一种单脊椎、多动注射的多动块对乳腺肿瘤患者的皮质醇水平的影响

Dian Nugraha, Himawan Sasongko, Witjaksono Witjaksono
{"title":"一种单脊椎、多动注射的多动块对乳腺肿瘤患者的皮质醇水平的影响","authors":"Dian Nugraha, Himawan Sasongko, Witjaksono Witjaksono","doi":"10.14710/JAI.V4I3.6421","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Tindakan bedah definitif payudara banyak dilakukan dengan anestesi umum. Namun, dengan anestesi umum ada sebagian rangsang nyeri yang tidak terhambat ke otak dan medulla spinalis. Anestesi umum juga dikaitkan dengan insidensi mual dan muntah. Beberapa tehnik anestesi regional yang pernah disebutkan dalam literatur untuk operasi payudara antara lain dengan infiltrasi lokal, anestesi epidural torakal dan blok paravertebral torakal. Blok paravertebral torakal merupakan teknik injeksi lokal di samping vertebra torakal yang menyebabkan blokade saraf somatik dan simpatik ipsilateral pada dermatom torakal di atas dan di bawah lokasi injeksi. Trauma pembedahan menyebabkan respon inflamasi lokal dan respon metabolik endokrin sistemik. Respon sistemik setelah pembedahan meliputi peningkatan hormon katabolik seperti katekolamin, kortisol, renin, aldosteron, dan glukagon.Tujuan: Membandingkan pengaruh antara blok paravertebral injeksi tunggal dan multipel terhadap kadar kortisol plasma dan VAS pasien yang dilakukan operasi eksisi biopsi.Metode: Penelitian ini dilakukan pada 20 penderita tumor payudara yang menjalani operasi eksisi biopsi. Pengambilan sampel darah perifer untuk pemeriksaan kortisol pada jam 8 pagi sebelum operasi dan jam 8 pagi besoknya. Nilai VAS diperiksa pada jam ke-0 (saat pasien masuk ruang pemulihan), dan jam ke-24. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok M mendapat injeksi multipel dan kelompok T mendapat injeksi tunggal. Dilakukan uji normalitas distribusi kadar kortisol darah dan VAS dengan menggunakan Shaphio-Wilk test. Apabila p>0,05 maka distribusinya disebut normal. Analisis statistik dilakukan untuk menguji perbedaan kelompok dengan pre dan post test group design, signifikan bila p<0,05.Hasil: Data karakteristik sampel penelitian tiap kelompok terdistribusi normal(p>0,05). Kadar kortisol plasma pasca operasi pada kelompok M (224,73 ± 0,73) dan T (234,01 ± 0,84) lebih rendah dibandingkan sebelum operasi pada kelompok M (256,55 ± 0,91) dan T (258,34 ± 0,91) tetapi tidak berbeda bermakna (p>0,05). VAS pasca operasi jam ke-0 pada kelompok M (3,5 ± 0,2) lebih rendah dibanding kelompok T (3,9 ± 0,2) dan berbeda bermakna (p=0,02). VAS pasca operasi jam ke-24 pada kelompok M (3,3 ± 0,7) lebih rendah dibanding kelompok T (3,7 ± 0,7) tetapi tidak bermakna (p=0,388).Kesimpulan: VAS pasca operasi jam ke-0 kelompok M lebih rendah secara signifikan dibanding kelompok T. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kadar kortisol plasma dan VAS jam ke-24 pasca operasi antara injeksi multipel (M) dan injeksi tunggal (T) pada pasien yang menjalani eksisi biopsi.