印度尼西亚教育部质量图(2020年认证项目试航研究)

H. Karwono, B. Susetyo
{"title":"印度尼西亚教育部质量图(2020年认证项目试航研究)","authors":"H. Karwono, B. Susetyo","doi":"10.24832/jpkp.v14i1.434","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Adanya  perubahan paradigma sistem akreditasi yang berbasis performance, penekanan    diberikan  kepada kinerja  (performance) satuan pendidikan ketimbang pemenuhan persyaratan admistratif (compliance). Mutu kinerja satuan pendidikan sesuai IASP 2020 difokuskan pada empat komponen utama:  mutu lulusan,  proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji peta mutu pendidikan bedasarkan jenis, jenjang dan wilayah serta kinerja menurut komponen mutu dan faktor kendala untuk pencapaian mutu pendidikan. \nMetode penelitian ini mengganakan pendekatan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian adalah satuan pendidikan yang habis masa akreditasinya tahun 2020 yaitu lebih dari 50 ribu satuan pendidikan yang terdiri dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan SLB yang tersebar pada 34 Provinsi. Sampel penelitian ditetapkan berdasarkan quota terhadap 4.817  sekolah dan madrasah. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling yang dibagi secara proporsional menurut provinsi, jenis, jenjang dan peringkat akreditasi.  Instrumen akreditasi yang digunakan adalah Instruman Akreditasi (IASP 2020). Metode pengumpulan data menggunakan telaah dokumentasi, observasi, wawancara, dan angket. \nHasil analisis menyimpulkan bahwa mayoritas sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terakreditasi B (50,4%). SMA memiliki peringkat akreditasi lebih baik di bandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya, sebaliknya SD/MI memiliki presentasi peringkat akreditasi A terkecil. Peta mutu pendidikan antar provinsi di Indonesia sangat bervariasi. Provinsi DKI memiliki persentase peringkat A terbanyak sedangkan yang terendah adalah NTT. Dari empat komponen mutu pendidikan yang diukur dalam akreditasi menunjukkan bahwa komponen mutu guru dan mutu lulusan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan memperoleh penilaian yang paling rendah dibandingkan tiga komponen lainnya. Faktor yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan berbeda antar jenjang pendidikan. Untuk jenjang SD/MI faktor penyebabnya antara lain masih rendahnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif, berpikir kritis dalam pemecahan masalah dan masih rendahnya inisiatif guru melakukan pengembangan profesi berkelanjutan. Pada SMK, beberapa kinerja yang kurang antara lain masih rendahnya lulusan SMK yang memperoleh sertifikat kompetensi dari Lembaga Sertifikat Profesi, pengelolaan unit produksi/business center/technopark belum baik dan masih rendahnya  guru yang menerapkan hasil pelatihan/magang di dunia kerja dalam proses pembelajaran. Pada SLB masih kurangnya tenaga ahli yang profesional.","PeriodicalId":375497,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PETA MUTU SATUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (Studi Pilotting Project akreditasi 2020)\",\"authors\":\"H. Karwono, B. Susetyo\",\"doi\":\"10.24832/jpkp.v14i1.434\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Adanya  perubahan paradigma sistem akreditasi yang berbasis performance, penekanan    diberikan  kepada kinerja  (performance) satuan pendidikan ketimbang pemenuhan persyaratan admistratif (compliance). Mutu kinerja satuan pendidikan sesuai IASP 2020 difokuskan pada empat komponen utama:  mutu lulusan,  proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji peta mutu pendidikan bedasarkan jenis, jenjang dan wilayah serta kinerja menurut komponen mutu dan faktor kendala untuk pencapaian mutu pendidikan. \\nMetode penelitian ini mengganakan pendekatan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian adalah satuan pendidikan yang habis masa akreditasinya tahun 2020 yaitu lebih dari 50 ribu satuan pendidikan yang terdiri dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan SLB yang tersebar pada 34 Provinsi. Sampel penelitian ditetapkan berdasarkan quota terhadap 4.817  sekolah dan madrasah. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling yang dibagi secara proporsional menurut provinsi, jenis, jenjang dan peringkat akreditasi.  