{"title":"Böwö Wangowalu: Perlukah Ditransformasi?","authors":"Intan Tri Kristiani Gulo, Tuhoni Telaumbanua","doi":"10.36588/sundermann.v14i2.64","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Böwö (maskawin) dalam adat istiadat Nias sangat penting dalam melangsungkan pesta pernikahan. Böwö memiliki arti yang sangat dalam yaitu cinta kasih (masi-masi). Seringkali makna böwö luruh menjadi böli gana’a (merujuk kepada pengantin perempuan). Akibat dari pergeseran makna ini, maka terjadi persoalan yang dapat bermuara pada kemiskinan, keluarga tidak harmonis, dan keengganan menikah dengan perempuan Nias. Dari masalah yang terjadi ini, maka tujuan penelitian ialah mencari tahu sejauh mana pemahaman teologis, praktek, dan juga dampak dari tingginya nilai nominal böwö. Selain itu, penulis juga meneliti peran orang tua dalam membangun prespektif yang benar terhadap böwö. Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu wawancara dan observasi. Masyarakat Nias mengatakan bahwa makna dari pada böwö telah mengalami pergeseran; hal utama bagi orang tua dalam menentukan böwö bukanlah kasih (masi-masi) tetapi ukuran tingkat pendidikan perempuan. Oleh karena itu, demi kehidupan yang harmoni, sejahtera, maka dibutuhkan transformasi pada pemahaman, sistem, dan tata cara böwö di Nias. Untuk mewujudkan transformasi ini, dibutuhkan keterlibatan banyak pihak, terutama keluarga, penatua adat, gereja dan pemerintah, sehingga adat Nias sebagai identitas tetap lestari, dan mendatangkan berkat dalam kehidupan masyarakat.","PeriodicalId":137555,"journal":{"name":"SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan","volume":"15 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36588/sundermann.v14i2.64","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
Nias习俗中的新娘是举行婚礼的关键。Bowo对慈悲有很深的理解。从字面上看,bowo gana a的意思是“新娘”。由于这种意义的转变,可能会导致贫困、家庭不和谐和不愿与女性结婚的问题。在这些问题中,研究的目的是确定神学理解、实践以及博沃高价值的影响程度。此外,作者还研究了父母在建立正确的对bowo的正确评价方面所起的作用。用于研究的方法是访谈和观察。Nias社区说,bowo的意义发生了变化;父母在决定博沃的关键不是爱,而是对妇女教育水平的衡量。因此,为了和谐、繁荣的生活,需要在Nias对bowo的理解、系统和条例进行变革。为了实现这一转变,需要许多各方的参与,特别是家庭、部落长老、教会和政府的参与,使Nias的习俗作为一种永久的身份,并为社区生活带来祝福。
Böwö (maskawin) dalam adat istiadat Nias sangat penting dalam melangsungkan pesta pernikahan. Böwö memiliki arti yang sangat dalam yaitu cinta kasih (masi-masi). Seringkali makna böwö luruh menjadi böli gana’a (merujuk kepada pengantin perempuan). Akibat dari pergeseran makna ini, maka terjadi persoalan yang dapat bermuara pada kemiskinan, keluarga tidak harmonis, dan keengganan menikah dengan perempuan Nias. Dari masalah yang terjadi ini, maka tujuan penelitian ialah mencari tahu sejauh mana pemahaman teologis, praktek, dan juga dampak dari tingginya nilai nominal böwö. Selain itu, penulis juga meneliti peran orang tua dalam membangun prespektif yang benar terhadap böwö. Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu wawancara dan observasi. Masyarakat Nias mengatakan bahwa makna dari pada böwö telah mengalami pergeseran; hal utama bagi orang tua dalam menentukan böwö bukanlah kasih (masi-masi) tetapi ukuran tingkat pendidikan perempuan. Oleh karena itu, demi kehidupan yang harmoni, sejahtera, maka dibutuhkan transformasi pada pemahaman, sistem, dan tata cara böwö di Nias. Untuk mewujudkan transformasi ini, dibutuhkan keterlibatan banyak pihak, terutama keluarga, penatua adat, gereja dan pemerintah, sehingga adat Nias sebagai identitas tetap lestari, dan mendatangkan berkat dalam kehidupan masyarakat.