{"title":"转移性脊髓性髓样受压","authors":"Aurika Sinambela, Irwan Ramli","doi":"10.32532/JORI.V9I1.65","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sebanyak 5 – 10% pasien kanker akan mengalami kompresi medulla spinalis akibat metastasis (KMSM). Penyakit ini terjadi saat tumor atau fragmen tulang menggeser dan menekan kedudukan medulla dalam kanalis spinalis. Gejala utama adalah nyeri punggung (83-95% pasien), dengan atau tanpa deficit motorik (82% pasien) dan sensorik (50-80% pasien). Saat ini pencitraan terpilih untuk diagnosis kompresi medulla spinalis adalah MRI dengan kontras. Kondisi ini merupakan salah satu kegawatdaruratan onkologi, yang harus ditatalaksana segera setelah diagnosisnya ditentukan. Modalitas terapi yang tersedia saat ini adalah operasi, radioterapi, dan kortikosteroid. Sepertiga pasien dengan KMSM memiliki kesempatan hidup lebih dari 1 tahun setelah terapi, sehingga tatalaksana yang dipilih harus mempertimbangkan toksisitas dan morbiditas pasca terapi agar tercapai kualitas hidup yang optimal.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-09-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Kompresi Medulla Spinalis akibat Metastasis\",\"authors\":\"Aurika Sinambela, Irwan Ramli\",\"doi\":\"10.32532/JORI.V9I1.65\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Sebanyak 5 – 10% pasien kanker akan mengalami kompresi medulla spinalis akibat metastasis (KMSM). Penyakit ini terjadi saat tumor atau fragmen tulang menggeser dan menekan kedudukan medulla dalam kanalis spinalis. Gejala utama adalah nyeri punggung (83-95% pasien), dengan atau tanpa deficit motorik (82% pasien) dan sensorik (50-80% pasien). Saat ini pencitraan terpilih untuk diagnosis kompresi medulla spinalis adalah MRI dengan kontras. Kondisi ini merupakan salah satu kegawatdaruratan onkologi, yang harus ditatalaksana segera setelah diagnosisnya ditentukan. Modalitas terapi yang tersedia saat ini adalah operasi, radioterapi, dan kortikosteroid. Sepertiga pasien dengan KMSM memiliki kesempatan hidup lebih dari 1 tahun setelah terapi, sehingga tatalaksana yang dipilih harus mempertimbangkan toksisitas dan morbiditas pasca terapi agar tercapai kualitas hidup yang optimal.\",\"PeriodicalId\":130312,\"journal\":{\"name\":\"Radioterapi & Onkologi Indonesia\",\"volume\":\"60 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-09-14\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Radioterapi & Onkologi Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32532/JORI.V9I1.65\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32532/JORI.V9I1.65","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Sebanyak 5 – 10% pasien kanker akan mengalami kompresi medulla spinalis akibat metastasis (KMSM). Penyakit ini terjadi saat tumor atau fragmen tulang menggeser dan menekan kedudukan medulla dalam kanalis spinalis. Gejala utama adalah nyeri punggung (83-95% pasien), dengan atau tanpa deficit motorik (82% pasien) dan sensorik (50-80% pasien). Saat ini pencitraan terpilih untuk diagnosis kompresi medulla spinalis adalah MRI dengan kontras. Kondisi ini merupakan salah satu kegawatdaruratan onkologi, yang harus ditatalaksana segera setelah diagnosisnya ditentukan. Modalitas terapi yang tersedia saat ini adalah operasi, radioterapi, dan kortikosteroid. Sepertiga pasien dengan KMSM memiliki kesempatan hidup lebih dari 1 tahun setelah terapi, sehingga tatalaksana yang dipilih harus mempertimbangkan toksisitas dan morbiditas pasca terapi agar tercapai kualitas hidup yang optimal.