{"title":"“Asat” Seni Video Instalasi","authors":"H. Nugroho","doi":"10.33479/cd.v2i01.285","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"“Asat” adalah kata yang diambil dari bahasa Jawa yang berarti kering. “ASAT” digunakan sebagai judul pada seni video instalasi ini. Karya seni ini berdurasi 4 menit hingga 5 menit yang disajikan dengan teknik looping. Karya seni visual ini adalah sebuah instalasi sumur tradisional yang disatukan dengan video diproyeksikan menggunakan proyektor optik video ke dalam instalasi lubang sumur kemudian disajikan langsung kepada penonton. Sehingga setiap penonton yang menonton karya seni ini meluhat kedalam lubang sumur seperti pada sumur sesungguhnya. Konsep visual dari video yang diproyeksikan ke instalasi membuat perspektif nyata sumur. \nBekaitan dengan masalah lingkungan yang merupakan kerusakan lingkungan kekeringan akibat ulah manusia yang tidak melindungi lingkungannya dengan Hotel, Mall, Apartemen dan bangunan besar lainnya yang merusak lingkungan, membuat sumur-sumur di sekitar menjadi kering. Dengan proses visualisasi mengeringkan sumur dengan tanda di visual video, setiap penonton dituntun untuk ikut merasakan bagaiman proses kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitarnya, juga efek yang didapat dari kerusakan tersebut. Konsep video instalasi dipilih untuk penciptaan karya ini, bertujuan untuk menciptakan hubungan yang erat antara penonton dengan karya seni, sehingga spekulasi nyata akan terasa oleh setiap masyarakat, sehingga akan menciptakan emosi yang mendalam kepada para penonton yang menikmati karya seni ini. Melalui karya seni ini dengan segala konsepnya sehingga karya ini memiliki peran yang besar dalam menyampaikan pesan moral kepada para penonton untuk selalu menjaga lingkungannya agar dapat menjaga keberlangsungan kehidupan setiap makhluk di bumi.","PeriodicalId":142161,"journal":{"name":"Citradirga - Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Intermedia","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Citradirga - Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Intermedia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33479/cd.v2i01.285","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
“Asat” adalah kata yang diambil dari bahasa Jawa yang berarti kering. “ASAT” digunakan sebagai judul pada seni video instalasi ini. Karya seni ini berdurasi 4 menit hingga 5 menit yang disajikan dengan teknik looping. Karya seni visual ini adalah sebuah instalasi sumur tradisional yang disatukan dengan video diproyeksikan menggunakan proyektor optik video ke dalam instalasi lubang sumur kemudian disajikan langsung kepada penonton. Sehingga setiap penonton yang menonton karya seni ini meluhat kedalam lubang sumur seperti pada sumur sesungguhnya. Konsep visual dari video yang diproyeksikan ke instalasi membuat perspektif nyata sumur.
Bekaitan dengan masalah lingkungan yang merupakan kerusakan lingkungan kekeringan akibat ulah manusia yang tidak melindungi lingkungannya dengan Hotel, Mall, Apartemen dan bangunan besar lainnya yang merusak lingkungan, membuat sumur-sumur di sekitar menjadi kering. Dengan proses visualisasi mengeringkan sumur dengan tanda di visual video, setiap penonton dituntun untuk ikut merasakan bagaiman proses kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitarnya, juga efek yang didapat dari kerusakan tersebut. Konsep video instalasi dipilih untuk penciptaan karya ini, bertujuan untuk menciptakan hubungan yang erat antara penonton dengan karya seni, sehingga spekulasi nyata akan terasa oleh setiap masyarakat, sehingga akan menciptakan emosi yang mendalam kepada para penonton yang menikmati karya seni ini. Melalui karya seni ini dengan segala konsepnya sehingga karya ini memiliki peran yang besar dalam menyampaikan pesan moral kepada para penonton untuk selalu menjaga lingkungannya agar dapat menjaga keberlangsungan kehidupan setiap makhluk di bumi.