{"title":"上下波动类型","authors":"Winda Harsanti, Susapto, Moh. Charits, Politeknik, Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta, Malang","doi":"10.33795/jtia.v3i1.104","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Loncatan air merupakan keadaan yang terjadi ketika terjadi perubahan tipe aliran dari super kritis menjadi aliran sub kritis. Peristiwa ini ini umumnya disertai dengan turbulensi yang cukup besar, yang dapat terjadi di hilir pintu air, di hilir pelimpah dan juga di lokasi yang kemiringan dasar salurannya berubah secara mendadak, yaitu dari kemiringan terjal menuju ke kemiringan yang landau. Hal ini yang juga terjadi pada ambang gerigi, yaitu bangunan ambang pada bendung yang merupakan modifikasi dari ambang gergaji. Untuk mengetahui tipe loncatan air yang terjadi maka besarnya angka Froude aliran dihitung pada masing-masing ambang gerigi. Penelitian dilakukan pada model saluran terbuka dan dilaukan pengukuran pada model ini untuk mendapatkan besarnya aliran debit pada ambang gerigi. Simulasi untuk kedalaman lantai ambang dilakukan pada delapan variasi kedalaman. Bentuk ambang yang digunakan adalah ambang gerigi 2, 3 dan 4. Dari hasil perhitungan tersebut, didapatkan angka Froude terkecil terjadi pada ambang gerigi 2 sebesar 10,874 dan angka Froude terbesar pada ambang gerigi 4 sebesar 12,796. Berdasarkan angka Froude untuk ambang gerigi 2, 3 maupun 4, dimana semua nilai di atas 9, maka tipe loncatan air untuk semua ambang adalah loncatan kuat.","PeriodicalId":403475,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TIPE LONCATAN AIR PADA AMBANG GERIGI\",\"authors\":\"Winda Harsanti, Susapto, Moh. Charits, Politeknik, Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta, Malang\",\"doi\":\"10.33795/jtia.v3i1.104\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Loncatan air merupakan keadaan yang terjadi ketika terjadi perubahan tipe aliran dari super kritis menjadi aliran sub kritis. Peristiwa ini ini umumnya disertai dengan turbulensi yang cukup besar, yang dapat terjadi di hilir pintu air, di hilir pelimpah dan juga di lokasi yang kemiringan dasar salurannya berubah secara mendadak, yaitu dari kemiringan terjal menuju ke kemiringan yang landau. Hal ini yang juga terjadi pada ambang gerigi, yaitu bangunan ambang pada bendung yang merupakan modifikasi dari ambang gergaji. Untuk mengetahui tipe loncatan air yang terjadi maka besarnya angka Froude aliran dihitung pada masing-masing ambang gerigi. Penelitian dilakukan pada model saluran terbuka dan dilaukan pengukuran pada model ini untuk mendapatkan besarnya aliran debit pada ambang gerigi. Simulasi untuk kedalaman lantai ambang dilakukan pada delapan variasi kedalaman. Bentuk ambang yang digunakan adalah ambang gerigi 2, 3 dan 4. Dari hasil perhitungan tersebut, didapatkan angka Froude terkecil terjadi pada ambang gerigi 2 sebesar 10,874 dan angka Froude terbesar pada ambang gerigi 4 sebesar 12,796. Berdasarkan angka Froude untuk ambang gerigi 2, 3 maupun 4, dimana semua nilai di atas 9, maka tipe loncatan air untuk semua ambang adalah loncatan kuat.\",\"PeriodicalId\":403475,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi\",\"volume\":\"41 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-10-14\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33795/jtia.v3i1.104\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33795/jtia.v3i1.104","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Loncatan air merupakan keadaan yang terjadi ketika terjadi perubahan tipe aliran dari super kritis menjadi aliran sub kritis. Peristiwa ini ini umumnya disertai dengan turbulensi yang cukup besar, yang dapat terjadi di hilir pintu air, di hilir pelimpah dan juga di lokasi yang kemiringan dasar salurannya berubah secara mendadak, yaitu dari kemiringan terjal menuju ke kemiringan yang landau. Hal ini yang juga terjadi pada ambang gerigi, yaitu bangunan ambang pada bendung yang merupakan modifikasi dari ambang gergaji. Untuk mengetahui tipe loncatan air yang terjadi maka besarnya angka Froude aliran dihitung pada masing-masing ambang gerigi. Penelitian dilakukan pada model saluran terbuka dan dilaukan pengukuran pada model ini untuk mendapatkan besarnya aliran debit pada ambang gerigi. Simulasi untuk kedalaman lantai ambang dilakukan pada delapan variasi kedalaman. Bentuk ambang yang digunakan adalah ambang gerigi 2, 3 dan 4. Dari hasil perhitungan tersebut, didapatkan angka Froude terkecil terjadi pada ambang gerigi 2 sebesar 10,874 dan angka Froude terbesar pada ambang gerigi 4 sebesar 12,796. Berdasarkan angka Froude untuk ambang gerigi 2, 3 maupun 4, dimana semua nilai di atas 9, maka tipe loncatan air untuk semua ambang adalah loncatan kuat.