{"title":"2018年雅加达北郊九龙区,健康干部对老年生活质量的作用","authors":"Susi Susilawati Sastrahadi","doi":"10.11594/bjpmi.04.01.02","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pertumbuhan penduduk lanjut usia di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Proses penuaan merupakan kondisi alami yang tidak dapat dihindari. Menurunnya fungsi fisiologis, psikologis dan sosial yang dialami oleh lansia akan berdampak pada kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kader relawan komunitas terhadap kualitas hidup pasien lansia di Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2018. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional melalui pendekatan kuantitatif. didukung oleh kualitatif. Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang ada di wilayah kelurahan Kalibaru dengan jumlah populasi 60 lansia > 59 tahun. Pengumpulan data penelitian kuantitatif melalui wawancara terstruktur. Analisis statistik dengan uji regresi logistik. Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader relawan tinggi berpeluang 3,2 kali dalam meningkatkan kualitas hidup lansia baik dibandingkan peran kader rendah setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, usia, pendidikan dan perkawinan (p value = 0,046; adjor = 3,23; 95% CI = 1,02-10,24). Peran kader relawan dalam peningkatan kualitas hidup lansia dimulai dengan identifikasi kebutuhan, perawatan paliatif di rumah lansia dengan pengawasan tenaga kesehatan (dokter poliklinik), kebutuhan tindak lanjut, pemberian edukasi, serta koordinasi dan administrasi. Peningkatan keterampilan kader secara terus menerus diperlukan untuk memberikan perawatan paliatif kepada lansia. Lansia terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu 41 orang (68,3%), kelompok usia lanjut (lansia) 60 - <75 tahun sebanyak 37 orang (61,7%), berpendidikan rendah (tidak sekolah/tidak tamat SD), yaitu 41 orang (68,3%), dan status belum kawin/duda/duda sebanyak 39 orang (65%). Sedangkan untuk peran keluarga lansia, sebagian besar lansia menyatakan peran keluarga sudah baik yaitu 43 orang (71,7%). Sebagian besar lansia menyatakan peran kader relawan tinggi yaitu 31 orang (51,7%). Kualitas hidup secara keseluruhan dengan nilai median 72,5 diperoleh hasil yang sama yaitu 50% lansia dengan kualitas hidup baik dan 50% lansia dengan kualitas hidup buruk. Peran kader relawan dalam peningkatan kualitas hidup lansia dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan perawatan lansia, melakukan perawatan paliatif di rumah lansia di bawah pengawasan petugas kesehatan (dokter puskesmas), menindaklanjuti kebutuhan perawatan dan kesejahteraan lansia, memberikan pendidikan kepada lansia, koordinasi dan administrasi.","PeriodicalId":380240,"journal":{"name":"Berdikari: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Peran Kader Kesehatan Terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) Di Wilayah Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2018\",\"authors\":\"Susi Susilawati Sastrahadi\",\"doi\":\"10.11594/bjpmi.04.01.02\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pertumbuhan penduduk lanjut usia di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Proses penuaan merupakan kondisi alami yang tidak dapat dihindari. Menurunnya fungsi fisiologis, psikologis dan sosial yang dialami oleh lansia akan berdampak pada kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kader relawan komunitas terhadap kualitas hidup pasien lansia di Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2018. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional melalui pendekatan kuantitatif. didukung oleh kualitatif. Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang ada di wilayah kelurahan Kalibaru dengan jumlah populasi 60 lansia > 59 tahun. Pengumpulan data penelitian kuantitatif melalui wawancara terstruktur. Analisis statistik dengan uji regresi logistik. Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader relawan tinggi berpeluang 3,2 kali dalam meningkatkan kualitas hidup lansia baik dibandingkan peran kader rendah setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, usia, pendidikan dan perkawinan (p value = 0,046; adjor = 3,23; 95% CI = 1,02-10,24). Peran kader relawan dalam peningkatan kualitas hidup lansia dimulai dengan identifikasi kebutuhan, perawatan paliatif di rumah lansia dengan pengawasan tenaga kesehatan (dokter poliklinik), kebutuhan tindak lanjut, pemberian edukasi, serta koordinasi dan administrasi. Peningkatan keterampilan kader secara terus menerus diperlukan untuk memberikan perawatan paliatif kepada lansia. Lansia terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu 41 orang (68,3%), kelompok usia lanjut (lansia) 60 - <75 tahun sebanyak 37 orang (61,7%), berpendidikan rendah (tidak sekolah/tidak tamat SD), yaitu 41 orang (68,3%), dan status belum kawin/duda/duda sebanyak 39 orang (65%). Sedangkan untuk peran keluarga lansia, sebagian besar lansia menyatakan peran keluarga sudah baik yaitu 43 orang (71,7%). Sebagian besar lansia menyatakan peran kader relawan tinggi yaitu 31 orang (51,7%). Kualitas hidup secara keseluruhan dengan nilai median 72,5 diperoleh hasil yang sama yaitu 50% lansia dengan kualitas hidup baik dan 50% lansia dengan kualitas hidup buruk. Peran kader relawan dalam peningkatan kualitas hidup lansia dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan perawatan lansia, melakukan perawatan paliatif di rumah lansia di bawah pengawasan petugas kesehatan (dokter puskesmas), menindaklanjuti kebutuhan perawatan dan kesejahteraan lansia, memberikan pendidikan kepada lansia, koordinasi dan administrasi.\",\"PeriodicalId\":380240,\"journal\":{\"name\":\"Berdikari: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Berdikari: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.11594/bjpmi.04.01.02\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Berdikari: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.11594/bjpmi.04.01.02","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Peran Kader Kesehatan Terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) Di Wilayah Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2018
Pertumbuhan penduduk lanjut usia di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Proses penuaan merupakan kondisi alami yang tidak dapat dihindari. Menurunnya fungsi fisiologis, psikologis dan sosial yang dialami oleh lansia akan berdampak pada kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kader relawan komunitas terhadap kualitas hidup pasien lansia di Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2018. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional melalui pendekatan kuantitatif. didukung oleh kualitatif. Populasi penelitian adalah seluruh lansia yang ada di wilayah kelurahan Kalibaru dengan jumlah populasi 60 lansia > 59 tahun. Pengumpulan data penelitian kuantitatif melalui wawancara terstruktur. Analisis statistik dengan uji regresi logistik. Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader relawan tinggi berpeluang 3,2 kali dalam meningkatkan kualitas hidup lansia baik dibandingkan peran kader rendah setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, usia, pendidikan dan perkawinan (p value = 0,046; adjor = 3,23; 95% CI = 1,02-10,24). Peran kader relawan dalam peningkatan kualitas hidup lansia dimulai dengan identifikasi kebutuhan, perawatan paliatif di rumah lansia dengan pengawasan tenaga kesehatan (dokter poliklinik), kebutuhan tindak lanjut, pemberian edukasi, serta koordinasi dan administrasi. Peningkatan keterampilan kader secara terus menerus diperlukan untuk memberikan perawatan paliatif kepada lansia. Lansia terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu 41 orang (68,3%), kelompok usia lanjut (lansia) 60 - <75 tahun sebanyak 37 orang (61,7%), berpendidikan rendah (tidak sekolah/tidak tamat SD), yaitu 41 orang (68,3%), dan status belum kawin/duda/duda sebanyak 39 orang (65%). Sedangkan untuk peran keluarga lansia, sebagian besar lansia menyatakan peran keluarga sudah baik yaitu 43 orang (71,7%). Sebagian besar lansia menyatakan peran kader relawan tinggi yaitu 31 orang (51,7%). Kualitas hidup secara keseluruhan dengan nilai median 72,5 diperoleh hasil yang sama yaitu 50% lansia dengan kualitas hidup baik dan 50% lansia dengan kualitas hidup buruk. Peran kader relawan dalam peningkatan kualitas hidup lansia dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan perawatan lansia, melakukan perawatan paliatif di rumah lansia di bawah pengawasan petugas kesehatan (dokter puskesmas), menindaklanjuti kebutuhan perawatan dan kesejahteraan lansia, memberikan pendidikan kepada lansia, koordinasi dan administrasi.