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2012-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Blok Paravertebral Injeksi Tunggal dan Multipel Terhadap Kadar Kortisol Plasma Pasien Tumor Payudara Yang Dilakukan Eksisi Biopsi\",\"authors\":\"Dian Nugraha, Himawan Sasongko, Witjaksono Witjaksono\",\"doi\":\"10.14710/JAI.V4I3.6421\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar Belakang: Tindakan bedah definitif payudara banyak dilakukan dengan anestesi umum. Namun, dengan anestesi umum ada sebagian rangsang nyeri yang tidak terhambat ke otak dan medulla spinalis. Anestesi umum juga dikaitkan dengan insidensi mual dan muntah. Beberapa tehnik anestesi regional yang pernah disebutkan dalam literatur untuk operasi payudara antara lain dengan infiltrasi lokal, anestesi epidural torakal dan blok paravertebral torakal. Blok paravertebral torakal merupakan teknik injeksi lokal di samping vertebra torakal yang menyebabkan blokade saraf somatik dan simpatik ipsilateral pada dermatom torakal di atas dan di bawah lokasi injeksi. Trauma pembedahan menyebabkan respon inflamasi lokal dan respon metabolik endokrin sistemik. Respon sistemik setelah pembedahan meliputi peningkatan hormon katabolik seperti katekolamin, kortisol, renin, aldosteron, dan glukagon.Tujuan: Membandingkan pengaruh antara blok paravertebral injeksi tunggal dan multipel terhadap kadar kortisol plasma dan VAS pasien yang dilakukan operasi eksisi biopsi.Metode: Penelitian ini dilakukan pada 20 penderita tumor payudara yang menjalani operasi eksisi biopsi. Pengambilan sampel darah perifer untuk pemeriksaan kortisol pada jam 8 pagi sebelum operasi dan jam 8 pagi besoknya. Nilai VAS diperiksa pada jam ke-0 (saat pasien masuk ruang pemulihan), dan jam ke-24. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok M mendapat injeksi multipel dan kelompok T mendapat injeksi tunggal. Dilakukan uji normalitas distribusi kadar kortisol darah dan VAS dengan menggunakan Shaphio-Wilk test. Apabila p>0,05 maka distribusinya disebut normal. Analisis statistik dilakukan untuk menguji perbedaan kelompok dengan pre dan post test group design, signifikan bila p<0,05.Hasil: Data karakteristik sampel penelitian tiap kelompok terdistribusi normal(p>0,05). Kadar kortisol plasma pasca operasi pada kelompok M (224,73 ± 0,73) dan T (234,01 ± 0,84) lebih rendah dibandingkan sebelum operasi pada kelompok M (256,55 ± 0,91) dan T (258,34 ± 0,91) tetapi tidak berbeda bermakna (p>0,05). VAS pasca operasi jam ke-0 pada kelompok M (3,5 ± 0,2) lebih rendah dibanding kelompok T (3,9 ± 0,2) dan berbeda bermakna (p=0,02). VAS pasca operasi jam ke-24 pada kelompok M (3,3 ± 0,7) lebih rendah dibanding kelompok T (3,7 ± 0,7) tetapi tidak bermakna (p=0,388).Kesimpulan: VAS pasca operasi jam ke-0 kelompok M lebih rendah secara signifikan dibanding kelompok T. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kadar kortisol plasma dan VAS jam ke-24 pasca operasi antara injeksi multipel (M) dan injeksi tunggal (T) pada pasien yang menjalani eksisi biopsi.\",\"PeriodicalId\":446295,\"journal\":{\"name\":\"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)\",\"volume\":\"10 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2012-11-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/JAI.V4I3.6421\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/JAI.V4I3.6421","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

