落实蓝色经济:多轨外交助力印尼-菲律宾海洋经济合作(2014-2017)

Yossica Novyanti Lyonitha Putri, Anggara Raharyo
{"title":"落实蓝色经济:多轨外交助力印尼-菲律宾海洋经济合作(2014-2017)","authors":"Yossica Novyanti Lyonitha Putri, Anggara Raharyo","doi":"10.33021/AEGIS.V3I2.710","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<span lang=\"EN-ID\">This article aims to analyse Indonesia’s </span><span>diplomacy strategy</span><span lang=\"EN-ID\"> to</span><span> the Philippines in </span><span lang=\"EN-ID\">actualizing blue economy</span><span> from 2014 until 2017. Indonesia's geographical condition, which is the largest archipelagic country in the world and is located within the coral triangle region brace Indonesia to have enormous marine potentials and high valuation. Indonesia during the reign of President Joko Widodo committed to develop their economy from the marine sector using blue economic principle-- the utilization of marine potential by considering the long-term calculation between social and the environmental sustainability. </span><span lang=\"EN-ID\">The authors use </span><span>complex interdependence th</span><span lang=\"EN-ID\">eory which</span><span> show</span><span lang=\"EN-ID\">s</span><span> that cooperation between Indonesia and the Philippines by involving the role of </span><span lang=\"EN-ID\">non-governmental organizations and business stakeholders</span><span> contribute to solve problems and support the successful implementation of the blue economy. </span><span lang=\"EN-ID\">Through</span><span> a qualitative analytic research method, this article </span><span lang=\"EN-ID\">finds </span><span>Indonesia’s diplomac</span><span lang=\"EN-ID\">y</span><span> strategy as the effort to implement blue economy </span><span lang=\"EN-ID\">by </span><span>using Multi-track Diplomacy approach, which focuses on the government (</span><span lang=\"EN-ID\">Track I</span><span>)</span><span lang=\"EN-ID\"> through the</span><span> signing of Joint Declaration </span><span lang=\"EN-ID\">of Sea Connectivity </span><span>between the two countries, non-government professional (Track II) through the establishment of the Working Group for Coral Triangle Initiatives involving Non-Governmental Organizations in Indonesia</span><span lang=\"EN-ID\">,</span><span> and business (Track III) through the Coral Triangle Initiatives-Business Forum to the Philippines during the administration of President Joko Widodo in 2014-2017.</span><div><span><br /></span></div><div><span><span lang=\"EN-ID\">Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi diplomasi Indonesia ke Filipina dalam mengaktualisasikan ekonomi biru dari 2014 hingga 2017. Kondisi geografis Indonesia, yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di dalam kawasan segitiga karang menganugerahkan Indonesia dengan potensi laut yang sangat besar dan valuasi tinggi. Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi mereka dari sektor kelautan menggunakan prinsip ekonomi biru-- pemanfaatan potensi kelautan dengan mempertimbangkan perhitungan jangka panjang antara keberlanjutan sosial dan lingkungan. Penulis menggunakan teori <em>‘complex interdependence’</em> yang menunjukkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Filipina dengan melibatkan peran organisasi non-pemerintah dan pemangku kepentingan bisnis berkontribusi untuk memecahkan masalah dan mendukung keberhasilan implementasi ekonomi biru.</span><span>Menggunakan </span><span lang=\"EN-ID\">metodologi penelitian kualitatif, skripsi ini menjelaskan strategi diplomasi Indonesia dalam upaya untuk mengaktualisasikan ekonomi bitu dengan menggunakan langkah<em> Multi-track Diplomacy, </em>dengan fokus dalam kerjasama negara<em> (Track I) </em>melalui penandatanganan <em>Joint Declaration of Sea Connectivity</em> antara kedua negara</span><span>, </span><span lang=\"EN-ID\">organisasi non-pemerintah <em>(Track II)</em> melalui penetapan kelompok kerja untuk kerjasama <em>Coral Triangle Initiative</em> dengan melibatkan organisasi non-pemerintah di Indonesia, dan bisnis <em>(Track III)</em> melalui Forum Bisnis Regional </span><em><span>Coral Triangle Initiatives</span></em><span lang=\"EN-ID\"> kepada Filipina selama masa administrasi Presiden Joko Widodo tahun 2014-2017.