{"title":"梅在网上建立了一场关于阿斯特拉泽内卡疫苗的争议","authors":"Husnun Nadiya Sholihatunnisa, Musfiroh Nurlaili","doi":"10.15408/jsj.v4i2.28967","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kehadiran vaksin AstraZeneca di Indonesia menuai kontroversi. Kontroversi tersebut dimulai dari dikeluarkannya fatwa haram MUI karena ada kandungan tripsin babi dalam proses produksi. Hal ini menimbulkan respon beragam dari masyarakat, termasuk keragaman pandangan pada pemberitaan di media massa tentang isu tersebut. Untuk itu, riset ini ingin melihat bagaimana kontruksi isu tentang kontroversi fatwa haram MUI untuk vaksin AstraZeneca pada media Islami.co dan Kompas.com.Metode yang digunakan adalah analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki.Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan framing pada kedua media. Islami.co membingkai pemberitaan dengan mengajak pembaca untuk diskusi ilmu. Islami.co ingin menyampaikan bahwa vaksin AstraZeneca boleh untuk digunakan karena adanya fatwa halal dari pihak lain sehingga fatwa haram MUI bukanlah satu-satunya acuan masyarakat untuk menentukan keputusan. Sebaliknya Kompas.com membingkai pemberitaan dengan menekankan pada himbauan bahwa adanya fatwa haram MUI tidak seharusnya menjadikan masyarakat ragu untuk vaksinasi. Temuan lain menunjukkan bahwa perbedaan kedua media dalam konstruksi fatwa haram vaksin sekaligus menjelaskan adanya strategi pengemasan isu yang khas dan berbeda sesuai dengan kepentingan masing-masing media.","PeriodicalId":338967,"journal":{"name":"Jurnal Studi Jurnalistik","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Konstruksi Kontroversi Fatwa Haram Vaksin Astra Zeneca oleh MUI di Media Daring\",\"authors\":\"Husnun Nadiya Sholihatunnisa, Musfiroh Nurlaili\",\"doi\":\"10.15408/jsj.v4i2.28967\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kehadiran vaksin AstraZeneca di Indonesia menuai kontroversi. Kontroversi tersebut dimulai dari dikeluarkannya fatwa haram MUI karena ada kandungan tripsin babi dalam proses produksi. Hal ini menimbulkan respon beragam dari masyarakat, termasuk keragaman pandangan pada pemberitaan di media massa tentang isu tersebut. Untuk itu, riset ini ingin melihat bagaimana kontruksi isu tentang kontroversi fatwa haram MUI untuk vaksin AstraZeneca pada media Islami.co dan Kompas.com.Metode yang digunakan adalah analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki.Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan framing pada kedua media. Islami.co membingkai pemberitaan dengan mengajak pembaca untuk diskusi ilmu. Islami.co ingin menyampaikan bahwa vaksin AstraZeneca boleh untuk digunakan karena adanya fatwa halal dari pihak lain sehingga fatwa haram MUI bukanlah satu-satunya acuan masyarakat untuk menentukan keputusan. Sebaliknya Kompas.com membingkai pemberitaan dengan menekankan pada himbauan bahwa adanya fatwa haram MUI tidak seharusnya menjadikan masyarakat ragu untuk vaksinasi. Temuan lain menunjukkan bahwa perbedaan kedua media dalam konstruksi fatwa haram vaksin sekaligus menjelaskan adanya strategi pengemasan isu yang khas dan berbeda sesuai dengan kepentingan masing-masing media.\",\"PeriodicalId\":338967,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Studi Jurnalistik\",\"volume\":\"80 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-06\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Studi Jurnalistik\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/jsj.v4i2.28967\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Studi Jurnalistik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/jsj.v4i2.28967","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
印度尼西亚的星体射疫苗的出现引起了争议。争议始于发令令上的“haram”,因为其生产中含有三硝基苯。这引起了不同社区的反应,包括媒体对这一问题的不同看法。为此,这项研究想看看伊斯兰媒体上阿斯特拉泽内卡疫苗的争议问题有多复杂。使用的方法是Zhondang Pan和Gerald M. Kosicki框架分析。研究表明,这两种媒体的框架存在差异。伊斯兰。通过邀请读者进行科学讨论来构建新闻发布会。伊斯兰。co希望传达的是,AstraZeneca疫苗之所以可以使用,是因为另一方有清真教令,因此,梅氏教令并不是唯一的公共决策参考。相反,指南针网以强调伊斯兰教法令的要求为其辩护,而不是让人们对接种疫苗犹豫不决。另一项研究表明,媒体在疫苗教令结构上的差异,并解释了根据各自媒体的利益而独特和不同问题的包装策略。
Konstruksi Kontroversi Fatwa Haram Vaksin Astra Zeneca oleh MUI di Media Daring
Kehadiran vaksin AstraZeneca di Indonesia menuai kontroversi. Kontroversi tersebut dimulai dari dikeluarkannya fatwa haram MUI karena ada kandungan tripsin babi dalam proses produksi. Hal ini menimbulkan respon beragam dari masyarakat, termasuk keragaman pandangan pada pemberitaan di media massa tentang isu tersebut. Untuk itu, riset ini ingin melihat bagaimana kontruksi isu tentang kontroversi fatwa haram MUI untuk vaksin AstraZeneca pada media Islami.co dan Kompas.com.Metode yang digunakan adalah analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki.Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan framing pada kedua media. Islami.co membingkai pemberitaan dengan mengajak pembaca untuk diskusi ilmu. Islami.co ingin menyampaikan bahwa vaksin AstraZeneca boleh untuk digunakan karena adanya fatwa halal dari pihak lain sehingga fatwa haram MUI bukanlah satu-satunya acuan masyarakat untuk menentukan keputusan. Sebaliknya Kompas.com membingkai pemberitaan dengan menekankan pada himbauan bahwa adanya fatwa haram MUI tidak seharusnya menjadikan masyarakat ragu untuk vaksinasi. Temuan lain menunjukkan bahwa perbedaan kedua media dalam konstruksi fatwa haram vaksin sekaligus menjelaskan adanya strategi pengemasan isu yang khas dan berbeda sesuai dengan kepentingan masing-masing media.