{"title":"Profil Faktor Risiko Kejadian Stroke Berdasarkan Carta Score di Kabupaten Ciamis","authors":"S. Rohimah, Tika Sastraprawira, Undang Ruhimat","doi":"10.25157/jkg.v5i1.9907","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tingkat kecacatan fisik dan mental pada pasien pasca stroke bisa mempengaruhi kualitas hidup pasien. Dampak penurunan fungsional ini menyebabkan penderita stroke kehilangan produktivitasnya dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk perawatan rehabilitasi. Tujuan Penelitian untuk melakukan identifikasi faktor risiko stroke, perilaku berisiko PTM dan risiko kejadian stroke pada komunitas di Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 257 masyarakat yang berada di Kabupaten Ciamis. Instrument yang digunakan adalah kuisioner dan alat ukur tekanan darah, timbangan, pengukur tinggi badan dan stik test pengukur glukosa darah dan kolesterol, risiko kejadian stroke diukur dengan Carta Score. Hasil Penelitian bahwa sebagian besar responden berusia 26 smapai 56 tahun, jenis kelamin 67,7% perempuan, 84.4% merokok, 88,3% makan sayur dan buah kurang dari 5porsi, 55.3% meiliki aktivitas cukup, 53.3% tidak mengalami gangguan tidur dan makan, 42,4 % memiliki IMT buruk, 65% lingkar perut katagori buruk, 45.5% tekanan darah katori buruk, 82.5% GDS katagori baik, 76,7% kadar kolesterol katagori buruk, dan 64,6% memiliki risiko kejadian stroke pada 10 tahun yang akan datah kurang dari 10%. Dapat disimpulan bahwa lebih dari setengahnya masyarakat kabupaten Ciamis memiliki faktor risiko kurang makan sayur dan buah, kadar kolesterol yang buruk, dan lingkar perut yang buruk. Yang dapat meningkatkan risiko kejadian stroke dimasa yang akan datang. Saran: hasil identifkasi berdasarkan wilayah dapat dijadikan sasaran program prioritas dalam mengendalikan faktor risiko stroke.","PeriodicalId":311631,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Galuh","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keperawatan Galuh","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25157/jkg.v5i1.9907","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Profil Faktor Risiko Kejadian Stroke Berdasarkan Carta Score di Kabupaten Ciamis
Tingkat kecacatan fisik dan mental pada pasien pasca stroke bisa mempengaruhi kualitas hidup pasien. Dampak penurunan fungsional ini menyebabkan penderita stroke kehilangan produktivitasnya dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk perawatan rehabilitasi. Tujuan Penelitian untuk melakukan identifikasi faktor risiko stroke, perilaku berisiko PTM dan risiko kejadian stroke pada komunitas di Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 257 masyarakat yang berada di Kabupaten Ciamis. Instrument yang digunakan adalah kuisioner dan alat ukur tekanan darah, timbangan, pengukur tinggi badan dan stik test pengukur glukosa darah dan kolesterol, risiko kejadian stroke diukur dengan Carta Score. Hasil Penelitian bahwa sebagian besar responden berusia 26 smapai 56 tahun, jenis kelamin 67,7% perempuan, 84.4% merokok, 88,3% makan sayur dan buah kurang dari 5porsi, 55.3% meiliki aktivitas cukup, 53.3% tidak mengalami gangguan tidur dan makan, 42,4 % memiliki IMT buruk, 65% lingkar perut katagori buruk, 45.5% tekanan darah katori buruk, 82.5% GDS katagori baik, 76,7% kadar kolesterol katagori buruk, dan 64,6% memiliki risiko kejadian stroke pada 10 tahun yang akan datah kurang dari 10%. Dapat disimpulan bahwa lebih dari setengahnya masyarakat kabupaten Ciamis memiliki faktor risiko kurang makan sayur dan buah, kadar kolesterol yang buruk, dan lingkar perut yang buruk. Yang dapat meningkatkan risiko kejadian stroke dimasa yang akan datang. Saran: hasil identifkasi berdasarkan wilayah dapat dijadikan sasaran program prioritas dalam mengendalikan faktor risiko stroke.