</span></span></div>","PeriodicalId":185918,"journal":{"name":"AEGIS : Journal of International Relations","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Actualizing Blue Economy: Multi-Track Diplomacy in Supporting Indonesia – Philippines Ocean Economy Cooperation (2014-2017)\",\"authors\":\"Yossica Novyanti Lyonitha Putri, Anggara Raharyo\",\"doi\":\"10.33021/AEGIS.V3I2.710\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"<span lang=\\\"EN-ID\\\">This article aims to analyse Indonesia’s </span><span>diplomacy strategy</span><span lang=\\\"EN-ID\\\"> to</span><span> the Philippines in </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">actualizing blue economy</span><span> from 2014 until 2017. Indonesia's geographical condition, which is the largest archipelagic country in the world and is located within the coral triangle region brace Indonesia to have enormous marine potentials and high valuation. Indonesia during the reign of President Joko Widodo committed to develop their economy from the marine sector using blue economic principle-- the utilization of marine potential by considering the long-term calculation between social and the environmental sustainability. </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">The authors use </span><span>complex interdependence th</span><span lang=\\\"EN-ID\\\">eory which</span><span> show</span><span lang=\\\"EN-ID\\\">s</span><span> that cooperation between Indonesia and the Philippines by involving the role of </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">non-governmental organizations and business stakeholders</span><span> contribute to solve problems and support the successful implementation of the blue economy. </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">Through</span><span> a qualitative analytic research method, this article </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">finds </span><span>Indonesia’s diplomac</span><span lang=\\\"EN-ID\\\">y</span><span> strategy as the effort to implement blue economy </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">by </span><span>using Multi-track Diplomacy approach, which focuses on the government (</span><span lang=\\\"EN-ID\\\">Track I</span><span>)</span><span lang=\\\"EN-ID\\\"> through the</span><span> signing of Joint Declaration </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">of Sea Connectivity </span><span>between the two countries, non-government professional (Track II) through the establishment of the Working Group for Coral Triangle Initiatives involving Non-Governmental Organizations in Indonesia</span><span lang=\\\"EN-ID\\\">,</span><span> and business (Track III) through the Coral Triangle Initiatives-Business Forum to the Philippines during the administration of President Joko Widodo in 2014-2017.</span><div><span><br /></span></div><div><span><span lang=\\\"EN-ID\\\">Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi diplomasi Indonesia ke Filipina dalam mengaktualisasikan ekonomi biru dari 2014 hingga 2017. Kondisi geografis Indonesia, yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di dalam kawasan segitiga karang menganugerahkan Indonesia dengan potensi laut yang sangat besar dan valuasi tinggi. Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi mereka dari sektor kelautan menggunakan prinsip ekonomi biru-- pemanfaatan potensi kelautan dengan mempertimbangkan perhitungan jangka panjang antara keberlanjutan sosial dan lingkungan. Penulis menggunakan teori <em>‘complex interdependence’</em> yang menunjukkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Filipina dengan melibatkan peran organisasi non-pemerintah dan pemangku kepentingan bisnis berkontribusi untuk memecahkan masalah dan mendukung keberhasilan implementasi ekonomi biru.</span><span>Menggunakan </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">metodologi penelitian kualitatif, skripsi ini menjelaskan strategi diplomasi Indonesia dalam upaya untuk mengaktualisasikan ekonomi bitu dengan menggunakan langkah<em> Multi-track Diplomacy, </em>dengan fokus dalam kerjasama negara<em> (Track I) </em>melalui penandatanganan <em>Joint Declaration of Sea Connectivity</em> antara kedua negara</span><span>, </span><span lang=\\\"EN-ID\\\">organisasi non-pemerintah <em>(Track II)</em> melalui penetapan kelompok kerja untuk kerjasama <em>Coral Triangle Initiative</em> dengan melibatkan organisasi non-pemerintah di Indonesia, dan bisnis <em>(Track III)</em> melalui Forum Bisnis Regional </span><em><span>Coral Triangle Initiatives</span></em><span lang=\\\"EN-ID\\\"> kepada Filipina selama masa administrasi Presiden Joko Widodo tahun 2014-2017.</span></span></div>\",\"PeriodicalId\":185918,\"journal\":{\"name\":\"AEGIS : Journal of International Relations\",\"volume\":\"7 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-11-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"AEGIS : Journal of International Relations\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33021/AEGIS.V3I2.710\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AEGIS : Journal of International Relations","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33021/AEGIS.V3I2.710","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本文旨在分析2014年至2017年印尼在实施蓝色经济过程中对菲律宾的外交战略。