{"title":"Teologi Gender dalam Tradisi Sibaliparri: Peran Perempuan Pesisir Polewali Mandar (The Gender Theology in the Sibaliparri Tradition: the Role of Coastal Women in Polewali Mandar)","authors":"Indrawati Indrawati, Abdullah Abdullah, A. Aksa","doi":"10.30984/pp.v25i2.1663","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT This article aims to explain the concept of gender theology in the sibaliparri tradition by looking at the role of coastal women in Polewali Mandar Regency. This paper focuses on three main issues, namely the history of the sibaliparri tradition, the role of coastal women in the sibaliparri tradition and the masterminds that influence the role of coastal women in the Sibaliparri tradition in Polewali Mandar Regency. The method used is descriptive qualitative, by interpreting data and facts discovered on the local community. Data collection techniques are field studies, interviews, manuscript studies by examining books, journals, and other forms of literature. This study shows that the history behind the word sibaliparri according to Mandar O'Dianda O'Dibisa's lontara has occured since the reign of Maradiaq Balanipa I Manyambungi and during the reign of Maradiaq IV Kakanna I Pattang Daetta Tommuane sibaliparri has spread throughout the Ammaradia Balanipa region. Later, the coastal women in the current concept of sibaliparri are not only in the domestic area, taking care of the family and reproduction, conceiving and giving birth to children, but also playing a role in the public sphere. The factors that influence coastal women according to the sibaliparri concept include economic, social, cultural and gender issues. In Islamic theology the role of women in various activities is in accordance with Islamic teachings. The existence of Mara'dia continues to play its role in the social life of the community providing the government partners in embodying peace in a synergistic relationship to create a peaceful society. Keywords: Gender Theology, Sibaliparri Tradition, The Role of Women, Polewali MandarABSTRAK Artikel ini bertujuan menjelaskan tentang konsep teologi gender dalam tradisi sibaliparri dengan melihat peran perempuan pesisir di Kabupaten Polewali Mandar. Tulisan ini menjawab tiga masalah pokok yaitu sejarah tradisi sibaliparri, peran perempuan pesisir dalam tradisi sibaliparri dan aktor yang memengaruhi peran perempuan pesisir dalam tradisi Sibaliparri di Kabupaten Polewali Mandar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menafsirkan data dan fakta berdasarkan masyaraka setempatt. Teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan, wawancara, studi naskah dengan menelaah buku-buku, jurnal, dan bentuk literatur lainnya. Penelitian ini menunjukkan, bahwa sejarah penamaan kata sibaliparri berdasarkan lontara Mandar O’Dianda O’Dibiasa sudah muncul sejak masa pemerintahan Maradiaq Balanipa I Manyambungi dan masa pemerintahan Maradiaq IV Kakanna I Pattang Daetta Tommuane sibaliparri sudah meluas di seluruh wilayah Ammaradia Balanipa. Kemudian Perempuan pesisir dalam konsep sibaliparri saat ini tidak hanya wilayah domestik, mengurus keluarga dan reproduksi mengandung dan melahirkan anak tetapi juga berperan di wilayah publik. Faktor-faktor yang memengaruhi perempuan pesisir menurut konsep sibaliparri di antaranya faktor ekonomi, sosial, budaya dan isu gender. Dalam teologi Islam bahwa peran perempuan dalam berbagai aktivitas adalah sesuai dengan ajaran Islam. Keberadaan Mara’dia menjadi tetap eksis memainkan perannya dalam kehidupan sosial masyarakat sehingga pemerintah memiliki mitra mewujudkan ketentraman dalam hubungan sinergisitas untuk mewujudkan masyarakat yang damai.Kata kunci: teologi gender; tradisi Sibaliparri; peran perempuan; Polewali Mandar","PeriodicalId":350259,"journal":{"name":"Potret Pemikiran","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Potret Pemikiran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/pp.v25i2.1663","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要本文旨在通过考察波列瓦利曼达摄政时期沿海女性的角色,解释sibaliparri传统中的性别神学概念。本文主要关注三个主要问题,即sibaliparri传统的历史,沿海妇女在sibaliparri传统中的作用,以及在Polewali Mandar摄政时期影响沿海妇女在sibaliparri传统中的作用的主导者。所使用的方法是描述性定性的,通过解释在当地社区发现的数据和事实。数据收集技术包括实地研究、访谈、通过查阅书籍、期刊和其他形式的文献进行手稿研究。这项研究表明,根据Mandar O'Dianda O'Dibisa的lontara, sibaliparri这个词背后的历史始于Maradiaq Balanipa I Manyambungi统治时期,而在Maradiaq IV Kakanna I Pattang Daetta Tommuane sibaliparri统治期间,这个词已经传遍了Ammaradia Balanipa地区。后来,在目前的sibaliparri概念中,沿海妇女不仅在家庭领域,照顾家庭和生育,怀孕和生育孩子,而且在公共领域发挥作用。根据sibaliparri概念,影响沿海妇女的因素包括经济、社会、文化和性别问题。在伊斯兰神学中,妇女在各种活动中的角色是与伊斯兰教义相一致的。马拉迪亚的存在继续在社区的社会生活中发挥作用,使政府合作伙伴在一种协同关系中体现和平,以创造一个和平的社会。