Dewi Nurvianti, Aris Irawan, Fathurrahman, Sri Fridayanti
{"title":"重新思考主权原则:它是法律规定还是政治领域?","authors":"Dewi Nurvianti, Aris Irawan, Fathurrahman, Sri Fridayanti","doi":"10.22219/ilrej.v3i1.25686","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The relation of international community currently emphasize that soveregnty princple could not more decide as the main principle in managing a territory of state, even though sovereignty is the main requirement for a state to enforce its law and to do cooperation among entities in international relations. In order to find out the exact interpretation of sovereginty principle, this article used qualitative method. This study find out that sovereignty is recognized as one of the principles in recognizing a state. This term has a political nuance, because the aspect of recognition itself is not a legal aspect but a political one. Moreover, in several cases, even though a country had proclaimed its sovereignty, there are still opportunities for a part of the territory to become independent or even to be acquired by other countries. Thus, it seems that the principle of sovereignty has a tendency as part of politics. However, the principle of sovereignty remains a legal principle based on the provisions of international law, where each country has exclusive rights in every part of its territory, namely in land, air and sea. Currently, the concept of international law has expanded to the politic of international law study, which numerous aspects of law enforcement mingle with a country's policies that are synonymous with political aspects. Additionally, that the current principle of sovereignty should be completed with another legal principle in international law.\nAbstrak\nHubungan masyarakat internasional saat ini menekankan bahwa prinsip kedaulatan tidak dapat lagi diputuskan sebagai prinsip utama dalam pengelolaan suatu wilayah negara, padahal kedaulatan merupakan syarat utama bagi suatu negara untuk menegakkan hukumnya dan untuk melakukan kerjasama antar entitas dalam hubungan internasional. Untuk mengetahui interpretasi yang tepat dari prinsip kedaulatan, artikel ini menggunakan metode kualitatif. Studi ini menemukan bahwa kedaulatan diakui sebagai salah satu prinsip dalam pengakuan suatu negara. Istilah ini bernuansa politis, karena aspek pengakuan itu sendiri bukanlah aspek hukum melainkan aspek politik. Apalagi, dalam beberapa kasus, meski suatu negara telah memproklamasikan kedaulatannya, masih ada peluang bagi sebagian wilayahnya untuk merdeka atau bahkan diakuisisi oleh negara lain. Dengan demikian, nampaknya prinsip kedaulatan memiliki kecenderungan sebagai bagian dari politik. Namun asas kedaulatan tetap merupakan asas hukum berdasarkan ketentuan hukum internasional, dimana setiap negara memiliki hak eksklusif di setiap bagian wilayahnya, yaitu di darat, udara dan laut. Saat ini, konsep hukum internasional telah merambah ke politik kajian hukum internasional, dimana berbagai aspek penegakan hukum berbaur dengan kebijakan suatu negara yang identik dengan aspek politik. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa asas kedaulatan yang berlaku saat ini harus dilengkapi dengan asas hukum lain dalam hukum internasional.","PeriodicalId":404317,"journal":{"name":"Indonesia Law Reform Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Rethinking the Sovereignty Principle: Is it a Legal Provision or a Political Domain Nowadays?\",\"authors\":\"Dewi Nurvianti, Aris Irawan, Fathurrahman, Sri Fridayanti\",\"doi\":\"10.22219/ilrej.v3i1.25686\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The relation of international community currently emphasize that soveregnty princple could not more decide as the main principle in managing a territory of state, even though sovereignty is the main requirement for a state to enforce its law and to do cooperation among entities in international relations. In order to find out the exact interpretation of sovereginty principle, this article used qualitative method. This study find out that sovereignty is recognized as one of the principles in recognizing a state. This term has a political nuance, because the aspect of recognition itself is not a legal aspect but a political one. Moreover, in several cases, even though a country had proclaimed its sovereignty, there are still opportunities for a part of the territory to become independent or even to be acquired by other countries. Thus, it seems that the principle of sovereignty has a tendency as part of politics. However, the principle of sovereignty remains a legal principle based on the provisions of international law, where each country has exclusive rights in every part of its territory, namely in land, air and sea. Currently, the concept of international law has expanded to the politic of international law study, which numerous aspects of law enforcement mingle with a country's policies that are synonymous with political aspects. Additionally, that the current principle of sovereignty should be completed with another legal principle in international law.