古兰经中阿拉伯语和非阿拉伯语(AJAM)的污染成了一种民族粘合剂

Ahmad Mustofa
{"title":"古兰经中阿拉伯语和非阿拉伯语(AJAM)的污染成了一种民族粘合剂","authors":"Ahmad Mustofa","doi":"10.51498/putih.v4i1.39","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sebelum islam datang bangsa arab adalah bangsa yang berkabilah-kabilah yang memiliki keberagaman bahasa, peradaban dan budaya. Pada masa jahilyah mereka dikenal dengan wataknya yang keras, fanatik dan kesenangan mereka pada syair–syair (Puisi) yang memiliki nilai–nilai kesastraan Bahasa yang tinggi . Syair-syair tersebut dijadikan sebagai identitas keahlian dan kehormatan mereka dalam berbanggabangga dengan kabilahnya sendiri hal itu dengan diadakannya kontes keindahan syair dipasar yang dikenal Su>qu ‘Uka>z| dimana setiap syair yang terindah akan ditempelkan di dinding ka’bah selain itu dunia saling mengkritisi Bahasa bukanlah hal yang tabu pada waktu itu melainkan adalah sebuah keharusan yang sudah membudaya. Para kritikus Bahasa dan sastra sangat gemar mengkritik setiap kemunculan Bahasa dan syair baru seperti An Nabighah Al Dzibani yang mendapatkan julukan Qubbah H}amra’(Kubah Merah) dalam menghakimi sebuah karya sastra1. Dunia mengkritisi seperti itu terus menerus berlalu sampai Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sehingga tidak bisa diingkari jika Al Quran juga mendapatkan kritikan pedas dari orang-orang kafir Makkah. Dengan banyaknya kabilah yang ada maka dialegpun beragam diamana setiap kabilah memiliki perbedaan Bahasa dan dialeg, keberagaman Bahasa ini terus melekat dari masa ke masa sampai islam datang. Beberapa sahabat nabi membaca Al Quran dengan dialeg kabilah mereka sendiri yang mana hal ini menjadi sebab musabab munculnya perbedaan bacaan dalam Al Quran namun kendati demikian setiap bacaan yang diriwayatkan dari sahabat adalah benar hukumnya dikarenakan mereka mentalaqqikan bacaan itu dihadapan nabi secara langsung. Indikasi yang menuturkan bahwa Al Quran terkontaminasi dengan Bahasa-Bahasa kabilah arab (lokal) dan Bahasa Non Arab (‘Ajam) adalah hadits nabi yang berbunyi “ Sab’atu Ahruf “. banyak interpretasi yang di apresiasikan oleh para tokoh dan cendekiawan islam mengenai sabda nabi tersebut namun diatntara pendapat yang paling banyak adalah pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “ Sab’atu Ahruf” adalah beberapa Bahasa kabilah arab yang terbilang paling fasih sedang angka tujuh dalam redaksi hadits itu hanya sebagai isyarat dari banyaknya jumlah Bahasa yang dimuat.","PeriodicalId":232749,"journal":{"name":"PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KONTAMINASI AL QUR’AN DENGAN BAHASA-BAHASA KABILAH ARAB DAN NON ARAB (‘AJAM) MENJADI METODE PEREKAT UMAT\",\"authors\":\"Ahmad Mustofa\",\"doi\":\"10.51498/putih.v4i1.39\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Sebelum islam datang bangsa arab adalah bangsa yang berkabilah-kabilah yang memiliki keberagaman bahasa, peradaban dan budaya. Pada masa jahilyah mereka dikenal dengan wataknya yang keras, fanatik dan kesenangan mereka pada syair–syair (Puisi) yang memiliki nilai–nilai kesastraan Bahasa yang tinggi . Syair-syair tersebut dijadikan sebagai identitas keahlian dan kehormatan mereka dalam berbanggabangga dengan kabilahnya sendiri hal itu dengan diadakannya kontes keindahan syair dipasar yang dikenal Su>qu ‘Uka>z| dimana setiap syair yang terindah akan ditempelkan di dinding ka’bah selain itu dunia saling mengkritisi Bahasa bukanlah hal yang tabu pada waktu itu melainkan adalah sebuah keharusan yang sudah membudaya. Para kritikus Bahasa dan sastra sangat gemar mengkritik setiap kemunculan Bahasa dan syair baru seperti An Nabighah Al Dzibani yang mendapatkan julukan Qubbah H}amra’(Kubah Merah) dalam menghakimi sebuah karya sastra1. Dunia mengkritisi seperti itu terus menerus berlalu sampai Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sehingga tidak bisa diingkari jika Al Quran juga mendapatkan kritikan pedas dari orang-orang kafir Makkah. Dengan banyaknya kabilah yang ada maka dialegpun beragam diamana setiap kabilah memiliki perbedaan Bahasa dan dialeg, keberagaman Bahasa ini terus melekat dari masa ke masa sampai islam datang. Beberapa sahabat nabi membaca Al Quran dengan dialeg kabilah mereka sendiri yang mana hal ini menjadi sebab musabab munculnya