{"title":"温度和长期冷却对轧制大米的特性和冷却技术的影响","authors":"Isnawaty Isnawaty","doi":"10.55678/jasathp.v1i2.547","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap dan aman digunakan karena secara signifikan metode pendinginan ini juga dapat meningkatkan total hasil beras dan total beras kepala, dengan meningkatnya hasil padi dan beras kepala bisa karena kelembaban yang dapat meningkatnya kerusakan yang terkait dengan suhu beras giling yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu, lama pendinginan, dan kualitas fisik beras yang dipengaruhi oleh teknik pendinginan pragiling. Hasil penelitian memperlihatkan penurunan kadar air pada proses pengeringan varietas impari (22,4% - 13,4%) dan varietas cisadane (25% - 14,3%) . Terjadi susut pengeringan karena jumlah air yang menguap selama proses pengeringan pada varietas impari 16 kg dan varietas cisadane 21 kg. Selain dipengaruhi varietas nilai rendemen beras giling juga dipengaruhi oleh karakteristik kualitas gabah, pada varietas impari diperoleh rata-rata (52.40 ± 3.23 %) sedangkan pada varietas cisadane diperoleh rata-rata (54.54 ± 1.2 %). Penampakan visual, pengukuran derajat warna warna (Lab*) beras hasil giling dengan teknik pendingin pragiling dan non pendingin tidak berpengaruh signifikan terhadap perlakuan yang diberikan. Pada analisis karakteristik mutu beras dengan teknik pendinginan pragiling, mutu beras yang dihasilkan lebih baik dari perlakuan non pendingin hal ini terlihat dari jumlah persentase butir kepala, butir patah dan menir yang dihasilkan mencapai 87,68%. Hal ini sesuai dengan data analisis sidik ragam dimana suhu berpengaruh signifikan (0.00<0.05) pada keempat suhu yang digunakan. Waktu pendinginan berpengaruh signifikan terhadap mutu fisik beras yang dihasilkan dengan nilai signifikansi (0.00<0.05) pada tiga level waktu yang digunakan.","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Suhu dan Lama Pendinginan terhadap Karakteristik Mutu Beras Hasil Giling dengan Teknik Pendingin Pragilling\",\"authors\":\"Isnawaty Isnawaty\",\"doi\":\"10.55678/jasathp.v1i2.547\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap dan aman digunakan karena secara signifikan metode pendinginan ini juga dapat meningkatkan total hasil beras dan total beras kepala, dengan meningkatnya hasil padi dan beras kepala bisa karena kelembaban yang dapat meningkatnya kerusakan yang terkait dengan suhu beras giling yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu, lama pendinginan, dan kualitas fisik beras yang dipengaruhi oleh teknik pendinginan pragiling. Hasil penelitian memperlihatkan penurunan kadar air pada proses pengeringan varietas impari (22,4% - 13,4%) dan varietas cisadane (25% - 14,3%) . Terjadi susut pengeringan karena jumlah air yang menguap selama proses pengeringan pada varietas impari 16 kg dan varietas cisadane 21 kg. Selain dipengaruhi varietas nilai rendemen beras giling juga dipengaruhi oleh karakteristik kualitas gabah, pada varietas impari diperoleh rata-rata (52.40 ± 3.23 %) sedangkan pada varietas cisadane diperoleh rata-rata (54.54 ± 1.2 %). Penampakan visual, pengukuran derajat warna warna (Lab*) beras hasil giling dengan teknik pendingin pragiling dan non pendingin tidak berpengaruh signifikan terhadap perlakuan yang diberikan. Pada analisis karakteristik mutu beras dengan teknik pendinginan pragiling, mutu beras yang dihasilkan lebih baik dari perlakuan non pendingin hal ini terlihat dari jumlah persentase butir kepala, butir patah dan menir yang dihasilkan mencapai 87,68%. Hal ini sesuai dengan data analisis sidik ragam dimana suhu berpengaruh signifikan (0.00<0.05) pada keempat suhu yang digunakan. Waktu pendinginan berpengaruh signifikan terhadap mutu fisik beras yang dihasilkan dengan nilai signifikansi (0.00<0.05) pada tiga level waktu yang digunakan.\",\"PeriodicalId\":279992,\"journal\":{\"name\":\"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.55678/jasathp.v1i2.547\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v1i2.547","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Suhu dan Lama Pendinginan terhadap Karakteristik Mutu Beras Hasil Giling dengan Teknik Pendingin Pragilling
Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap dan aman digunakan karena secara signifikan metode pendinginan ini juga dapat meningkatkan total hasil beras dan total beras kepala, dengan meningkatnya hasil padi dan beras kepala bisa karena kelembaban yang dapat meningkatnya kerusakan yang terkait dengan suhu beras giling yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu, lama pendinginan, dan kualitas fisik beras yang dipengaruhi oleh teknik pendinginan pragiling. Hasil penelitian memperlihatkan penurunan kadar air pada proses pengeringan varietas impari (22,4% - 13,4%) dan varietas cisadane (25% - 14,3%) . Terjadi susut pengeringan karena jumlah air yang menguap selama proses pengeringan pada varietas impari 16 kg dan varietas cisadane 21 kg. Selain dipengaruhi varietas nilai rendemen beras giling juga dipengaruhi oleh karakteristik kualitas gabah, pada varietas impari diperoleh rata-rata (52.40 ± 3.23 %) sedangkan pada varietas cisadane diperoleh rata-rata (54.54 ± 1.2 %). Penampakan visual, pengukuran derajat warna warna (Lab*) beras hasil giling dengan teknik pendingin pragiling dan non pendingin tidak berpengaruh signifikan terhadap perlakuan yang diberikan. Pada analisis karakteristik mutu beras dengan teknik pendinginan pragiling, mutu beras yang dihasilkan lebih baik dari perlakuan non pendingin hal ini terlihat dari jumlah persentase butir kepala, butir patah dan menir yang dihasilkan mencapai 87,68%. Hal ini sesuai dengan data analisis sidik ragam dimana suhu berpengaruh signifikan (0.00<0.05) pada keempat suhu yang digunakan. Waktu pendinginan berpengaruh signifikan terhadap mutu fisik beras yang dihasilkan dengan nilai signifikansi (0.00<0.05) pada tiga level waktu yang digunakan.