背景:确定的乳房手术大多与全身麻醉有关。然而,在全身麻醉的情况下,大脑和脊髓髓的疼痛减轻了一些。全身麻醉还与恶心和呕吐后遗症有关。在乳房手术文献中提到的区域麻醉技术包括局部渗透、硬膜外麻醉和多脊椎动物麻痹。多脊椎动物的无中生有块是一种局部的注射技术,在托拉克脊椎的两侧,导致皮下皮质皮肤和上侧神经的封闭。手术创伤引起局部炎症反应和系统内分泌代谢反应。手术后的系统反应包括代谢激素的增加,如儿球菌素、皮质醇、苯胺、过敏类固醇和葡萄糖。目标:比较单脊椎和多动注射区块对活检手术患者皮质醇和花瓶水平的影响。方法:这项研究是在20名接受活检手术的乳腺癌患者身上进行的。手术前8点和第二天8点进行皮质醇检测的血液样本。在零小时(病人进入康复室)和24小时检查花瓶的值。患者分为两组。M组得到一个多注射器,T组得到一个注射器。用Shaphio-Wilk测试对血液皮质醇和花瓶水平的分布异常进行了测试。如果p> 0.05,那么他的分布就称为正常。进行统计分析,以测试在p0.05时具有重大意义的群体差异。术后血浆皮质醇水平公元小组(224.73±0.73)和T(234.01±在手术前0.84)低于公元小组(256.55±0.91)和T(258.34±0.91)但没有什么不同意义(p > 0。05)。术后小时ke-0花瓶公元小组(3.5±0.2)比T组低(3.9%±0.2)和不同的意义(p = 0.005)。花瓶术后24小时公元小组(3.3±0.7)比T组低(3.7±0.7)但是没有意义(p = 0.388)。结论:在接受活检检查的患者多皮质醇(M)和单个皮质醇(T)手术后的24小时皮质醇和1小时花瓶之间,没有明显的差异。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pengaruh Blok Paravertebral Injeksi Tunggal dan Multipel Terhadap Kadar Kortisol Plasma Pasien Tumor Payudara Yang Dilakukan Eksisi Biopsi
Latar Belakang: Tindakan bedah definitif payudara banyak dilakukan dengan anestesi umum. Namun, dengan anestesi umum ada sebagian rangsang nyeri yang tidak terhambat ke otak dan medulla spinalis. Anestesi umum juga dikaitkan dengan insidensi mual dan muntah. Beberapa tehnik anestesi regional yang pernah disebutkan dalam literatur untuk operasi payudara antara lain dengan infiltrasi lokal, anestesi epidural torakal dan blok paravertebral torakal. Blok paravertebral torakal merupakan teknik injeksi lokal di samping vertebra torakal yang menyebabkan blokade saraf somatik dan simpatik ipsilateral pada dermatom torakal di atas dan di bawah lokasi injeksi. Trauma pembedahan menyebabkan respon inflamasi lokal dan respon metabolik endokrin sistemik. Respon sistemik setelah pembedahan meliputi peningkatan hormon katabolik seperti katekolamin, kortisol, renin, aldosteron, dan glukagon.Tujuan: Membandingkan pengaruh antara blok paravertebral injeksi tunggal dan multipel terhadap kadar kortisol plasma dan VAS pasien yang dilakukan operasi eksisi biopsi.Metode: Penelitian ini dilakukan pada 20 penderita tumor payudara yang menjalani operasi eksisi biopsi. Pengambilan sampel darah perifer untuk pemeriksaan kortisol pada jam 8 pagi sebelum operasi dan jam 8 pagi besoknya. Nilai VAS diperiksa pada jam ke-0 (saat pasien masuk ruang pemulihan), dan jam ke-24. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok M mendapat injeksi multipel dan kelompok T mendapat injeksi tunggal. Dilakukan uji normalitas distribusi kadar kortisol darah dan VAS dengan menggunakan Shaphio-Wilk test. Apabila p>0,05 maka distribusinya disebut normal. Analisis statistik dilakukan untuk menguji perbedaan kelompok dengan pre dan post test group design, signifikan bila p<0,05.Hasil: Data karakteristik sampel penelitian tiap kelompok terdistribusi normal(p>0,05). Kadar kortisol plasma pasca operasi pada kelompok M (224,73 ± 0,73) dan T (234,01 ± 0,84) lebih rendah dibandingkan sebelum operasi pada kelompok M (256,55 ± 0,91) dan T (258,34 ± 0,91) tetapi tidak berbeda bermakna (p>0,05). VAS pasca operasi jam ke-0 pada kelompok M (3,5 ± 0,2) lebih rendah dibanding kelompok T (3,9 ± 0,2) dan berbeda bermakna (p=0,02). VAS pasca operasi jam ke-24 pada kelompok M (3,3 ± 0,7) lebih rendah dibanding kelompok T (3,7 ± 0,7) tetapi tidak bermakna (p=0,388).Kesimpulan: VAS pasca operasi jam ke-0 kelompok M lebih rendah secara signifikan dibanding kelompok T. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kadar kortisol plasma dan VAS jam ke-24 pasca operasi antara injeksi multipel (M) dan injeksi tunggal (T) pada pasien yang menjalani eksisi biopsi.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信