Agus Yuliono, M. Sofiana, Asri Mulya Ashari, Rita Kurnia Apindiati, R. Linda, Ikha Safitri, S. Nurdiansyah
{"title":"菠萝果皮发酵的培训和社会化已成为生态酶,以再利用放松和再循环口号","authors":"Agus Yuliono, M. Sofiana, Asri Mulya Ashari, Rita Kurnia Apindiati, R. Linda, Ikha Safitri, S. Nurdiansyah","doi":"10.36312/linov.v7i4.934","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu komoditas unggulan Kalimantan Barat di bidang holtikultura adalah buah Nanas dengan jumlah produksi sebesar 76.400 ton pada tahun 2019. Buah Nanas dijual dalam kondisi segar maupun berbagai jenis olahan. Pengembangan hasil olahan Nanas berpotensi memberikan kontribusi pada peningkatan volume sampah organik di Kalimantan Barat. Sampah menjadi isu global yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan manusia apabila tidak dikelola dengan baik. Hingga saat ini, penanganan sampah masih menjadi problematika yang belum terselesaikan. Slogan Reuse, Reduce dan Recycle (3R) telah menginspirasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah secara sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk menerapkan pemahaman dan meningkatkan skill sejak dini dalam pengelolaan limbah organik menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi lingkungan. Sampah limbah Nanas dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bermanfaat. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada September 2022 dengan peserta siswa SMUN 3 Pontianak sebanyak 40 orang. Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan praktek membuat eco-enzyme. Sedangkan, evaluasi kegiatan dilaksanakan melalui kuis pada saat pre-test dan post-test, serta evaluasi keterampilan siswa dalam mempersiapkan proses fermentasi. Hasil penelitian yaitu pembuatan ekoenzim dilakukan dengan pencampuran bahan dengan perbandingan limbah kulit Nanas : gula aren : air sebesar 3 : 1 : 10. Fermentasi dilakukan ± 3 bulan. Kegiatan mandiri ini menunjukkan antusiasme dan semangat dari peserta mengikuti seluruh proses kegiatan. Selain itu, peserta menjadi lebih terampil dalam mengolah limbah menjadi larutan ekoenzim.\nTraining and Socialization of Pineapple Peel Waste Fermentation to Eco-enzyme as the Implementation of the Slogan Reuse, Reduce dan Recycle \nOne of the featured commodities of West Kalimantan in the horticulture sector is Pineapple with a total production of 76,400 tons in 2019. Pineapple is sold in the form of fresh or in various types of processing. The development of processed pineapple has the potential to contribute to increasing the volume of organic waste in West Kalimantan. Garbage is a global issue that cause environmental pollution and human health problems if not managed properly. Until now, waste management is still an unresolved problem. The slogan Reuse, Reduce and Recycle (3R) has inspired the community to carry out waste management systematically and sustainably. This community services aimed to apply understanding and improve skills in managing organic waste into useful products to the environment. Pineapple waste can be processed into products that have an added value and useful. The community service activity was carried out in September 2022 with participants from SMUN 3 Pontianak as many as 40 students. Activities were carried out with the lecture method and practice of making eco-enzymes. Meanwhile, evaluation was done through quizzes during the pre-test and post-test, as well as evaluating students' skills in preparing for the fermentation process. The result showed that the production of eco-enzymes was done by mixing the ingredients with a ratio of pineapple waste: palm sugar: water of 3 : 1 : 10. Fermentation was carried out for ± 3 months. This activity showed the enthusiasm of the participants to attend in the whole process of this activity. In addition, the skill of the participants was increased in processing organic waste into an eco-enzyme\n ","PeriodicalId":415138,"journal":{"name":"Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Pelatihan dan Sosialisasi Fermentasi Limbah Kulit Buah Nanas Menjadi Eco-enzyme sebagai Implementasi dari Slogan Reuse Reduce dan Recycle\",\"authors\":\"Agus Yuliono, M. Sofiana, Asri Mulya Ashari, Rita Kurnia Apindiati, R. Linda, Ikha