Ahmad Fikri, Bambang Murwanto, Mei Ahyanti, Purbianto Purbianto
{"title":"基于社区的后灾难性健康对策","authors":"Ahmad Fikri, Bambang Murwanto, Mei Ahyanti, Purbianto Purbianto","doi":"10.26630/jpk.v1i1.23","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tanggal 22 Desember 2018, Warga Pesisir Lampung dikejutkan dengan bencana tsunami yang menimpa Pantai Barat Provinsi Banten dan Pantai Selatan Provinsi Lampung. Tidak diduga, tsunami datang tanpa didahului guncangan gempa bumi. Beberapa pekon di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan mengalami kerusakan berat akibat bencana tsunami Selat Sunda. Diantaranya adalah Pekon Rajabasa dan Kunjir. Dua pekon tersebut berada di pinggiran pantai dan mendapat terjangan ombak tsunami yang dasyat. Rumah-rumah di sepanjang pantai, rata dengan tanah. Puluhan orang mengalami luka-luka dan kehilangan tempat tinggal. Hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 19 April 2019, pemukiman baru sudah dibentuk. Masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan sanitasi masyarakat, seperti penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah. Sumber air bersih diperoleh melalui mata air pegunungan. Jumlah air mencukupi namun pendistribusian mengalami kesulitan disebabkan pipa dari sumber dan kontainer untuk menampung tidak cukup. Akibat dari hal tersebut, setiap rumah tidak mendapatkan akses air bersih yang memadai. Penelitian yang dilakukan tahun 2013 menyimpulkan bahwa faktor eksternal yang berasal dari luar yang berupa intervensi dari pihak luar memiliki pengaruh terhadap kualitas permukiman. Salah satu faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal sosial (Giyarsih dan Dalimunthe, 2016). Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh dosen Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dilaksanakaan dengan pemberdayaan masyarakat setempat dalam membangun sistem perpipaan distribusi air bersih di pemukiman warga Pekon Kunjir yang terkena dampak bencana, berjalan lancar. Saat ini telah terbangun sistem perpipaan distribusi air bersih antara container penampungan air di pemukiman ke 92 rumah warga terdampak bencana di Pekon Kunjir. Efek dari kegiatan ini adalah adanya perbaikan tata nilai masyarakat dari sisi keamanan dalam bidang kesehatan. 100% masyarakat di Huntara Kunjir memiliki akses terhadap air bersih dan 100% masyarakat juga memanfaatkan air bersih tersebut. Dengan memanfaatkan air bersih, diharapkan dapat menurunkan kejadian penyakit yang disebarkan melalui air.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penanggulangan Kesehatan Pasca Bencana Berbasis Masyarakat\",\"authors\":\"Ahmad Fikri, Bambang Murwanto, Mei Ahyanti, Purbianto Purbianto\",\"doi\":\"10.26630/jpk.v1i1.23\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tanggal 22 Desember 2018, Warga Pesisir Lampung dikejutkan dengan bencana tsunami yang menimpa Pantai Barat Provinsi Banten dan Pantai Selatan Provinsi Lampung. Tidak diduga, tsunami datang tanpa didahului guncangan gempa bumi. Beberapa pekon di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan mengalami kerusakan berat akibat bencana tsunami Selat Sunda. Diantaranya adalah Pekon Rajabasa dan Kunjir. Dua pekon tersebut berada di pinggiran pantai dan mendapat terjangan ombak tsunami yang dasyat. Rumah-rumah di sepanjang pantai, rata dengan tanah. Puluhan orang mengalami luka-luka dan kehilangan tempat tinggal. Hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 19 April 2019, pemukiman baru sudah dibentuk. Masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan sanitasi masyarakat, seperti penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah. Sumber air bersih diperoleh melalui mata air pegunungan. Jumlah air mencukupi namun pendistribusian mengalami kesulitan disebabkan pipa dari sumber dan kontainer untuk menampung tidak cukup. Akibat dari hal tersebut, setiap rumah tidak mendapatkan akses air bersih yang memadai. Penelitian yang dilakukan tahun 2013 menyimpulkan bahwa faktor eksternal yang berasal dari luar yang berupa intervensi dari pihak luar memiliki pengaruh terhadap kualitas permukiman. Salah satu faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal sosial (Giyarsih dan Dalimunthe, 2016). Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh dosen Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dilaksanakaan dengan pemberdayaan masyarakat setempat dalam membangun sistem perpipaan distribusi air bersih di pemukiman warga Pekon Kunjir yang terkena dampak bencana, berjalan lancar. Saat ini telah terbangun sistem perpipaan distribusi air bersih antara container penampungan air di pemukiman ke 92 rumah warga terdampak bencana di Pekon Kunjir. Efek dari kegiatan ini adalah adanya perbaikan tata nilai masyarakat dari sisi keamanan dalam bidang kesehatan. 100% masyarakat di Huntara Kunjir memiliki akses terhadap air bersih dan 100% masyarakat juga memanfaatkan air bersih tersebut. Dengan memanfaatkan air bersih, diharapkan dapat menurunkan kejadian penyakit yang disebarkan melalui air.\",\"PeriodicalId\":443290,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-05-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i1.23\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i1.23","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Penanggulangan Kesehatan Pasca Bencana Berbasis Masyarakat
Tanggal 22 Desember 2018, Warga Pesisir Lampung dikejutkan dengan bencana tsunami yang menimpa Pantai Barat Provinsi Banten dan Pantai Selatan Provinsi Lampung. Tidak diduga, tsunami datang tanpa didahului guncangan gempa bumi. Beberapa pekon di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan mengalami kerusakan berat akibat bencana tsunami Selat Sunda. Diantaranya adalah Pekon Rajabasa dan Kunjir. Dua pekon tersebut berada di pinggiran pantai dan mendapat terjangan ombak tsunami yang dasyat. Rumah-rumah di sepanjang pantai, rata dengan tanah. Puluhan orang mengalami luka-luka dan kehilangan tempat tinggal. Hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 19 April 2019, pemukiman baru sudah dibentuk. Masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan sanitasi masyarakat, seperti penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah. Sumber air bersih diperoleh melalui mata air pegunungan. Jumlah air mencukupi namun pendistribusian mengalami kesulitan disebabkan pipa dari sumber dan kontainer untuk menampung tidak cukup. Akibat dari hal tersebut, setiap rumah tidak mendapatkan akses air bersih yang memadai. Penelitian yang dilakukan tahun 2013 menyimpulkan bahwa faktor eksternal yang berasal dari luar yang berupa intervensi dari pihak luar memiliki pengaruh terhadap kualitas permukiman. Salah satu faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal sosial (Giyarsih dan Dalimunthe, 2016). Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh dosen Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dilaksanakaan dengan pemberdayaan masyarakat setempat dalam membangun sistem perpipaan distribusi air bersih di pemukiman warga Pekon Kunjir yang terkena dampak bencana, berjalan lancar. Saat ini telah terbangun sistem perpipaan distribusi air bersih antara container penampungan air di pemukiman ke 92 rumah warga terdampak bencana di Pekon Kunjir. Efek dari kegiatan ini adalah adanya perbaikan tata nilai masyarakat dari sisi keamanan dalam bidang kesehatan. 100% masyarakat di Huntara Kunjir memiliki akses terhadap air bersih dan 100% masyarakat juga memanfaatkan air bersih tersebut. Dengan memanfaatkan air bersih, diharapkan dapat menurunkan kejadian penyakit yang disebarkan melalui air.