城市公共空间的公共抵抗;日惹对无帽巴布亚现象的社会文化分析

Efraim Mangaluk
{"title":"城市公共空间的公共抵抗;日惹对无帽巴布亚现象的社会文化分析","authors":"Efraim Mangaluk","doi":"10.33506/JN.V4I2.452","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini berjudul Resistensi Kepapuaan Dalam Ruang Publik Kota; Analisa Sosio-Budaya Atas Fenomena Tidak Berhelm Mahasiswa Papua Di Yogyakarta. Penelitian ini berlangsung bulan Juli sampai dengan September 2015. Penelitian ini mengeksplorasi gejala-gejala resistensi mahasiswa Papua yang berangkat dari fenomena tidak behelm pada jalan-jalan di kota Yogyakarta. Berbeda dengan pengendara motor yang cenderung tidak berhelm dengan alasan dasar juvenile delinquency (pelanggaran murni) di seputar jalan-jalan non protokol, mahasiswa Papua melakukan pelanggaran aturan tidak berhelm diseluruh jenis jalan, baik pada jalan-jalan kompleks perumahan, hingga jalan arteri dan jalan protokol. Perilaku melanggar aturan lalu lintas yang berupa tidak mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor yang diikuti dengan tindakan perlawanan ketika pelakunya ditindak aparat polisi menunjukkan adanya resistensi oleh mahasiswa Papua kepada otoritas hukum di Yogyakarta. Hal ini dipengaruhi oleh persoalan identitas kepapuaan dan dinamika kesejarahan yang terbawa dari Papua.Fenomena tidak berhelm mahasiswa Papua di Yogyakarta berkaitan erat dengan ‘ritual’ resistensi atau sebagai tindakan resistensi yang dikonsepkan Michel Foucault (1979). Dalam kerangka dasar pemikiran seperti ini, tidak berhelm dapat dipahami sebagai suatu bentuk performance yang merepresentasikan atau membahasakan resistensi tersebut. Representasi ini tidak hanya terjadi melalui argumen atau wacana yang dibicarakan, tetapi juga dengan kehadiran mereka di jalanan (ruang publik), melalui tubuh dan kebertubuhan. Dengan cara ini, pemahaman akan tubuh dan kebertubuhan mahasiswa Papua yang sedang dalam keadaan tidak berhelm sebagai teks, arsip, wacana dan tubuh yang bisa berbicara, tubuh yang bisa merespon dalam kaitan dengan dominasi dan hegemoni kekuasaan atas tanah dan diri mereka sebagai orang-orang Papua, dan atas ‘nation of Papua’ yang bagi mereka telah ada sekian lamanya. Kehadiran mahasiswa Papua di Yogyakarta mengalami dinamika tersendiri, ada banyak persoalan yang terjadi sehubungan dengan besarnya pengaruh latar belakang budaya, sosial dan politik jika amati dari perspektif multidimensional kepapuaan. Perangkat persoalan yang melekat dalam diri orang Papua cenderung selalu terbawa ke mana mereka pergi, bahkan ketika persoalan itu dipegang kuat oleh mahasiswa Papua untuk diperjuangkan.","PeriodicalId":445272,"journal":{"name":"Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Resistensi Kepapuaan Dalam Ruang Publik Kota; Analisa Sosio-Budaya Atas Fenomena Tidak Berhelm Mahasiswa Papua di Yogyakarta\",\"authors\":\"Efraim Mangaluk\",\"doi\":\"10.33506/JN.V4I2.452\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini berjudul Resistensi Kepapuaan Dalam Ruang Publik Kota; Analisa Sosio-Budaya Atas Fenomena Tidak Berhelm Mahasiswa Papua Di Yogyakarta. Penelitian ini berlangsung bulan Juli sampai dengan September 2015. Penelitian ini mengeksplorasi gejala-gejala resistensi mahasiswa Papua yang berangkat dari fenomena tidak behelm pada jalan-jalan di kota Yogyakarta. Berbeda dengan pengendara motor yang cenderung tidak berhelm dengan alasan dasar juvenile delinquency (pelanggaran murni) di seputar jalan-jalan non protokol, mahasiswa Papua melakukan pelanggaran aturan tidak berhelm diseluruh jenis jalan, baik pada jalan-jalan kompleks perumahan, hingga jalan arteri dan jalan protokol. Perilaku melanggar aturan lalu lintas yang berupa tidak mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor yang diikuti dengan tindakan perlawanan ketika pelakunya ditindak aparat polisi menunjukkan adanya resistensi oleh mahasiswa Papua kepada otoritas hukum di Yogyakarta. Hal ini dipengaruhi oleh persoalan identitas kepapuaan dan dinamika kesejarahan yang terbawa dari Papua.Fenomena tidak berhelm mahasiswa Papua di Yogyakarta berkaitan erat dengan ‘ritual’ resistensi atau sebagai tindakan resistensi yang dikonsepkan Michel Foucault (1979). Dalam kerangka dasar pemikiran seperti ini, tidak berhelm dapat dipahami sebagai suatu bentuk performance yang merepresentasikan atau membahasakan resistensi tersebut. Representasi ini tidak