K. Yusriah, Sudaryanto, Dinda Rakhma Fitriani, Christiana Wulandari, Paujiatul Arifah, Widiastiana Vista Wijaya
{"title":"2022年开斋节期间旅游业相关的问题在网上媒体上","authors":"K. Yusriah, Sudaryanto, Dinda Rakhma Fitriani, Christiana Wulandari, Paujiatul Arifah, Widiastiana Vista Wijaya","doi":"10.35760/mkm.2022.v6i2.7071","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemerintah Indonesia mengizinkan masyarakat untuk mudik pada libur Hari raya Idhul Fitri tahun 2022. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat yang sudah dua tahun merindukan perjalanan mudik yang dilengkapi dengan wisata. Terdapat banyak objek wisata yang kembali dibuka setelah dua tahun ditutup akibat pandemi Covid-19. Media massa online secara intensif memberitakan keramaian perjalanan mudik dan wisata. Kompas.com dan Detik.com memberitakan berbagai permasalahan pariwisata selama libur hari Raya Idhul Fitri 2022. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui framing berita tentang isu terkaitpariwisata selama libur hari raya Idhul Fitri 2022 pada Kompas.com dan Detik.com. Analisis dilakukan dengan menggunakanteori framing Robert N. Entmant yang terdiri dari perangkat-perangkat Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral judgement dan treatment recommendation. Data dianalisis menggunakan software Atlas.ti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompas.com dan Detik.com sama-sama mengangkat isu kemacetan di berbagai lokasi wisata, adanya turis asing berfoto tanpa busana di tempat sakral di Bali dan ambruknya perosotan di Kenjeran Park Surabaya. Dalam membingkai turis asing yang telanjang di Bali terdapat perbedaan. Perbedaan pertama pada Define Problems. Kompas.com memberitakan bahwa turis tersebut melakukan perekaman video, sedangkan pada Detik.com hanya mengambil foto. Perbedaan kedua pada perangkat Make Moral Judgement.Kompas.com memberitakan bahwa yang bersangkutan meminta maaf secara langsung kepada warga desa Adat Bayan, kepada pihak berwajib dan kepada publik melalui media sosial. Detik.com membingkai bahwa netizen marah dengan ulah turis tersebut dan memaksanya untuk meminta maaf. Permintaan maaf dilakukan setelah adanya desakan netizen. Perbedaan lainnya terletak pada keragaman masalah yang dibingkai. Detik.com memberitakan lebih banyak problem pariwisata dibandingkan dengan Kompas.com, antara lain tentangwisatawan yang tergulung ombak ketika sedang berfoto dan destinasi pariwisata yang tutup dengan kondisi memprihatinkan akibat pandemi Covid-19.","PeriodicalId":352520,"journal":{"name":"Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ISU-ISU TERKAIT PARIWISATA SELAMA LIBUR HARI RAYA IDUL FITRI 2022 DI MEDIA MASSA ONLINE\",\"authors\":\"K. Yusriah, Sudaryanto, Dinda Rakhma Fitriani, Christiana Wulandari, Paujiatul Arifah, Widiastiana Vista Wijaya\",\"doi\":\"10.35760/mkm.2022.v6i2.7071\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pemerintah Indonesia mengizinkan masyarakat untuk mudik pada libur Hari raya Idhul Fitri tahun 2022. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat yang sudah dua tahun merindukan perjalanan mudik yang dilengkapi dengan wisata. Terdapat banyak objek wisata yang kembali dibuka setelah dua tahun ditutup akibat pandemi Covid-19. Media massa online secara intensif memberitakan keramaian perjalanan mudik dan wisata. Kompas.com dan Detik.com memberitakan berbagai permasalahan pariwisata selama libur hari Raya Idhul Fitri 2022. