{"title":"教育农村营养不良和发育不良的年轻父母心态","authors":"Asrumi Asrumi, Hanny Rasni, Asri Sundari","doi":"10.19184/wrtp.v16i2.31895","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"WHO menargetkan angka stunting tahun 2020 maksimal 20%. Untuk mencapai itu masih belum ditemukan model penyelesaian yang efektif dan berkelanjutan.. Pola pikir (mindset) merupakan salah satu wujud bahasa yang masih dalam otak atau pikiran manusia dapat bersama-sama dengan bahasa yang diujarkan menjalankan aksi. Pola pikir tersebut dapat berpengaruh dan mencegah terjadinya stunting. Permasalahannya adalah Pola piker akan kepemilikan anak sebagai asset, beban, dan titipan. Angsupan makanan para ibu hamil dan menyusui masih pola piker lama, yakni makan seadanya harusnya pola piker yang mementingkan angsupan, yakni makanan yang berprotein tinggi, pola makan yang masih mementingkan makanan suami, dan bagaimana mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi para ibu kasus gizi buruk dan stunting, yakni anak tidak napsu makan, gatal-gatal, bisul-bisul, kurus, dan pola asuh yang salah. Solusinya dilakukan penyuluhan, diskusi, dan wawancara terkait pencegahan gizi buruk dan stunting secara mandiri. Hasilnya menunjukkan bahwa bahasa dalam pola piker dan tuturan dipengaruhi oleh perasaan dalam menjalankan aksinya sehingga terjadi ketidaksinkronan antara pikiran, tuturan, dan aksinya. Pola piker para ibu kasus gizi buruk dan stunting menganggap bahsa kepemikan anak itu penting, namun realisasinya tidak maksimal sehingga anak bukan sebagai asset, tetapisebagai titipan dan beban. Para orang tua masih mementingkan makanan bergizi pada suami. Faktor penyebab gizi buruk dan stunting adalah rendahnya pendapatan para suami dan belum berdayanya para ibu. Peserta penyuluhan sangat antusias dalam mencegah gizi buruk dan stunting melalui perubahan pola piker.. Para orang tua dapat memahami pentingnya perubahan pola piker anggapan kepelimikan anak itu sebagai asset orang tua dan negara bukan sebagai beban dan titipan.","PeriodicalId":280507,"journal":{"name":"Warta Pengabdian","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penyuluhan Peran Pola Pikir (Mindset) Orang Tua Muda di Desa Panti Jember dalam Pencegahan Gizi Buruk dan Stunting\",\"authors\":\"Asrumi Asrumi, Hanny Rasni, Asri Sundari\",\"doi\":\"10.19184/wrtp.v16i2.31895\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"WHO menargetkan angka stunting tahun 2020 maksimal 20%. Untuk mencapai itu masih belum ditemukan model penyelesaian yang efektif dan berkelanjutan.. Pola pikir (mindset) merupakan salah satu wujud bahasa yang masih dalam otak atau pikiran manusia dapat bersama-sama dengan bahasa yang diujarkan menjalankan aksi. Pola pikir tersebut dapat berpengaruh dan mencegah terjadinya stunting. Permasalahannya adalah Pola piker akan kepemilikan anak sebagai asset, beban, dan titipan. Angsupan makanan para ibu hamil dan menyusui masih pola piker lama, yakni makan seadanya harusnya pola piker yang mementingkan angsupan, yakni makanan yang berprotein tinggi, pola makan yang masih mementingkan makanan suami, dan bagaimana mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi para ibu kasus gizi buruk dan stunting, yakni anak tidak napsu makan, gatal-gatal, bisul-bisul, kurus, dan pola asuh yang salah. Solusinya dilakukan penyuluhan, diskusi, dan wawancara terkait pencegahan gizi buruk dan stunting secara mandiri. Hasilnya menunjukkan bahwa bahasa dalam pola piker dan tuturan dipengaruhi oleh perasaan dalam menjalankan aksinya sehingga terjadi ketidaksinkronan antara pikiran, tuturan, dan aksinya. Pola piker para ibu kasus gizi buruk dan stunting menganggap bahsa kepemikan anak itu penting, namun realisasinya tidak maksimal sehingga anak bukan sebagai asset, tetapisebagai titipan dan beban. Para orang tua masih mementingkan makanan bergizi pada suami. Faktor penyebab gizi buruk dan stunting adalah rendahnya pendapatan para suami dan belum berdayanya para ibu. Peserta penyuluhan sangat antusias dalam mencegah gizi buruk dan stunting melalui perubahan pola piker.. Para orang tua dapat memahami pentingnya perubahan pola piker anggapan kepelimikan anak itu sebagai asset orang tua dan negara bukan sebagai beban dan titipan.\",\"PeriodicalId\":280507,\"journal\":{\"name\":\"Warta Pengabdian\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-09-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Warta Pengabdian\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.19184/wrtp.v16i2.31895\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Warta Pengabdian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19184/wrtp.v16i2.31895","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Penyuluhan Peran Pola Pikir (Mindset) Orang Tua Muda di Desa Panti Jember dalam Pencegahan Gizi Buruk dan Stunting
WHO menargetkan angka stunting tahun 2020 maksimal 20%. Untuk mencapai itu masih belum ditemukan model penyelesaian yang efektif dan berkelanjutan.. Pola pikir (mindset) merupakan salah satu wujud bahasa yang masih dalam otak atau pikiran manusia dapat bersama-sama dengan bahasa yang diujarkan menjalankan aksi. Pola pikir tersebut dapat berpengaruh dan mencegah terjadinya stunting. Permasalahannya adalah Pola piker akan kepemilikan anak sebagai asset, beban, dan titipan. Angsupan makanan para ibu hamil dan menyusui masih pola piker lama, yakni makan seadanya harusnya pola piker yang mementingkan angsupan, yakni makanan yang berprotein tinggi, pola makan yang masih mementingkan makanan suami, dan bagaimana mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi para ibu kasus gizi buruk dan stunting, yakni anak tidak napsu makan, gatal-gatal, bisul-bisul, kurus, dan pola asuh yang salah. Solusinya dilakukan penyuluhan, diskusi, dan wawancara terkait pencegahan gizi buruk dan stunting secara mandiri. Hasilnya menunjukkan bahwa bahasa dalam pola piker dan tuturan dipengaruhi oleh perasaan dalam menjalankan aksinya sehingga terjadi ketidaksinkronan antara pikiran, tuturan, dan aksinya. Pola piker para ibu kasus gizi buruk dan stunting menganggap bahsa kepemikan anak itu penting, namun realisasinya tidak maksimal sehingga anak bukan sebagai asset, tetapisebagai titipan dan beban. Para orang tua masih mementingkan makanan bergizi pada suami. Faktor penyebab gizi buruk dan stunting adalah rendahnya pendapatan para suami dan belum berdayanya para ibu. Peserta penyuluhan sangat antusias dalam mencegah gizi buruk dan stunting melalui perubahan pola piker.. Para orang tua dapat memahami pentingnya perubahan pola piker anggapan kepelimikan anak itu sebagai asset orang tua dan negara bukan sebagai beban dan titipan.