\\nAbstrak\\nHubungan masyarakat internasional saat ini menekankan bahwa prinsip kedaulatan tidak dapat lagi diputuskan sebagai prinsip utama dalam pengelolaan suatu wilayah negara, padahal kedaulatan merupakan syarat utama bagi suatu negara untuk menegakkan hukumnya dan untuk melakukan kerjasama antar entitas dalam hubungan internasional. Untuk mengetahui interpretasi yang tepat dari prinsip kedaulatan, artikel ini menggunakan metode kualitatif. Studi ini menemukan bahwa kedaulatan diakui sebagai salah satu prinsip dalam pengakuan suatu negara. Istilah ini bernuansa politis, karena aspek pengakuan itu sendiri bukanlah aspek hukum melainkan aspek politik. Apalagi, dalam beberapa kasus, meski suatu negara telah memproklamasikan kedaulatannya, masih ada peluang bagi sebagian wilayahnya untuk merdeka atau bahkan diakuisisi oleh negara lain. Dengan demikian, nampaknya prinsip kedaulatan memiliki kecenderungan sebagai bagian dari politik. Namun asas kedaulatan tetap merupakan asas hukum berdasarkan ketentuan hukum internasional, dimana setiap negara memiliki hak eksklusif di setiap bagian wilayahnya, yaitu di darat, udara dan laut. Saat ini, konsep hukum internasional telah merambah ke politik kajian hukum internasional, dimana berbagai aspek penegakan hukum berbaur dengan kebijakan suatu negara yang identik dengan aspek politik. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa asas kedaulatan yang berlaku saat ini harus dilengkapi dengan asas hukum lain dalam hukum internasional.\",\"PeriodicalId\":404317,\"journal\":{\"name\":\"Indonesia Law Reform Journal\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Indonesia Law Reform Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22219/ilrej.v3i1.25686\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesia Law Reform Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22219/ilrej.v3i1.25686","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
目前国际社会的关系强调主权原则不能再作为国家领土管理的主要原则,尽管主权是一个国家在国际关系中执行其法律和进行实体间合作的主要要求。为了找出主权原则的准确解释,本文采用了定性的方法。本研究发现,承认主权是承认国家的原则之一。这个词在政治上有细微差别,因为承认本身不是法律方面的,而是政治方面的。此外,在若干情况下,即使一个国家已经宣布其主权,其领土的一部分仍然有机会独立,甚至被其他国家获得。因此,主权原则似乎有一种成为政治一部分的趋势。然而,主权原则仍然是一项基于国际法规定的法律原则,即每个国家对其领土的每一部分,即陆地、空中和海洋,都享有排他性权利。目前,国际法的概念已经扩展到国际法研究的政治,其中执法的许多方面与一个国家的政策是政治方面的同义词。此外,现行的主权原则应以国际法中的另一项法律原则加以完善。[摘要]新疆自治区政府的国际责任是:新疆自治区的国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任是:国家责任;Untuk mengetahui解释了yang tepat - dari原则kedaulatan, artikel在menggunakan方法定性。我的研究表明,我是在为我的祖国做准备,我是在为我的祖国做准备。我说的是政治,我说的是政治,我说的是政治。阿巴拉吉,dalam beberapa kasus, meski suatu negara telah memproklamasikan kedaulatannya, masih ada peluang bagi sebagian wilayahnya untuk merdeka atau bakan diakuisisi oleh negara lain。邓甘德米基安,南巴基亚王子,让我们的人民,让我们的人民,让我们的人民,让我们的人民,让我们的政治。Namun as kedaulatan tetap merupakan as hukum berdasarkan ketentuan hukum international, dimana setiap negara memoriliki hak ekskluif di setiap bagian wilayahnya, yitu di darat, udara dan laut。我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。Oleh karena itu, dispulkan bahwa, kedaulatan, yang berlaku saat, ini, dilengkapi, dengan,以及hukum lain, dalam hukum international。
Rethinking the Sovereignty Principle: Is it a Legal Provision or a Political Domain Nowadays?
The relation of international community currently emphasize that soveregnty princple could not more decide as the main principle in managing a territory of state, even though sovereignty is the main requirement for a state to enforce its law and to do cooperation among entities in international relations. In order to find out the exact interpretation of sovereginty principle, this article used qualitative method. This study find out that sovereignty is recognized as one of the principles in recognizing a state. This term has a political nuance, because the aspect of recognition itself is not a legal aspect but a political one. Moreover, in several cases, even though a country had proclaimed its sovereignty, there are still opportunities for a part of the territory to become independent or even to be acquired by other countries. Thus, it seems that the principle of sovereignty has a tendency as part of politics. However, the principle of sovereignty remains a legal principle based on the provisions of international law, where each country has exclusive rights in every part of its territory, namely in land, air and sea. Currently, the concept of international law has expanded to the politic of international law study, which numerous aspects of law enforcement mingle with a country's policies that are synonymous with political aspects. Additionally, that the current principle of sovereignty should be completed with another legal principle in international law.
Abstrak
Hubungan masyarakat internasional saat ini menekankan bahwa prinsip kedaulatan tidak dapat lagi diputuskan sebagai prinsip utama dalam pengelolaan suatu wilayah negara, padahal kedaulatan merupakan syarat utama bagi suatu negara untuk menegakkan hukumnya dan untuk melakukan kerjasama antar entitas dalam hubungan internasional. Untuk mengetahui interpretasi yang tepat dari prinsip kedaulatan, artikel ini menggunakan metode kualitatif. Studi ini menemukan bahwa kedaulatan diakui sebagai salah satu prinsip dalam pengakuan suatu negara. Istilah ini bernuansa politis, karena aspek pengakuan itu sendiri bukanlah aspek hukum melainkan aspek politik. Apalagi, dalam beberapa kasus, meski suatu negara telah memproklamasikan kedaulatannya, masih ada peluang bagi sebagian wilayahnya untuk merdeka atau bahkan diakuisisi oleh negara lain. Dengan demikian, nampaknya prinsip kedaulatan memiliki kecenderungan sebagai bagian dari politik. Namun asas kedaulatan tetap merupakan asas hukum berdasarkan ketentuan hukum internasional, dimana setiap negara memiliki hak eksklusif di setiap bagian wilayahnya, yaitu di darat, udara dan laut. Saat ini, konsep hukum internasional telah merambah ke politik kajian hukum internasional, dimana berbagai aspek penegakan hukum berbaur dengan kebijakan suatu negara yang identik dengan aspek politik. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa asas kedaulatan yang berlaku saat ini harus dilengkapi dengan asas hukum lain dalam hukum internasional.