{"title":"Analisis Mutu Fisik Dan Kimia Biji Kakao Berdasarkan Pola Ketinggian Lokasi Tanam di Kecamatan Bua Kabupaten Luwu","authors":"Isnam Junais, Dewi Sartika","doi":"10.20956/at.v15i1.691","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kakao merupakan tanaman perkebunan rakyat yang tersebar di berbagai pelosok wilayah Indonesia, permintaan akan kakao di pasar dalam negeri dan dunia, menjadi satu peluang bagi Indonesia menjadikan komoditas kakao sebagai komoditas andalan perkebunan yang nantinya diharapkan peranannya mampu mendorong perekonomian nasional. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik. Mutu biji kakao merupakan elemen yang sangat penting sehingga diperlukan upaya untuk tetap menjaga dan mempertahankannya, mutu biji kakao ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah penggunaan bibit yang unggul, proses budidaya tanaman kakao, proses penanganan pasca panen maupun kondisi iklim, cuaca dan topografi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakterisasi mutu fisik dan kimia kakao berdasarkan pola letak ketinggian tanamnya. Hasil penelitian untuk parameter mutu fisik menunjukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel pengamatan yaitu ketinggian lokasi tanam dengan parameter uji fisik baik yang meliputi ukuran panjang dan diameter buah kakao maupun jumlah biji perbuah dan per 100 gramnya, namun secara keseluruhan mutu fisik biji kakao untuk semua parameter pengamatan masuk dalam kategori mutu grade A berdasarkan standar SNI. Berdasarkan parameter mutu kimia biji kakao menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata variabel pengamatan lokasi tinggi tanaman kakao yang di uji terhadap kandungan lemak biji kakao, untuk variabel pengamatan kadar air biji kakao dan kadar abu, masing masing mempunyai pengaruh yang nyata dimana tanaman kakao di atas 200 mdpl cenderung memiliki kadar air dan kadar abu yang lebih banyak dibandingkan tanaman kakao yang ditanaman pada ketinggian tanam lebih rendah dari 200 mdpl. Namun secara umum mutu kimia kakao berdasarkan kadar lemak, kadar air dan kadar abu pada masing masing lokasi pengamatan tergolong baik, dimana masih memenuhi standar terbaik berdasarkan standar mutu kakao SNI.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agritechno","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20956/at.v15i1.691","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Mutu Fisik Dan Kimia Biji Kakao Berdasarkan Pola Ketinggian Lokasi Tanam di Kecamatan Bua Kabupaten Luwu
Kakao merupakan tanaman perkebunan rakyat yang tersebar di berbagai pelosok wilayah Indonesia, permintaan akan kakao di pasar dalam negeri dan dunia, menjadi satu peluang bagi Indonesia menjadikan komoditas kakao sebagai komoditas andalan perkebunan yang nantinya diharapkan peranannya mampu mendorong perekonomian nasional. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik. Mutu biji kakao merupakan elemen yang sangat penting sehingga diperlukan upaya untuk tetap menjaga dan mempertahankannya, mutu biji kakao ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah penggunaan bibit yang unggul, proses budidaya tanaman kakao, proses penanganan pasca panen maupun kondisi iklim, cuaca dan topografi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakterisasi mutu fisik dan kimia kakao berdasarkan pola letak ketinggian tanamnya. Hasil penelitian untuk parameter mutu fisik menunjukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel pengamatan yaitu ketinggian lokasi tanam dengan parameter uji fisik baik yang meliputi ukuran panjang dan diameter buah kakao maupun jumlah biji perbuah dan per 100 gramnya, namun secara keseluruhan mutu fisik biji kakao untuk semua parameter pengamatan masuk dalam kategori mutu grade A berdasarkan standar SNI. Berdasarkan parameter mutu kimia biji kakao menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata variabel pengamatan lokasi tinggi tanaman kakao yang di uji terhadap kandungan lemak biji kakao, untuk variabel pengamatan kadar air biji kakao dan kadar abu, masing masing mempunyai pengaruh yang nyata dimana tanaman kakao di atas 200 mdpl cenderung memiliki kadar air dan kadar abu yang lebih banyak dibandingkan tanaman kakao yang ditanaman pada ketinggian tanam lebih rendah dari 200 mdpl. Namun secara umum mutu kimia kakao berdasarkan kadar lemak, kadar air dan kadar abu pada masing masing lokasi pengamatan tergolong baik, dimana masih memenuhi standar terbaik berdasarkan standar mutu kakao SNI.