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui framing berita tentang isu terkaitpariwisata selama libur hari raya Idhul Fitri 2022 pada Kompas.com dan Detik.com. Analisis dilakukan dengan menggunakanteori framing Robert N. Entmant yang terdiri dari perangkat-perangkat Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral judgement dan treatment recommendation. Data dianalisis menggunakan software Atlas.ti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompas.com dan Detik.com sama-sama mengangkat isu kemacetan di berbagai lokasi wisata, adanya turis asing berfoto tanpa busana di tempat sakral di Bali dan ambruknya perosotan di Kenjeran Park Surabaya. Dalam membingkai turis asing yang telanjang di Bali terdapat perbedaan. Perbedaan pertama pada Define Problems. Kompas.com memberitakan bahwa turis tersebut melakukan perekaman video, sedangkan pada Detik.com hanya mengambil foto. Perbedaan kedua pada perangkat Make Moral Judgement.Kompas.com memberitakan bahwa yang bersangkutan meminta maaf secara langsung kepada warga desa Adat Bayan, kepada pihak berwajib dan kepada publik melalui media sosial. Detik.com membingkai bahwa netizen marah dengan ulah turis tersebut dan memaksanya untuk meminta maaf. Permintaan maaf dilakukan setelah adanya desakan netizen. Perbedaan lainnya terletak pada keragaman masalah yang dibingkai. Detik.com memberitakan lebih banyak problem pariwisata dibandingkan dengan Kompas.com, antara lain tentangwisatawan yang tergulung ombak ketika sedang berfoto dan destinasi pariwisata yang tutup dengan kondisi memprihatinkan akibat pandemi Covid-19.\",\"PeriodicalId\":352520,\"journal\":{\"name\":\"Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi\",\"volume\":\"95 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"1900-01-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35760/mkm.2022.v6i2.7071\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35760/mkm.2022.v6i2.7071","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
ISU-ISU TERKAIT PARIWISATA SELAMA LIBUR HARI RAYA IDUL FITRI 2022 DI MEDIA MASSA ONLINE
Pemerintah Indonesia mengizinkan masyarakat untuk mudik pada libur Hari raya Idhul Fitri tahun 2022. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat yang sudah dua tahun merindukan perjalanan mudik yang dilengkapi dengan wisata. Terdapat banyak objek wisata yang kembali dibuka setelah dua tahun ditutup akibat pandemi Covid-19. Media massa online secara intensif memberitakan keramaian perjalanan mudik dan wisata. Kompas.com dan Detik.com memberitakan berbagai permasalahan pariwisata selama libur hari Raya Idhul Fitri 2022. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui framing berita tentang isu terkaitpariwisata selama libur hari raya Idhul Fitri 2022 pada Kompas.com dan Detik.com. Analisis dilakukan dengan menggunakanteori framing Robert N. Entmant yang terdiri dari perangkat-perangkat Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral judgement dan treatment recommendation. Data dianalisis menggunakan software Atlas.ti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompas.com dan Detik.com sama-sama mengangkat isu kemacetan di berbagai lokasi wisata, adanya turis asing berfoto tanpa busana di tempat sakral di Bali dan ambruknya perosotan di Kenjeran Park Surabaya. Dalam membingkai turis asing yang telanjang di Bali terdapat perbedaan. Perbedaan pertama pada Define Problems. Kompas.com memberitakan bahwa turis tersebut melakukan perekaman video, sedangkan pada Detik.com hanya mengambil foto. Perbedaan kedua pada perangkat Make Moral Judgement.Kompas.com memberitakan bahwa yang bersangkutan meminta maaf secara langsung kepada warga desa Adat Bayan, kepada pihak berwajib dan kepada publik melalui media sosial. Detik.com membingkai bahwa netizen marah dengan ulah turis tersebut dan memaksanya untuk meminta maaf. Permintaan maaf dilakukan setelah adanya desakan netizen. Perbedaan lainnya terletak pada keragaman masalah yang dibingkai. Detik.com memberitakan lebih banyak problem pariwisata dibandingkan dengan Kompas.com, antara lain tentangwisatawan yang tergulung ombak ketika sedang berfoto dan destinasi pariwisata yang tutup dengan kondisi memprihatinkan akibat pandemi Covid-19.