{"title":"生核化女祭司的服务和领导","authors":"Otoriteit Dachi, Vinna Isya Merti Manao","doi":"10.36588/sundermann.v14i1.66","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada masa sekarang ini kaum perempuan yang menjadi pemimpin sudah semakin meningkat di hampir semua aspek kehidupan manusia. Berdasarkan data yang ada di Kantor Sinode BNKP, pendeta perempuan di BNKP mengalami pertumbuhan dan perkembangan jumlah yang cukup signifikan, bahkan menduduki posisi sebagai pemimpin dalam beberapa lembaga di BNKP. Pada sisi lain masyarakat Nias menganut sistem Patriarkat dimana peran laki-laki selalu menjadi prioritas. Dalam sistem budaya patriarkat tentu pendeta perempuan mengalami berbagai tantangan baik dari dalam dirinya secara internal menyangkut kesiapan intelektual, emosional, dan mental maupun masalah di sekitar dirinya (eksternal), yaitu keberadaan majelis jemaat dan Satua Niha Keriso (Penatua) yang didominasi oleh kaum laki-laki. Di beberapa tempat masih ada jemaat yang menolak kepemimpinan perempuan karena masalah adat istiadat di masyarakat yang membatasi ruang gerak perempuan akibat sistem patriarkat yang dianut. Sehubungan dengan keadaan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana pendeta perempuan BNKP mengembangkan potensi kepemimpinannya dalam budaya patriarkat dengan melihat tantangan dan peluang yang ada baik dari budaya dan dari hakikat diri perempuan itu sendiri. Selain itu, akan dipaparkan juga tentang gaya kepemimpinan perempuan untuk menjawab tantangan BNKP saat ini. Dalam tulisan ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan data-data yang di rekam di lapangan akan diolah sedemikian rupa untuk kemudian dideskripsikan.","PeriodicalId":137555,"journal":{"name":"SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Pelayanan dan Kepemimpinan Pendeta Perempuan BNKP\",\"authors\":\"Otoriteit Dachi, Vinna Isya Merti Manao\",\"doi\":\"10.36588/sundermann.v14i1.66\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pada masa sekarang ini kaum perempuan yang menjadi pemimpin sudah semakin meningkat di hampir semua aspek kehidupan manusia. Berdasarkan data yang ada di Kantor Sinode BNKP, pendeta perempuan di BNKP mengalami pertumbuhan dan perkembangan jumlah yang cukup signifikan, bahkan menduduki posisi sebagai pemimpin dalam beberapa lembaga di BNKP. Pada sisi lain masyarakat Nias menganut sistem Patriarkat dimana peran laki-laki selalu menjadi prioritas. Dalam sistem budaya patriarkat tentu pendeta perempuan mengalami berbagai tantangan baik dari dalam dirinya secara internal menyangkut kesiapan intelektual, emosional, dan mental maupun masalah di sekitar dirinya (eksternal), yaitu keberadaan majelis jemaat dan Satua Niha Keriso (Penatua) yang didominasi oleh kaum laki-laki. Di beberapa tempat masih ada jemaat yang menolak kepemimpinan perempuan karena masalah adat istiadat di masyarakat yang membatasi ruang gerak perempuan akibat sistem patriarkat yang dianut. Sehubungan dengan keadaan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana pendeta perempuan BNKP mengembangkan potensi kepemimpinannya dalam budaya patriarkat dengan melihat tantangan dan peluang yang ada baik dari budaya dan dari hakikat diri perempuan itu sendiri. Selain itu, akan dipaparkan juga tentang gaya kepemimpinan perempuan untuk menjawab tantangan BNKP saat ini. Dalam tulisan ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan data-data yang di rekam di lapangan akan diolah sedemikian rupa untuk kemudian dideskripsikan.\",\"PeriodicalId\":137555,\"journal\":{\"name\":\"SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-10-06\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36588/sundermann.v14i1.66\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36588/sundermann.v14i1.66","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
在这个时代,女性作为领导者的地位在人类生活的几乎所有方面都有所提高。根据BNKP会议的数据,BNKP的女祭司经历了相当大的增长和发展,甚至担任BNKP几个机构的领导人。另一方面,Nias社会遵循一种男权制度,在这种制度中,男性的角色永远是第一位的。在宗法文化体系中,女祭司的内心面临着挑战,包括她的智力、情感和精神准备,以及她周围的问题(外部),也就是由男性主导的集会和长老萨图亚·尼哈·克里索(Satua Niha Keriso)的存在。在一些地方,集会反对妇女的领导,因为社会中的传统习俗限制了妇女的步法制度。关于上述情况,本研究旨在了解BNKP女祭司如何通过发现文化和女性本身的挑战和机会来培养她的领导潜力。此外,它还将介绍目前对BNKP挑战的女性领导风格。在这篇文章中,研究人员使用定性研究方法和现场记录的数据来处理,以便以后进行描述。
Pada masa sekarang ini kaum perempuan yang menjadi pemimpin sudah semakin meningkat di hampir semua aspek kehidupan manusia. Berdasarkan data yang ada di Kantor Sinode BNKP, pendeta perempuan di BNKP mengalami pertumbuhan dan perkembangan jumlah yang cukup signifikan, bahkan menduduki posisi sebagai pemimpin dalam beberapa lembaga di BNKP. Pada sisi lain masyarakat Nias menganut sistem Patriarkat dimana peran laki-laki selalu menjadi prioritas. Dalam sistem budaya patriarkat tentu pendeta perempuan mengalami berbagai tantangan baik dari dalam dirinya secara internal menyangkut kesiapan intelektual, emosional, dan mental maupun masalah di sekitar dirinya (eksternal), yaitu keberadaan majelis jemaat dan Satua Niha Keriso (Penatua) yang didominasi oleh kaum laki-laki. Di beberapa tempat masih ada jemaat yang menolak kepemimpinan perempuan karena masalah adat istiadat di masyarakat yang membatasi ruang gerak perempuan akibat sistem patriarkat yang dianut. Sehubungan dengan keadaan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana pendeta perempuan BNKP mengembangkan potensi kepemimpinannya dalam budaya patriarkat dengan melihat tantangan dan peluang yang ada baik dari budaya dan dari hakikat diri perempuan itu sendiri. Selain itu, akan dipaparkan juga tentang gaya kepemimpinan perempuan untuk menjawab tantangan BNKP saat ini. Dalam tulisan ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan data-data yang di rekam di lapangan akan diolah sedemikian rupa untuk kemudian dideskripsikan.