Instrumen akreditasi yang digunakan adalah Instruman Akreditasi (IASP 2020). Metode pengumpulan data menggunakan telaah dokumentasi, observasi, wawancara, dan angket. \\nHasil analisis menyimpulkan bahwa mayoritas sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terakreditasi B (50,4%). SMA memiliki peringkat akreditasi lebih baik di bandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya, sebaliknya SD/MI memiliki presentasi peringkat akreditasi A terkecil. Peta mutu pendidikan antar provinsi di Indonesia sangat bervariasi. Provinsi DKI memiliki persentase peringkat A terbanyak sedangkan yang terendah adalah NTT. Dari empat komponen mutu pendidikan yang diukur dalam akreditasi menunjukkan bahwa komponen mutu guru dan mutu lulusan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan memperoleh penilaian yang paling rendah dibandingkan tiga komponen lainnya. Faktor yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan berbeda antar jenjang pendidikan. Untuk jenjang SD/MI faktor penyebabnya antara lain masih rendahnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif, berpikir kritis dalam pemecahan masalah dan masih rendahnya inisiatif guru melakukan pengembangan profesi berkelanjutan. Pada SMK, beberapa kinerja yang kurang antara lain masih rendahnya lulusan SMK yang memperoleh sertifikat kompetensi dari Lembaga Sertifikat Profesi, pengelolaan unit produksi/business center/technopark belum baik dan masih rendahnya  guru yang menerapkan hasil pelatihan/magang di dunia kerja dalam proses pembelajaran. Pada SLB masih kurangnya tenaga ahli yang profesional.\",\"PeriodicalId\":375497,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan\",\"volume\":\"2 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-08-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24832/jpkp.v14i1.434\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/jpkp.v14i1.434","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

基于表演的认证系统的范式变化,强调的是教育单位的表现,而不是满足下属要求。《愿景》2020年教育小组的表现质量集中在四个主要组成部分:毕业生质量、学习过程、教师素质和学校管理。这项研究的目的是研究基于质量组件和影响质量达到的障碍因素的类型、等级和地区教育质量图。这种研究方法将定量和定性结合起来。研究人口是2020年完成的教育单位,由小学/MI、初中/MTs、高中/MA、SMK和SLB组成的教育单位超过5万名。根据4817所学校和马德拉斯的配额确定的研究样本。采用的抽样技术是抽样quota,根据各省、类型、级别和认证等级按比例划分。使用的认证仪器是认证仪器(IASP 2020)。数据收集方法使用文献、观察、采访和预算。分析结果显示,小学和中级教育的大多数学校都是合格的B(50.4%)。高中的认证等级比其他学校高,而小学/MI的认证排名最低。印度尼西亚各省的教育质量图有很大的不同。DKI省拥有最多的A级,而NTT是最低的。从认证中测量的教育质量的四个组成部分表明,所有类型和教育程度的教师组成部分和毕业生比其他三个组成部分获得的评价最低。造成低教育质量的因素在教育阶层之间是不同的。其原因包括:学生缺乏有效沟通的能力,批判性思维解决问题的能力,仍然缺乏教师在职业发展方面的主动性。在SMK中,部分表现不佳的学生仍然是获得职业证书、商业中心/技术帕克颁发能力证书的低毕业生,在学习过程中应用培训培训成绩也不是很好,也仍然缺乏教师。特殊教育专业仍然缺乏专业知识。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
PETA MUTU SATUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (Studi Pilotting Project akreditasi 2020)
Adanya  perubahan paradigma sistem akreditasi yang berbasis performance, penekanan    diberikan  kepada kinerja  (performance) satuan pendidikan ketimbang pemenuhan persyaratan admistratif (compliance). Mutu kinerja satuan pendidikan sesuai IASP 2020 difokuskan pada empat komponen utama:  mutu lulusan,  proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji peta mutu pendidikan bedasarkan jenis, jenjang dan wilayah serta kinerja menurut komponen mutu dan faktor kendala untuk pencapaian mutu pendidikan. Metode penelitian ini mengganakan pendekatan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian adalah satuan pendidikan yang habis masa akreditasinya tahun 2020 yaitu lebih dari 50 ribu satuan pendidikan yang terdiri dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan SLB yang tersebar pada 34 Provinsi. Sampel penelitian ditetapkan berdasarkan quota terhadap 4.817  sekolah dan madrasah. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling yang dibagi secara proporsional menurut provinsi, jenis, jenjang dan peringkat akreditasi.  Instrumen akreditasi yang digunakan adalah Instruman Akreditasi (IASP 2020). Metode pengumpulan data menggunakan telaah dokumentasi, observasi, wawancara, dan angket. Hasil analisis menyimpulkan bahwa mayoritas sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terakreditasi B (50,4%). SMA memiliki peringkat akreditasi lebih baik di bandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya, sebaliknya SD/MI memiliki presentasi peringkat akreditasi A terkecil. Peta mutu pendidikan antar provinsi di Indonesia sangat bervariasi. Provinsi DKI memiliki persentase peringkat A terbanyak sedangkan yang terendah adalah NTT. Dari empat komponen mutu pendidikan yang diukur dalam akreditasi menunjukkan bahwa komponen mutu guru dan mutu lulusan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan memperoleh penilaian yang paling rendah dibandingkan tiga komponen lainnya. Faktor yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan berbeda antar jenjang pendidikan. Untuk jenjang SD/MI faktor penyebabnya antara lain masih rendahnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif, berpikir kritis dalam pemecahan masalah dan masih rendahnya inisiatif guru melakukan pengembangan profesi berkelanjutan. Pada SMK, beberapa kinerja yang kurang antara lain masih rendahnya lulusan SMK yang memperoleh sertifikat kompetensi dari Lembaga Sertifikat Profesi, pengelolaan unit produksi/business center/technopark belum baik dan masih rendahnya  guru yang menerapkan hasil pelatihan/magang di dunia kerja dalam proses pembelajaran. Pada SLB masih kurangnya tenaga ahli yang profesional.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信