印度尼西亚是世界上最大的群岛国家,地处珊瑚三角区,其地理条件使印度尼西亚具有巨大的海洋潜力和很高的价值。印度尼西亚在总统佐科·维多多(Joko Widodo)执政期间致力于利用蓝色经济原则从海洋部门发展经济——通过考虑社会和环境可持续性之间的长期计算来利用海洋潜力。作者运用复杂的相互依存理论表明,印尼和菲律宾之间的合作涉及非政府组织和商业利益相关者的作用,有助于解决问题,并支持蓝色经济的成功实施。通过定性分析研究方法,本文认为印度尼西亚的外交战略是通过多轨道外交方法实施蓝色经济,其重点是政府(轨道一),通过签署两国海上互联互通联合宣言,非政府专业(轨道二)通过建立涉及印度尼西亚非政府组织的珊瑚三角倡议工作组,2014年至2017年,在佐科·维多多总统执政期间,通过“珊瑚三角倡议-商业论坛”向菲律宾提供贸易和商业(第三轨道)。Artikel ini bertujuan untuk mengaktuis战略外交,印度尼西亚,菲律宾dalam mengaktualisasikan经济比鲁达2014年,2017年。Kondisi geografis印度尼西亚、杨merupakan negara群岛terbesar di杜尼娅丹terletak di dalam kawasan segitiga珊瑚礁menganugerahkan印尼dengan potensi laut杨sangat大的丹valuasi丁宜受困。印度尼西亚总统佐科·维多多(Joko Widodo)是印度尼西亚的总理,他是印度尼西亚的总理,他是印度尼西亚的经济部长,他是印度尼西亚的经济部长,他是印度尼西亚的经济部长,他是印度尼西亚的经济部长,他是印度尼西亚的经济部长。Penulis menggunakan teori“复杂的相互依存”,yang menunjukkan bahwa kerja sama antara印度尼西亚和菲律宾,dengan melibatkan peran组织,non- peremintah dan pemangku kepenting和bisnis berkontribusi untuk memecahkan masalah dan mendukung keberhasilan实施,经济biru。多轨外交、海上互联互通联合宣言、海上互联互通组织(二轨)、海上互联互通组织(二轨)、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织、海上互联互通组织。2014年至2017年,佐科·维多多总统在菲律宾总统任期内提出了“区域珊瑚三角倡议”。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Actualizing Blue Economy: Multi-Track Diplomacy in Supporting Indonesia – Philippines Ocean Economy Cooperation (2014-2017)
This article aims to analyse Indonesia’s diplomacy strategy to the Philippines in actualizing blue economy from 2014 until 2017. Indonesia's geographical condition, which is the largest archipelagic country in the world and is located within the coral triangle region brace Indonesia to have enormous marine potentials and high valuation. Indonesia during the reign of President Joko Widodo committed to develop their economy from the marine sector using blue economic principle-- the utilization of marine potential by considering the long-term calculation between social and the environmental sustainability. The authors use complex interdependence theory which shows that cooperation between Indonesia and the Philippines by involving the role of non-governmental organizations and business stakeholders contribute to solve problems and support the successful implementation of the blue economy. Through a qualitative analytic research method, this article finds Indonesia’s diplomacy strategy as the effort to implement blue economy by using Multi-track Diplomacy approach, which focuses on the government (Track I) through the signing of Joint Declaration of Sea Connectivity between the two countries, non-government professional (Track II) through the establishment of the Working Group for Coral Triangle Initiatives involving Non-Governmental Organizations in Indonesia, and business (Track III) through the Coral Triangle Initiatives-Business Forum to the Philippines during the administration of President Joko Widodo in 2014-2017.

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi diplomasi Indonesia ke Filipina dalam mengaktualisasikan ekonomi biru dari 2014 hingga 2017. Kondisi geografis Indonesia, yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di dalam kawasan segitiga karang menganugerahkan Indonesia dengan potensi laut yang sangat besar dan valuasi tinggi. Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi mereka dari sektor kelautan menggunakan prinsip ekonomi biru-- pemanfaatan potensi kelautan dengan mempertimbangkan perhitungan jangka panjang antara keberlanjutan sosial dan lingkungan. Penulis menggunakan teori ‘complex interdependence’ yang menunjukkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Filipina dengan melibatkan peran organisasi non-pemerintah dan pemangku kepentingan bisnis berkontribusi untuk memecahkan masalah dan mendukung keberhasilan implementasi ekonomi biru.Menggunakan metodologi penelitian kualitatif, skripsi ini menjelaskan strategi diplomasi Indonesia dalam upaya untuk mengaktualisasikan ekonomi bitu dengan menggunakan langkah Multi-track Diplomacy, dengan fokus dalam kerjasama negara (Track I) melalui penandatanganan Joint Declaration of Sea Connectivity antara kedua negara, organisasi non-pemerintah (Track II) melalui penetapan kelompok kerja untuk kerjasama Coral Triangle Initiative dengan melibatkan organisasi non-pemerintah di Indonesia, dan bisnis (Track III) melalui Forum Bisnis Regional Coral Triangle Initiatives kepada Filipina selama masa administrasi Presiden Joko Widodo tahun 2014-2017.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信