Safitri, S. Nurdiansyah\",\"doi\":\"10.36312/linov.v7i4.934\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Salah satu komoditas unggulan Kalimantan Barat di bidang holtikultura adalah buah Nanas dengan jumlah produksi sebesar 76.400 ton pada tahun 2019. Buah Nanas dijual dalam kondisi segar maupun berbagai jenis olahan. Pengembangan hasil olahan Nanas berpotensi memberikan kontribusi pada peningkatan volume sampah organik di Kalimantan Barat. Sampah menjadi isu global yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan manusia apabila tidak dikelola dengan baik. Hingga saat ini, penanganan sampah masih menjadi problematika yang belum terselesaikan. Slogan Reuse, Reduce dan Recycle (3R) telah menginspirasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah secara sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk menerapkan pemahaman dan meningkatkan skill sejak dini dalam pengelolaan limbah organik menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi lingkungan. Sampah limbah Nanas dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bermanfaat. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada September 2022 dengan peserta siswa SMUN 3 Pontianak sebanyak 40 orang. Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan praktek membuat eco-enzyme. Sedangkan, evaluasi kegiatan dilaksanakan melalui kuis pada saat pre-test dan post-test, serta evaluasi keterampilan siswa dalam mempersiapkan proses fermentasi. Hasil penelitian yaitu pembuatan ekoenzim dilakukan dengan pencampuran bahan dengan perbandingan limbah kulit Nanas : gula aren : air sebesar 3 : 1 : 10. Fermentasi dilakukan ± 3 bulan. Kegiatan mandiri ini menunjukkan antusiasme dan semangat dari peserta mengikuti seluruh proses kegiatan. Selain itu, peserta menjadi lebih terampil dalam mengolah limbah menjadi larutan ekoenzim.\\nTraining and Socialization of Pineapple Peel Waste Fermentation to Eco-enzyme as the Implementation of the Slogan Reuse, Reduce dan Recycle \\nOne of the featured commodities of West Kalimantan in the horticulture sector is Pineapple with a total production of 76,400 tons in 2019. Pineapple is sold in the form of fresh or in various types of processing. The development of processed pineapple has the potential to contribute to increasing the volume of organic waste in West Kalimantan. Garbage is a global issue that cause environmental pollution and human health problems if not managed properly. Until now, waste management is still an unresolved problem. The slogan Reuse, Reduce and Recycle (3R) has inspired the community to carry out waste management systematically and sustainably. This community services aimed to apply understanding and improve skills in managing organic waste into useful products to the environment. Pineapple waste can be processed into products that have an added value and useful. The community service activity was carried out in September 2022 with participants from SMUN 3 Pontianak as many as 40 students. Activities were carried out with the lecture method and practice of making eco-enzymes. Meanwhile, evaluation was done through quizzes during the pre-test and post-test, as well as evaluating students' skills in preparing for the fermentation process. The result showed that the production of eco-enzymes was done by mixing the ingredients with a ratio of pineapple waste: palm sugar: water of 3 : 1 : 10. Fermentation was carried out for ± 3 months. This activity showed the enthusiasm of the participants to attend in the whole process of this activity. In addition, the skill of the participants was increased in processing organic waste into an eco-enzyme\\n \",\"PeriodicalId\":415138,\"journal\":{\"name\":\"Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat\",\"volume\":\"56 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36312/linov.v7i4.934\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36312/linov.v7i4.934","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
