{"title":"Analisis Kinerja Sel Surya Monocrystalline dan Polycrystalline di Kabupaten Sumbawa NTB","authors":"M. Anggara, Widi Saputra","doi":"10.36040/flywheel.v14i1.6521","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara dengan potensi energi matahari yang cukup baik, letak geografis yang berada pada garis khatulistiwa membuat Indonesia mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional, potensi energi matahari di Indonesia mencapai 4,8 KWh/m2/hari, jumlah itu setara dengan 112.000 GWp jika dibandingkan dengan luas lahan di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau sering disebut solar photovoltaic system merupakan salah satu aplikasi pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik. PLTS memanfaatkan sel surya untuk mengubah energi matahari menjadi listrik dengan menggunakan prinsip efek photovoltaic. \nSecara umum terdapat dua jenis material yang digunakan dalam pembuatan sel surya, yaitu Crystalline Silicon, dan Thin Film. Tipe Crystalline merupakan generasi pertama dari sel surya dan merupakan tipe yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. kedua panel ini memiliki karakteriistik yang berbeda, monocrystalline memiliki efisiensi rata-rata sebesar 19% sedangkan polycrystalline hanya 18%. Pengaruh intensitas cahaya terhadap efisiensi panel surya jenis monocrystalline dan polycrystalline terhadap kondisi radiaasi di suatu daerah sangat berpengaruh sehingga perlu dilakukan penelitian pengembangan didaerah sumbawa. Tujuan dari penelitian ini menganalisis kinerja sel surya monocrystalline dan polycrystalline di Sumbawa. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada sel surya monocrystalline dan polycrystalline 50 wp. Hasil penelitian menunjukkan Panel surya tipe monokristalin memproduksi daya listrik lebih besar dibanding panel surya polikristalin pada intensitas yang rendah maupun intensitas yang tinggi, dengan selisih rata-rata 4.91 Watt. Panel surya tipe monokristalin menunjukan efisiensi sebesar 14% sedangkan panel surya polikristalin sebesar 12%.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL FLYWHEEL","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v14i1.6521","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
印尼是一个太阳能很强的国家,赤道的地理位置为印尼全年提供阳光。根据国家能源委员会(national energy council)的数据,印尼的太阳能电能潜力达到4.8 KWh/m2/ day,与印尼的陆地面积相比,相当于11.2万GWp。太阳能发电厂(发电厂),或称光伏太阳能系统,是太阳能能源利用的应用。PLTS利用太阳能电池利用光伏效应的原理将太阳能转化为电能。一般来说,太阳能电池的制造所用的材料有两种,一种是硅胶晶体,另一种是薄膜。Crystalline类型是太阳能电池的第一代,是公众使用最广泛的类型。这两个面板都有不同的特点,而多孔莲的平均效率是19%,而多孔莲只有18%。这种太阳能电池板的强度和多隐岩画对该地区辐射条件的影响是非常重要的,因此需要进行松博地区开发研究。这项研究的目的是分析蒙古素太阳能细胞的性能和山顶针碱。研究的变量会在这项研究中有monocrystalline太阳能电池和polycrystalline 50 wp。研究结果显示monokristalin型太阳能电池板生产电力的强度更大的太阳能电池板polikristalin低和高强度的,平均差距为4 . 91瓦特。单结晶式太阳能电池板显示效率为14%,而聚合太阳能电池板为12%。
Analisis Kinerja Sel Surya Monocrystalline dan Polycrystalline di Kabupaten Sumbawa NTB
Indonesia merupakan negara dengan potensi energi matahari yang cukup baik, letak geografis yang berada pada garis khatulistiwa membuat Indonesia mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional, potensi energi matahari di Indonesia mencapai 4,8 KWh/m2/hari, jumlah itu setara dengan 112.000 GWp jika dibandingkan dengan luas lahan di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau sering disebut solar photovoltaic system merupakan salah satu aplikasi pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik. PLTS memanfaatkan sel surya untuk mengubah energi matahari menjadi listrik dengan menggunakan prinsip efek photovoltaic.
Secara umum terdapat dua jenis material yang digunakan dalam pembuatan sel surya, yaitu Crystalline Silicon, dan Thin Film. Tipe Crystalline merupakan generasi pertama dari sel surya dan merupakan tipe yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. kedua panel ini memiliki karakteriistik yang berbeda, monocrystalline memiliki efisiensi rata-rata sebesar 19% sedangkan polycrystalline hanya 18%. Pengaruh intensitas cahaya terhadap efisiensi panel surya jenis monocrystalline dan polycrystalline terhadap kondisi radiaasi di suatu daerah sangat berpengaruh sehingga perlu dilakukan penelitian pengembangan didaerah sumbawa. Tujuan dari penelitian ini menganalisis kinerja sel surya monocrystalline dan polycrystalline di Sumbawa. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada sel surya monocrystalline dan polycrystalline 50 wp. Hasil penelitian menunjukkan Panel surya tipe monokristalin memproduksi daya listrik lebih besar dibanding panel surya polikristalin pada intensitas yang rendah maupun intensitas yang tinggi, dengan selisih rata-rata 4.91 Watt. Panel surya tipe monokristalin menunjukan efisiensi sebesar 14% sedangkan panel surya polikristalin sebesar 12%.