{"title":"APLIKASI GPS MOBILE UNTUK PEMODELAN AREA RAWAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)","authors":"Resmi Aini, Andhy Sulistyo, R. Umar","doi":"10.36595/JIRE.V4I1.291","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Di Indonesia kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama akibat penularan dari gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Pada tahun 2016 Kabupaten Bantul mengalami peningkatan kasus DBD. Kabupaten Bantul memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di Provinsi DIY. Faktor ketinggian wilayah sangat mempengaruhi perkembangan nyamuk Aedes Aegepty. \n Aplikasi Global Position System (GPS) mobile digunakan untuk merekam lokasi perkembangbiakan DBD (tempat berkembang biak) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai pemodelan daerah rawan. Analisis data spasial menggunakan teknik scoring, buffer dan overlay. Pemberian skor adalah nilai yang diberikan pada peta poligon untuk menunjukkan tingkat kedekatan, relevansi, atau keparahan dampak tertentu pada suatu fenomena secara spasial. Buffer untuk mengidentifikasi efek antara titik atau garis dan area di sekitarnya. Teknik overlay untuk mengetahui variabel mana yang paling mempengaruhi daerah rawan DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian Aedes Aegypti di kawasan perbukitan khusus di kawasan Distrik Dlingo. Kombinasi aplikasi mobile GPS dan pemodelan SIG dapat digunakan untuk meningkatkan pemantauan tempat berkembang biak penyebab DBD. \n Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ketinggian diatas 100m dpl sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty. Kecamatan Dlingo memiliki tempat berkembang biak terkecil yaitu sebelas titik dan potensi DBD sangat rendah. \n. \n \n \nKata kunci : DBD, breeding place , GPS, SIG","PeriodicalId":367275,"journal":{"name":"Jurnal Informatika dan Rekayasa Elektronik","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Informatika dan Rekayasa Elektronik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36595/JIRE.V4I1.291","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
在印度尼西亚,登革热热(DBD)是爱琴海爱琴海伊蚊叮咬造成的主要公共卫生问题。2016年班达尔区登革热病例增加。班图尔区的北京区病例最多。该地区的高海拔因素严重影响了爱琴海爱琴海蚊子的发展。全球定位系统(GPS)的移动应用程序被用来记录登革热的繁殖地点和地理信息系统(SIG)作为易发区域建模。使用评分、缓冲和覆盖技术进行空间数据分析。分数是在多边形地图上给出的分数,以显示对某一现象的特定程度、相关性或影响程度。缓冲以识别点或线与周围区域之间的影响。覆盖技术,找出哪个变量对登革热区域影响最大。这项研究的目的是加强对迪林格地区特定山区埃及静力测量和控制。GPS移动应用程序和SIG建模可以用来增加登革热的滋生点监测。这项研究表明,海拔100米以上的dpl对爱琴海爱琴海伊蚊的繁殖产生了深远的影响。Dlingo地区是世界上最小的发源地,登革热的潜力非常低。登革热,布雷丁广场,GPS, SIG
APLIKASI GPS MOBILE UNTUK PEMODELAN AREA RAWAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Di Indonesia kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama akibat penularan dari gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Pada tahun 2016 Kabupaten Bantul mengalami peningkatan kasus DBD. Kabupaten Bantul memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di Provinsi DIY. Faktor ketinggian wilayah sangat mempengaruhi perkembangan nyamuk Aedes Aegepty.
Aplikasi Global Position System (GPS) mobile digunakan untuk merekam lokasi perkembangbiakan DBD (tempat berkembang biak) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai pemodelan daerah rawan. Analisis data spasial menggunakan teknik scoring, buffer dan overlay. Pemberian skor adalah nilai yang diberikan pada peta poligon untuk menunjukkan tingkat kedekatan, relevansi, atau keparahan dampak tertentu pada suatu fenomena secara spasial. Buffer untuk mengidentifikasi efek antara titik atau garis dan area di sekitarnya. Teknik overlay untuk mengetahui variabel mana yang paling mempengaruhi daerah rawan DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian Aedes Aegypti di kawasan perbukitan khusus di kawasan Distrik Dlingo. Kombinasi aplikasi mobile GPS dan pemodelan SIG dapat digunakan untuk meningkatkan pemantauan tempat berkembang biak penyebab DBD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ketinggian diatas 100m dpl sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty. Kecamatan Dlingo memiliki tempat berkembang biak terkecil yaitu sebelas titik dan potensi DBD sangat rendah.
.
Kata kunci : DBD, breeding place , GPS, SIG