在婆罗洲园艺领域,西婆罗洲最重要的商品之一是到2019年生产的菠萝约76,400吨。菠萝是在新鲜和不同加工条件下出售的。菠萝加工结果的发展可能有助于西婆罗洲有机垃圾数量的增加。垃圾已成为一个全球性问题,如果管理不当,可能导致环境污染和人类健康问题。到目前为止,处理垃圾仍然是一个未解决的问题。Reuse、Reduce和Recycle (3R)激励社会系统和可持续垃圾管理。这些PKM的目的是运用理解能力,并将早期有机废物管理技能提高到更有利于环境的产品。菠萝废弃物可以被加工成有价值、有价值的产品。训练活动于2022年9月举行,共有40名庞蒂克学生参加培训活动。活动是通过演讲和练习创造生态环境的方法进行的。另一方面,活动评估是在预科和事后测试期间通过测试进行的,以及对学生在准备发酵过程方面的技能进行评估。这项研究表明,制造生合酶是通过将菠萝皮废物与比例为3:1:10的水混合进行的。发酵±3个月完成。这种独立活动表现出参与者在整个活动过程中所表现出的热情。此外,参与者越来越熟练地将垃圾加工成生态酶溶液。在2019年,西加里曼丹地区的一个特点是生产共76.400吨的菠萝,而非温室气体的作用和社会作用将其浪费在生态环境中。菠萝要么处于新鲜状态,要么处于不同的加工特征。菠萝进程的发展有可能促使其增加西婆罗洲的大量有机物的浪费。Garbage是一个全球性的问题,如果不加以注意,原因是环境污染和人类健康问题。到目前为止,废弃管理仍然是一个悬而未决的问题。Reuse、Reduce和Recycle (3R)激励社区将管理系统的浪费和可持续。这个社区提供了良好的环境服务,提供了管理有机生物的有效技术,将其浪费在对环境的有用生产上。菠萝的浪费可以通过生产有价值和有用的东西来实现。社区服务活动于2022年9月与来自许多40名学生的庞蒂克3号学生的参与有关。行为与制造生态武器的策略和实践相结合。我的意思是,在预试和事后测试中,评估是通过quizzes进行的,正如评估学生对发酵过程的准备能力所做的那样。结果表明,这些生态酶的生产是由菠萝浪费的渣滓混合而成的:棕榈糖:3:1:10的水。Fermentation是carried out for±3月。这种活动在整个过程中都表现出参与者的热情。另外,处理有机废物的技巧增加了
Pelatihan dan Sosialisasi Fermentasi Limbah Kulit Buah Nanas Menjadi Eco-enzyme sebagai Implementasi dari Slogan Reuse Reduce dan Recycle
Salah satu komoditas unggulan Kalimantan Barat di bidang holtikultura adalah buah Nanas dengan jumlah produksi sebesar 76.400 ton pada tahun 2019. Buah Nanas dijual dalam kondisi segar maupun berbagai jenis olahan. Pengembangan hasil olahan Nanas berpotensi memberikan kontribusi pada peningkatan volume sampah organik di Kalimantan Barat. Sampah menjadi isu global yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan manusia apabila tidak dikelola dengan baik. Hingga saat ini, penanganan sampah masih menjadi problematika yang belum terselesaikan. Slogan Reuse, Reduce dan Recycle (3R) telah menginspirasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah secara sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk menerapkan pemahaman dan meningkatkan skill sejak dini dalam pengelolaan limbah organik menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi lingkungan. Sampah limbah Nanas dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bermanfaat. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada September 2022 dengan peserta siswa SMUN 3 Pontianak sebanyak 40 orang. Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan praktek membuat eco-enzyme. Sedangkan, evaluasi kegiatan dilaksanakan melalui kuis pada saat pre-test dan post-test, serta evaluasi keterampilan siswa dalam mempersiapkan proses fermentasi. Hasil penelitian yaitu pembuatan ekoenzim dilakukan dengan pencampuran bahan dengan perbandingan limbah kulit Nanas : gula aren : air sebesar 3 : 1 : 10. Fermentasi dilakukan ± 3 bulan. Kegiatan mandiri ini menunjukkan antusiasme dan semangat dari peserta mengikuti seluruh proses kegiatan. Selain itu, peserta menjadi lebih terampil dalam mengolah limbah menjadi larutan ekoenzim.
Training and Socialization of Pineapple Peel Waste Fermentation to Eco-enzyme as the Implementation of the Slogan Reuse, Reduce dan Recycle
One of the featured commodities of West Kalimantan in the horticulture sector is Pineapple with a total production of 76,400 tons in 2019. Pineapple is sold in the form of fresh or in various types of processing. The development of processed pineapple has the potential to contribute to increasing the volume of organic waste in West Kalimantan. Garbage is a global issue that cause environmental pollution and human health problems if not managed properly. Until now, waste management is still an unresolved problem. The slogan Reuse, Reduce and Recycle (3R) has inspired the community to carry out waste management systematically and sustainably. This community services aimed to apply understanding and improve skills in managing organic waste into useful products to the environment. Pineapple waste can be processed into products that have an added value and useful. The community service activity was carried out in September 2022 with participants from SMUN 3 Pontianak as many as 40 students. Activities were carried out with the lecture method and practice of making eco-enzymes. Meanwhile, evaluation was done through quizzes during the pre-test and post-test, as well as evaluating students' skills in preparing for the fermentation process. The result showed that the production of eco-enzymes was done by mixing the ingredients with a ratio of pineapple waste: palm sugar: water of 3 : 1 : 10. Fermentation was carried out for ± 3 months. This activity showed the enthusiasm of the participants to attend in the whole process of this activity. In addition, the skill of the participants was increased in processing organic waste into an eco-enzyme