Sesarea Sesarea患者的麻醉管理有子痫前期、躁狂综合症和心力衰竭

Mutivanya Inez Maharani, Dewi Yulianti Bisri
{"title":"Sesarea Sesarea患者的麻醉管理有子痫前期、躁狂综合症和心力衰竭","authors":"Mutivanya Inez Maharani, Dewi Yulianti Bisri","doi":"10.47507/obstetri.v5i1.88","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tinggi dengan hipertensi pada kehamilan dan penyakit jantung sebagai salah satu penyebab utama. Sebagian besar pasien dengan preeklamsia dan gagal jantung menjalani operasi seksio sesarea dan memerlukan manajemen anestesi dengan mempertimbangkan luaran maternal dan janin. Wanita berusia 30 tahun dengan G2P1A0 gravida 32–33 minggu dengan hipertensi kronis diperberat preeklamsia induced Acute Decompensated Heart Failure (ADHF), sindrom Hemolysis Elevated Liver Enzyme Low Platelet (HELLP) dan gagal jantung kelas II-III dengan status fisik ASA IIIE. Dilakukan manajemen anestesi regional epidural dengan tujuan utama mempertahankan hemodinamik ibu. Hemodinamika selama durante operasi stabil. Dilahirkan bayi laki-laki hidup dengan APGAR 6–8. Pasien ditransfer ke High Care Unit (HCU) pascaoperasi. Manajemen anestesi perioperatif pada pasien harus menghindari perubahan hemodinamik yang ekstrem, menjaga aliran darah uteroplasental dan luaran bayi, dan menghindari risiko sulit intubasi dan aspirasi pada ibu hamil. Pada pasien ini dipilih manajemen anestesi epidural dengan monitoring hemodinamik ketat selama durante operasi. Pada pascaoperasi, pasien dirawat di ruang High Care Unit dan diberikan analgetik multimodal untuk menghindari lonjakan hemodinamik akibat nyeri. Pasien pulang ke rumah pada hari ke-5 pascaoperasi. Anestesi regional epidural merupakan pilihan yang dapat digunakan pada pasien preeklamsia berat dengan ADHF dan sindrom HELLP dengan mempertimbangkan keuntungan terhadap luaran maternal dan fetal","PeriodicalId":203301,"journal":{"name":"Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia","volume":"1916 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Preeklamsia, Sindrom HELLP, dan Gagal Jantung\",\"authors\":\"Mutivanya Inez Maharani, Dewi Yulianti Bisri\",\"doi\":\"10.47507/obstetri.v5i1.88\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tinggi dengan hipertensi pada kehamilan dan penyakit jantung sebagai salah satu penyebab utama. Sebagian besar pasien dengan preeklamsia dan gagal jantung menjalani operasi seksio sesarea dan memerlukan manajemen anestesi dengan mempertimbangkan luaran maternal dan janin. Wanita berusia 30 tahun dengan G2P1A0 gravida 32–33 minggu dengan hipertensi kronis diperberat preeklamsia induced Acute Decompensated Heart Failure (ADHF), sindrom Hemolysis Elevated Liver Enzyme Low Platelet (HELLP) dan gagal jantung kelas II-III dengan status fisik ASA IIIE. Dilakukan manajemen anestesi regional epidural dengan tujuan utama mempertahankan hemodinamik ibu. Hemodinamika selama durante operasi stabil. Dilahirkan bayi laki-laki hidup dengan APGAR 6–8. Pasien ditransfer ke High Care Unit (HCU) pascaoperasi. Manajemen anestesi perioperatif pada pasien harus menghindari perubahan hemodinamik yang ekstrem, menjaga aliran darah uteroplasental dan luaran bayi, dan menghindari risiko sulit intubasi dan aspirasi pada ibu hamil. Pada pasien ini dipilih manajemen anestesi epidural dengan monitoring hemodinamik ketat selama durante operasi. Pada pascaoperasi, pasien dirawat di ruang High Care Unit dan diberikan analgetik multimodal untuk menghindari lonjakan hemodinamik akibat nyeri. Pasien pulang ke rumah pada hari ke-5 pascaoperasi. Anestesi regional epidural merupakan pilihan yang dapat digunakan pada pasien preeklamsia berat dengan ADHF dan sindrom HELLP dengan mempertimbangkan keuntungan terhadap luaran maternal dan fetal\",\"PeriodicalId\":203301,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia\",\"volume\":\"1916 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-17\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47507/obstetri.v5i1.88\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47507/obstetri.v5i1.88","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

印度尼西亚的高孕产妇死亡率和心脏病是主要原因之一。大多数有子痫前期和心力衰竭的患者都接受了sesarea secesio手术,需要根据母亲的外部和胎儿的情况进行麻醉管理。30岁的G2P1A0 gravida 32 - 33周患有慢性高血压的妇女因急性高血压引发急性急性肝功能缺陷综合症(ADHF)、红细胞综合征Enzyme Low Platelet (HELLP)肝功能障碍综合症和iii - iii心力衰竭,具有健康状况。硬膜区域麻醉管理,其主要目的是维持母亲的血液动力。杜兰特手术中的血液动力学是稳定的。出生的男婴生活在APGAR 6 - 8。患者被转移到术后的高级护理单位。患者的季节性麻醉管理必须避免极端的血液动力学变化,保护子宫胎盘和婴儿的血液流动,避免子宫插管和妊娠困难的风险。在手术期间,病人通过严格的血液动力监测选择了硬膜麻醉管理。手术后,患者在High Care单元接受治疗,并注射一种镇痛药,以避免疼痛引起的血液动力学峰值。病人在手术后5天回家。表皮区域麻醉是一个可行的选择,有ADHF和HELLP综合征的重感冒患者考虑母亲露兰和fetal的好处
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Preeklamsia, Sindrom HELLP, dan Gagal Jantung
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tinggi dengan hipertensi pada kehamilan dan penyakit jantung sebagai salah satu penyebab utama. Sebagian besar pasien dengan preeklamsia dan gagal jantung menjalani operasi seksio sesarea dan memerlukan manajemen anestesi dengan mempertimbangkan luaran maternal dan janin. Wanita berusia 30 tahun dengan G2P1A0 gravida 32–33 minggu dengan hipertensi kronis diperberat preeklamsia induced Acute Decompensated Heart Failure (ADHF), sindrom Hemolysis Elevated Liver Enzyme Low Platelet (HELLP) dan gagal jantung kelas II-III dengan status fisik ASA IIIE. Dilakukan manajemen anestesi regional epidural dengan tujuan utama mempertahankan hemodinamik ibu. Hemodinamika selama durante operasi stabil. Dilahirkan bayi laki-laki hidup dengan APGAR 6–8. Pasien ditransfer ke High Care Unit (HCU) pascaoperasi. Manajemen anestesi perioperatif pada pasien harus menghindari perubahan hemodinamik yang ekstrem, menjaga aliran darah uteroplasental dan luaran bayi, dan menghindari risiko sulit intubasi dan aspirasi pada ibu hamil. Pada pasien ini dipilih manajemen anestesi epidural dengan monitoring hemodinamik ketat selama durante operasi. Pada pascaoperasi, pasien dirawat di ruang High Care Unit dan diberikan analgetik multimodal untuk menghindari lonjakan hemodinamik akibat nyeri. Pasien pulang ke rumah pada hari ke-5 pascaoperasi. Anestesi regional epidural merupakan pilihan yang dapat digunakan pada pasien preeklamsia berat dengan ADHF dan sindrom HELLP dengan mempertimbangkan keuntungan terhadap luaran maternal dan fetal
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信