Glenn Mark Togu, Lisda Amalia, Trully Deti Rose Sitorus
{"title":"哈桑·萨德金万隆老年病人缺血性中风的治疗模式","authors":"Glenn Mark Togu, Lisda Amalia, Trully Deti Rose Sitorus","doi":"10.47830/jinma-vol.71.2-2021-387","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Stroke iskemik di Indonesia menjadi salah satu penyakit utama penyebab disabilitas dan mortalitas pada pasien lansia. Penuaan dikaitkan dengan peningkatan penyakit penyerta. Banyaknya penyakit penyerta pada lansia meningkatkan potensi peresepan polifarmasi yang berpotensi meningkatkan kejadian efek samping obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, pola pengobatan, dan efek samping pengobatan pada pasien lansia dengan stroke iskemik.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang yang dilakukan pada September-Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien stroke iskemik yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Hasan Sadikin periode 2015–2019 dengan metode simple random sampling.Hasil: Karakteristik demografis pasien lansia dengan stroke iskemik didominasi oleh lansia muda berusia 60-69 tahun, laki-laki, dengan hipertensi sebagai faktor risiko terbanyak. Pola pengobatan politerapi (2-4 obat) ditemukan pada 79 pasien dan polifarmasi (>5 obat) terdapat pada 21 pasien. Enam pasien politerapi dan empat pasien polifarmasi mendapat efek samping pengobatan. Efek samping pengobatan yang terjadi meliputi stress ulcer, perdarahan saluran cerna atas, dan anemia. Kesimpulan: Pola pengobatan didominasi oleh pengobatan politerapi (2-4 obat). Persentase pasien polifarmasi (>5 obat) yang mengalami efek samping pengobatan lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan pengobatan politerapi. Efek samping pengobatan didominasi oleh stress ulcer.","PeriodicalId":378619,"journal":{"name":"Journal Of The Indonesian Medical Association","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pola Pengobatan Stroke Iskemik Pada Pasien Lansia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung\",\"authors\":\"Glenn Mark Togu, Lisda Amalia, Trully Deti Rose Sitorus\",\"doi\":\"10.47830/jinma-vol.71.2-2021-387\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pendahuluan: Stroke iskemik di Indonesia menjadi salah satu penyakit utama penyebab disabilitas dan mortalitas pada pasien lansia. Penuaan dikaitkan dengan peningkatan penyakit penyerta. Banyaknya penyakit penyerta pada lansia meningkatkan potensi peresepan polifarmasi yang berpotensi meningkatkan kejadian efek samping obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, pola pengobatan, dan efek samping pengobatan pada pasien lansia dengan stroke iskemik.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang yang dilakukan pada September-Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien stroke iskemik yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Hasan Sadikin periode 2015–2019 dengan metode simple random sampling.Hasil: Karakteristik demografis pasien lansia dengan stroke iskemik didominasi oleh lansia muda berusia 60-69 tahun, laki-laki, dengan hipertensi sebagai faktor risiko terbanyak. Pola pengobatan politerapi (2-4 obat) ditemukan pada 79 pasien dan polifarmasi (>5 obat) terdapat pada 21 pasien. Enam pasien politerapi dan empat pasien polifarmasi mendapat efek samping pengobatan. Efek samping pengobatan yang terjadi meliputi stress ulcer, perdarahan saluran cerna atas, dan anemia. Kesimpulan: Pola pengobatan didominasi oleh pengobatan politerapi (2-4 obat). Persentase pasien polifarmasi (>5 obat) yang mengalami efek samping pengobatan lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan pengobatan politerapi. Efek samping pengobatan didominasi oleh stress ulcer.\",\"PeriodicalId\":378619,\"journal\":{\"name\":\"Journal Of The Indonesian Medical Association\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal Of The Indonesian Medical Association\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47830/jinma-vol.71.2-2021-387\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal Of The Indonesian Medical Association","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47830/jinma-vol.71.2-2021-387","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pola Pengobatan Stroke Iskemik Pada Pasien Lansia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Pendahuluan: Stroke iskemik di Indonesia menjadi salah satu penyakit utama penyebab disabilitas dan mortalitas pada pasien lansia. Penuaan dikaitkan dengan peningkatan penyakit penyerta. Banyaknya penyakit penyerta pada lansia meningkatkan potensi peresepan polifarmasi yang berpotensi meningkatkan kejadian efek samping obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, pola pengobatan, dan efek samping pengobatan pada pasien lansia dengan stroke iskemik.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang yang dilakukan pada September-Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien stroke iskemik yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Hasan Sadikin periode 2015–2019 dengan metode simple random sampling.Hasil: Karakteristik demografis pasien lansia dengan stroke iskemik didominasi oleh lansia muda berusia 60-69 tahun, laki-laki, dengan hipertensi sebagai faktor risiko terbanyak. Pola pengobatan politerapi (2-4 obat) ditemukan pada 79 pasien dan polifarmasi (>5 obat) terdapat pada 21 pasien. Enam pasien politerapi dan empat pasien polifarmasi mendapat efek samping pengobatan. Efek samping pengobatan yang terjadi meliputi stress ulcer, perdarahan saluran cerna atas, dan anemia. Kesimpulan: Pola pengobatan didominasi oleh pengobatan politerapi (2-4 obat). Persentase pasien polifarmasi (>5 obat) yang mengalami efek samping pengobatan lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan pengobatan politerapi. Efek samping pengobatan didominasi oleh stress ulcer.