【关键词】性别神学、僧伽罗传统、女性角色、僧伽罗传统、僧伽罗传统图里桑尼·曼贾瓦尼·马萨拉·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼·波卡瓦尼Metode yang digunakan adalah deskriptif quality, dengan menafsirkan数据dan fakta berdasarkan masyaraka setpatt。Teknik pengumpulan数据yyitu studi lapangan, wawancara, studi naskah dengan menelaah buku-buku, journal, dan bentuk literature lannya。Penelitian ini menunjukkan, bahwa sejarah penamaan kata sibaliparri berdasarkan lontara Mandar O 'Dibiasa suda muncul sejak masemintahan maradiq . I manyanbungi dan masememintahan maradiq . I Kakanna I Pattang Daetta Tommuane sibaliparri sudah meluas di seluruh wilayah Ammaradia Balanipa。柬埔寨人民共和国总统达喀尔·康塞普·斯巴利帕尔斯(dalam konsep sibaliparri)说:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”因子-因子yang menmenaruhi perpersisisipersisimenuhi是指经济、社会、budaya和性别等因素。Dalam teologi Islam(伊斯兰教),bahwa peran perempuan Dalam berbagai aktivitas adalah sesuai dengan ajaran Islam。Keberadaan Mara 'dia menjadi tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetap, tetapKata kunci:生理性别;tradisi Sibaliparri;peran perempuan;Polewali都
Teologi Gender dalam Tradisi Sibaliparri: Peran Perempuan Pesisir Polewali Mandar (The Gender Theology in the Sibaliparri Tradition: the Role of Coastal Women in Polewali Mandar)
ABSTRACT This article aims to explain the concept of gender theology in the sibaliparri tradition by looking at the role of coastal women in Polewali Mandar Regency. This paper focuses on three main issues, namely the history of the sibaliparri tradition, the role of coastal women in the sibaliparri tradition and the masterminds that influence the role of coastal women in the Sibaliparri tradition in Polewali Mandar Regency. The method used is descriptive qualitative, by interpreting data and facts discovered on the local community. Data collection techniques are field studies, interviews, manuscript studies by examining books, journals, and other forms of literature. This study shows that the history behind the word sibaliparri according to Mandar O'Dianda O'Dibisa's lontara has occured since the reign of Maradiaq Balanipa I Manyambungi and during the reign of Maradiaq IV Kakanna I Pattang Daetta Tommuane sibaliparri has spread throughout the Ammaradia Balanipa region. Later, the coastal women in the current concept of sibaliparri are not only in the domestic area, taking care of the family and reproduction, conceiving and giving birth to children, but also playing a role in the public sphere. The factors that influence coastal women according to the sibaliparri concept include economic, social, cultural and gender issues. In Islamic theology the role of women in various activities is in accordance with Islamic teachings. The existence of Mara'dia continues to play its role in the social life of the community providing the government partners in embodying peace in a synergistic relationship to create a peaceful society. Keywords: Gender Theology, Sibaliparri Tradition, The Role of Women, Polewali MandarABSTRAK Artikel ini bertujuan menjelaskan tentang konsep teologi gender dalam tradisi sibaliparri dengan melihat peran perempuan pesisir di Kabupaten Polewali Mandar. Tulisan ini menjawab tiga masalah pokok yaitu sejarah tradisi sibaliparri, peran perempuan pesisir dalam tradisi sibaliparri dan aktor yang memengaruhi peran perempuan pesisir dalam tradisi Sibaliparri di Kabupaten Polewali Mandar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menafsirkan data dan fakta berdasarkan masyaraka setempatt. Teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan, wawancara, studi naskah dengan menelaah buku-buku, jurnal, dan bentuk literatur lainnya. Penelitian ini menunjukkan, bahwa sejarah penamaan kata sibaliparri berdasarkan lontara Mandar O’Dianda O’Dibiasa sudah muncul sejak masa pemerintahan Maradiaq Balanipa I Manyambungi dan masa pemerintahan Maradiaq IV Kakanna I Pattang Daetta Tommuane sibaliparri sudah meluas di seluruh wilayah Ammaradia Balanipa. Kemudian Perempuan pesisir dalam konsep sibaliparri saat ini tidak hanya wilayah domestik, mengurus keluarga dan reproduksi mengandung dan melahirkan anak tetapi juga berperan di wilayah publik. Faktor-faktor yang memengaruhi perempuan pesisir menurut konsep sibaliparri di antaranya faktor ekonomi, sosial, budaya dan isu gender. Dalam teologi Islam bahwa peran perempuan dalam berbagai aktivitas adalah sesuai dengan ajaran Islam. Keberadaan Mara’dia menjadi tetap eksis memainkan perannya dalam kehidupan sosial masyarakat sehingga pemerintah memiliki mitra mewujudkan ketentraman dalam hubungan sinergisitas untuk mewujudkan masyarakat yang damai.Kata kunci: teologi gender; tradisi Sibaliparri; peran perempuan; Polewali Mandar