{"title":"Studi Perbandingan Clustering Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro Berdasarkan Keaktifan Penduduk Dalam Kepemilikan Dokumen Kependudukan","authors":"Nisa Arofatus Sholikhah","doi":"10.32665/statkom.v1i1.443","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Dokumen kependudukan di Kabupaten Bojonegoro memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sehingga pemerintah menyediakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK), namun dalam prakteknya aplikasi ini kurang efektif karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam melengkapi dokumen kependudukan. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan adanya pengelompokan Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro berdasarkan kelengkapan kepemilikan dokumen kependudukan.\nTujuan: Melakukan perbandingan metode-metode clustering dalam rangka mendapatkan metode terbaik sehingga bisa digunakan untuk pengelompokan Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.\nMetode: Menerapkan metode kuantitatif berupa metode clustering yaitu K-Means, K-Medoid, X-Means, dan DBSCAN. Metode clustering terbaik dipilih berdasarkan ukuran performance vector terkecil. Sumber data berasal dari data sekunder dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bojonegoro tahun 2020.\nHasil: Diperoleh metode clustering terbaik yaitu metode K-Means dengan performance vector sebesar -0,697 dalam membentuk 5 cluster yaitu cluster 1 dengan klasifikasi sangat aktif yang beranggotakan 4 kecamatan, cluster 3 dengan klasifikasi aktif beranggotakan 5 kecamatan, cluster 4 dengan klasifikasi cukup aktif beranggotakan 7 kecamatan, cluster 0 dengan klasifikasi kurang aktif beranggotakan 8 kecamatan, dan cluster 2 dengan klasifikasi tidak aktif yang beranggotakan 4 kecamatan.\nKesimpulan: Metode clustering terbaik yaitu metode K-Means yang berhasil mengelompokkan Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro berdasarkan kelengkapan kepemilikan dokumen kependudukan, serta menginformasikan banyaknya kecamatan yang kurang aktif.","PeriodicalId":340369,"journal":{"name":"Jurnal Statistika dan Komputasi","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Statistika dan Komputasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32665/statkom.v1i1.443","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Studi Perbandingan Clustering Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro Berdasarkan Keaktifan Penduduk Dalam Kepemilikan Dokumen Kependudukan
Latar Belakang: Dokumen kependudukan di Kabupaten Bojonegoro memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sehingga pemerintah menyediakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK), namun dalam prakteknya aplikasi ini kurang efektif karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam melengkapi dokumen kependudukan. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan adanya pengelompokan Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro berdasarkan kelengkapan kepemilikan dokumen kependudukan.
Tujuan: Melakukan perbandingan metode-metode clustering dalam rangka mendapatkan metode terbaik sehingga bisa digunakan untuk pengelompokan Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Metode: Menerapkan metode kuantitatif berupa metode clustering yaitu K-Means, K-Medoid, X-Means, dan DBSCAN. Metode clustering terbaik dipilih berdasarkan ukuran performance vector terkecil. Sumber data berasal dari data sekunder dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bojonegoro tahun 2020.
Hasil: Diperoleh metode clustering terbaik yaitu metode K-Means dengan performance vector sebesar -0,697 dalam membentuk 5 cluster yaitu cluster 1 dengan klasifikasi sangat aktif yang beranggotakan 4 kecamatan, cluster 3 dengan klasifikasi aktif beranggotakan 5 kecamatan, cluster 4 dengan klasifikasi cukup aktif beranggotakan 7 kecamatan, cluster 0 dengan klasifikasi kurang aktif beranggotakan 8 kecamatan, dan cluster 2 dengan klasifikasi tidak aktif yang beranggotakan 4 kecamatan.
Kesimpulan: Metode clustering terbaik yaitu metode K-Means yang berhasil mengelompokkan Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro berdasarkan kelengkapan kepemilikan dokumen kependudukan, serta menginformasikan banyaknya kecamatan yang kurang aktif.