hanya terjadi melalui argumen atau wacana yang dibicarakan, tetapi juga dengan kehadiran mereka di jalanan (ruang publik), melalui tubuh dan kebertubuhan. Dengan cara ini, pemahaman akan tubuh dan kebertubuhan mahasiswa Papua yang sedang dalam keadaan tidak berhelm sebagai teks, arsip, wacana dan tubuh yang bisa berbicara, tubuh yang bisa merespon dalam kaitan dengan dominasi dan hegemoni kekuasaan atas tanah dan diri mereka sebagai orang-orang Papua, dan atas ‘nation of Papua’ yang bagi mereka telah ada sekian lamanya. Kehadiran mahasiswa Papua di Yogyakarta mengalami dinamika tersendiri, ada banyak persoalan yang terjadi sehubungan dengan besarnya pengaruh latar belakang budaya, sosial dan politik jika amati dari perspektif multidimensional kepapuaan. Perangkat persoalan yang melekat dalam diri orang Papua cenderung selalu terbawa ke mana mereka pergi, bahkan ketika persoalan itu dipegang kuat oleh mahasiswa Papua untuk diperjuangkan.\",\"PeriodicalId\":445272,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33506/JN.V4I2.452\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33506/JN.V4I2.452","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本研究名为城市公共空间抗辩;日惹对无帽巴布亚现象的社会文化分析。这项研究将于2015年7月至9月进行。这项研究探讨了巴布亚抗药性的症状,这些症状源于日惹街头的无头盔现象。与骑自行车的人相比,典型的非协议道路上的青少年犯罪,巴布亚学生在各种街道上违反无头盔规定,无论是在小区街道上,还是在动脉街道上。巴布亚学生在日惹表现出对巴布亚法律当局的抵抗,这是违反交通规则的行为。这在一定程度上受到了来自巴布亚的权术和裙带关系的影响。日惹无头盔现象与《礼仪》抵抗现象密切相关,或与《应对法》(1979年)所提供的抵抗措施密切相关。在这种基本思维框架中,没有头盔可以理解为表现阻力的表现形式。这种表现不仅发生在讨论或话语中,也发生在他们通过身体和身体出现在公共空间中。通过这种方式,将身体的理解和kebertubuhan巴布亚纽几内亚的学生在任何情况下都不戴头盔的话语作为文本、档案和身体能说话的时候,身体的反应方面的霸权统治和控制土地和自己为巴布亚人,为他们的‘nation of巴布亚纽几内亚已经存在了多年。巴布亚学生在日惹的存在经历了一种独特的动力,从多方面的教学观点来看,文化、社会和政治背景的影响。巴布亚人与生俱来的问题工具往往会带着他们所要去的地方,即使这个问题被巴布亚学生牢牢地抓住去争取。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Resistensi Kepapuaan Dalam Ruang Publik Kota; Analisa Sosio-Budaya Atas Fenomena Tidak Berhelm Mahasiswa Papua di Yogyakarta
Penelitian ini berjudul Resistensi Kepapuaan Dalam Ruang Publik Kota; Analisa Sosio-Budaya Atas Fenomena Tidak Berhelm Mahasiswa Papua Di Yogyakarta. Penelitian ini berlangsung bulan Juli sampai dengan September 2015. Penelitian ini mengeksplorasi gejala-gejala resistensi mahasiswa Papua yang berangkat dari fenomena tidak behelm pada jalan-jalan di kota Yogyakarta. Berbeda dengan pengendara motor yang cenderung tidak berhelm dengan alasan dasar juvenile delinquency (pelanggaran murni) di seputar jalan-jalan non protokol, mahasiswa Papua melakukan pelanggaran aturan tidak berhelm diseluruh jenis jalan, baik pada jalan-jalan kompleks perumahan, hingga jalan arteri dan jalan protokol. Perilaku melanggar aturan lalu lintas yang berupa tidak mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor yang diikuti dengan tindakan perlawanan ketika pelakunya ditindak aparat polisi menunjukkan adanya resistensi oleh mahasiswa Papua kepada otoritas hukum di Yogyakarta. Hal ini dipengaruhi oleh persoalan identitas kepapuaan dan dinamika kesejarahan yang terbawa dari Papua.Fenomena tidak berhelm mahasiswa Papua di Yogyakarta berkaitan erat dengan ‘ritual’ resistensi atau sebagai tindakan resistensi yang dikonsepkan Michel Foucault (1979). Dalam kerangka dasar pemikiran seperti ini, tidak berhelm dapat dipahami sebagai suatu bentuk performance yang merepresentasikan atau membahasakan resistensi tersebut. Representasi ini tidak hanya terjadi melalui argumen atau wacana yang dibicarakan, tetapi juga dengan kehadiran mereka di jalanan (ruang publik), melalui tubuh dan kebertubuhan. Dengan cara ini, pemahaman akan tubuh dan kebertubuhan mahasiswa Papua yang sedang dalam keadaan tidak berhelm sebagai teks, arsip, wacana dan tubuh yang bisa berbicara, tubuh yang bisa merespon dalam kaitan dengan dominasi dan hegemoni kekuasaan atas tanah dan diri mereka sebagai orang-orang Papua, dan atas ‘nation of Papua’ yang bagi mereka telah ada sekian lamanya. Kehadiran mahasiswa Papua di Yogyakarta mengalami dinamika tersendiri, ada banyak persoalan yang terjadi sehubungan dengan besarnya pengaruh latar belakang budaya, sosial dan politik jika amati dari perspektif multidimensional kepapuaan. Perangkat persoalan yang melekat dalam diri orang Papua cenderung selalu terbawa ke mana mereka pergi, bahkan ketika persoalan itu dipegang kuat oleh mahasiswa Papua untuk diperjuangkan.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信