perbedaan bacaan dalam Al Quran namun kendati demikian setiap bacaan yang diriwayatkan dari sahabat adalah benar hukumnya dikarenakan mereka mentalaqqikan bacaan itu dihadapan nabi secara langsung. Indikasi yang menuturkan bahwa Al Quran terkontaminasi dengan Bahasa-Bahasa kabilah arab (lokal) dan Bahasa Non Arab (‘Ajam) adalah hadits nabi yang berbunyi “ Sab’atu Ahruf “. banyak interpretasi yang di apresiasikan oleh para tokoh dan cendekiawan islam mengenai sabda nabi tersebut namun diatntara pendapat yang paling banyak adalah pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “ Sab’atu Ahruf” adalah beberapa Bahasa kabilah arab yang terbilang paling fasih sedang angka tujuh dalam redaksi hadits itu hanya sebagai isyarat dari banyaknya jumlah Bahasa yang dimuat.\",\"PeriodicalId\":232749,\"journal\":{\"name\":\"PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah\",\"volume\":\"19 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.51498/putih.v4i1.39\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51498/putih.v4i1.39","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

在伊斯兰教到来之前,阿拉伯人是一个拥有多种语言、文化和文化多样性的社会。在jahilyah的时代,他们以自己严格的举止、狂热和对有价值的文学价值的诗歌而闻名。这些诗人作为他们的技能和荣誉的身份用自己的kabilahnya berbanggabangga它和已知的市场内举行比赛,美诗Su > qu’z > |打开最美的诗都会贴在墙上ka 'bah此外世界互相批评的语言,而不是当时禁忌的事情而是一个已经根深蒂固的必要性。语言学家和文学评论家非常喜欢批评语言和新语言的每一个出现和歌词,比如安比纳巴·阿尔·齐巴尼(An propheghah Al Dzibani),他在评判一部作品时被称为“amra H”(Qubbah H)。整个世界都在不断地批评它,直到《古兰经》被传给先知(愿平安与祝福降临到他身上),这样就不会否认《古兰经》是否也受到了麦加异教徒的严厉批评。随着有大量的kabal,因此每条kabal都有不同的语言和对话,这种语言的多样性一直延续到伊斯兰教的到来。先知的一些朋友用自己的方言阅读《古兰经》,这导致《古兰经》中阅读材料的出现,但尽管来自朋友的任何阅读材料都是合法的,因为他们直接在先知面前记录阅读材料。有迹象表明,《古兰经》被阿拉伯语(当地)和非阿拉伯语(Ajam)污染,是先知的礼物,上面写着“Sab atu Ahruf”。赞赏的许多解释这些人物和伊斯兰学者关于先知的语录然而diatntara意见最多的意见是说,指的是“Sab 'atu Ahruf”是几种语言kabilah算最流利的阿拉伯数字7在编辑圣训作为语言的数量的手势的时候就加载。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
KONTAMINASI AL QUR’AN DENGAN BAHASA-BAHASA KABILAH ARAB DAN NON ARAB (‘AJAM) MENJADI METODE PEREKAT UMAT
Sebelum islam datang bangsa arab adalah bangsa yang berkabilah-kabilah yang memiliki keberagaman bahasa, peradaban dan budaya. Pada masa jahilyah mereka dikenal dengan wataknya yang keras, fanatik dan kesenangan mereka pada syair–syair (Puisi) yang memiliki nilai–nilai kesastraan Bahasa yang tinggi . Syair-syair tersebut dijadikan sebagai identitas keahlian dan kehormatan mereka dalam berbanggabangga dengan kabilahnya sendiri hal itu dengan diadakannya kontes keindahan syair dipasar yang dikenal Su>qu ‘Uka>z| dimana setiap syair yang terindah akan ditempelkan di dinding ka’bah selain itu dunia saling mengkritisi Bahasa bukanlah hal yang tabu pada waktu itu melainkan adalah sebuah keharusan yang sudah membudaya. Para kritikus Bahasa dan sastra sangat gemar mengkritik setiap kemunculan Bahasa dan syair baru seperti An Nabighah Al Dzibani yang mendapatkan julukan Qubbah H}amra’(Kubah Merah) dalam menghakimi sebuah karya sastra1. Dunia mengkritisi seperti itu terus menerus berlalu sampai Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sehingga tidak bisa diingkari jika Al Quran juga mendapatkan kritikan pedas dari orang-orang kafir Makkah. Dengan banyaknya kabilah yang ada maka dialegpun beragam diamana setiap kabilah memiliki perbedaan Bahasa dan dialeg, keberagaman Bahasa ini terus melekat dari masa ke masa sampai islam datang. Beberapa sahabat nabi membaca Al Quran dengan dialeg kabilah mereka sendiri yang mana hal ini menjadi sebab musabab munculnya perbedaan bacaan dalam Al Quran namun kendati demikian setiap bacaan yang diriwayatkan dari sahabat adalah benar hukumnya dikarenakan mereka mentalaqqikan bacaan itu dihadapan nabi secara langsung. Indikasi yang menuturkan bahwa Al Quran terkontaminasi dengan Bahasa-Bahasa kabilah arab (lokal) dan Bahasa Non Arab (‘Ajam) adalah hadits nabi yang berbunyi “ Sab’atu Ahruf “. banyak interpretasi yang di apresiasikan oleh para tokoh dan cendekiawan islam mengenai sabda nabi tersebut namun diatntara pendapat yang paling banyak adalah pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “ Sab’atu Ahruf” adalah beberapa Bahasa kabilah arab yang terbilang paling fasih sedang angka tujuh dalam redaksi hadits itu hanya sebagai isyarat dari banyaknya jumlah Bahasa yang dimuat.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信