadap total hujan sekitar 1,6% per 1 cm ketebalan abu vulkanik. Selain itu, penurunan laju infiltrasi per 1 cm ketebalan abu vulkanik pada lereng dengan kemiringan 80 lebih tinggi (2,3%), dibandingkan lereng 150 (0,7%). Model infiltrasi Philip memberikan hasil yang lebih mendekati data pengukuran aktual dibandingkan model infiltrasi Green-Ampt. Parameter yang signifikan dalam mempengaruhi laju infiltrasi pada lapisan abu vulkanik dengan model Philip berdasarkan analisis sensitivitas adalah sorptivitas.Kata Kunci: Laju infiltrasi, Philip, Green-Ampt, abu vulkanik, uji model fisik.