根据经验分解模式,牛肉价格的波动分级方法

Fitriani Hasanah, Harie Wijayanto, I. M. Sumertajaya
{"title":"根据经验分解模式,牛肉价格的波动分级方法","authors":"Fitriani Hasanah, Harie Wijayanto, I. M. Sumertajaya","doi":"10.21082/JAE.V38N1.2020.41-54","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"EnglishStaple food prices include the major determinants of households food security and general inflation. Beef is a basic food which its price is controlled by the Government of Indonesia. This study aims to identify the determinants beef price volatility using the Ensemble Empirical Mode Decomposition (EEMD) method. The data was a weekly series of Januari 2006–Desember 2018 obtained from the Ministry of Trade. EEMD extracts data into a number of Intrinsic Mode Functions (IMFs) that are independent which are then used to forecast beef prices with the ARIMA model. EEMD produced 6 IMFs and one residual. The residual contributed 99.85% to beef price volatility. This means that the long-term trend of beef prices is determined by the residual trends. The EEMD results indicate that the high beef price volatility in certain periods is mainly due to high demand during the Ramadhan month and Idul Fitri, import quota policy, and changes in exchange rates and petroleum prices. The IMF and residual based ARIMA forecasting model obtained MAPE value of 0.42% but with contradicting directions. The Government may use the import quota as a policy instrument for stabilizing the beef price.IndonesianHarga pangan pokok termasuk faktor penentu utama ketahanan pangan rumah tangga dan inflasi umum. Daging sapi adalah salah satu bahan pangan pokok yang harganya dikendalikan Pemerintah Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penentu volatilitas harga daging sapi dengan metode Ensemble Empirical Mode Decomposition (EEMD). EEMD menguraikan data menjadi sejumlah Intrinsic Mode Function (IMF) yang saling bebas yang selanjutnya digunakan untuk melakukan peramalan harga daging sapi dengan model ARIMA. Data yang digunakan adalah harga daging sapi mingguan Januari 2006–Desember 2018 yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan. EEMD menghasilkan 6 IMF dan satu sisaan. Sisaan IMF memberikan kontribusi sebesar 99,85% terhadap pergerakan harga daging sapi. Artinya bahwa tren jangka panjang harga daging sapi ditentukan oleh tren sisaan. Berdasarkan hasil EEMD, volatilitas harga daging sapi yang tinggi pada periode-periode tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama tingginya permintaan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri dan kebijakan kuota impor, serta perubahan nilai tukar rupiah dan harga BBM. Model peramalan ARIMA yang diduga berdasarkan IMF dan sisaan IMF menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,42%, namun arah perubahannya tidak bersesuaian. Disarankan agar pemerintah menggunakan kuota impor sebagai salah satu instrumen kebijakan stabilisasi harga daging sapi.","PeriodicalId":162864,"journal":{"name":"Jurnal Agro Ekonomi","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Pemilahan Volatilitas Harga Daging Sapi Menggunakan Metode Ensemble Empirical Mode Decomposition\",\"authors\":\"Fitriani Hasanah, Harie Wijayanto, I. M. Sumertajaya\",\"doi\":\"10.21082/JAE.V38N1.2020.41-54\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"EnglishStaple food prices include the major determinants of households food security and general inflation. Beef is a basic food which its price is controlled by the Government of Indonesia. This study aims to identify the determinants beef price volatility using the Ensemble Empirical Mode Decomposition (EEMD) method. The data was a weekly series of Januari 2006–Desember 2018 obtained from the Ministry of Trade. EEMD extracts data into a number of Intrinsic Mode Functions (IMFs) that are independent which are then used to forecast beef prices with the ARIMA model. EEMD produced 6 IMFs and one residual. The residual contributed 99.85% to beef price volatility. This means that the long-term trend of beef prices is determined by the residual trends. The EEMD results indicate that the high beef price volatility in certain periods is mainly due to high demand during the Ramadhan month and Idul Fitri, import quota policy, and changes in exchange rates and petroleum prices. The IMF and residual based ARIMA forecasting model obtained MAPE value of 0.42% but with contradicting directions. The Government may use the import quota as a policy instrument for stabilizing the beef price.IndonesianHarga pangan pokok termasuk faktor penentu utama ketahanan pangan rumah tangga dan inflasi umum. Daging sapi adalah salah satu bahan pangan pokok yang harganya dikendalikan Pemerintah Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penentu volatilitas harga daging sapi dengan metode Ensemble Empirical Mode Decomposition (EEMD). EEMD menguraikan data menjadi sejumlah Intrinsic Mode Function (IMF) yang saling bebas yang selanjutnya digunakan untuk melakukan peramalan harga daging sapi dengan model ARIMA. Data yang digunakan adalah harga daging sapi mingguan Januari 2006–Desember 2018 yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan. EEMD menghasilkan 6 IMF dan satu sisaan. Sisaan IMF memberikan kontribusi sebesar 99,85% terhadap pergerakan harga daging sapi. Artinya bahwa tren jangka panjang harga daging sapi ditentukan oleh tren sisaan. Berdasarkan hasil EEMD, volatilitas harga daging sapi yang tinggi pada periode-periode tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama tingginya permintaan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri dan kebijakan kuota impor, serta perubahan nilai tukar rupiah dan harga BBM. Model peramalan ARIMA yang diduga berdasarkan IMF dan sisaan IMF menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,42%, namun arah perubahannya tidak bersesuaian. Disarankan agar pemerintah menggunakan kuota impor sebagai salah satu instrumen kebijakan stabilisasi harga daging sapi.\",\"PeriodicalId\":162864,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Agro Ekonomi\",\"volume\":\"21 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-04-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Agro Ekonomi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21082/JAE.V38N1.2020.41-54\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agro Ekonomi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21082/JAE.V38N1.2020.41-54","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

主食价格是家庭食品安全和通货膨胀的主要决定因素。牛肉是一种基本食品,其价格由印尼政府控制。本研究旨在利用集合经验模态分解(EEMD)方法确定牛肉价格波动的决定因素。这些数据是从贸易部获得的2006年1月至2018年12月的每周系列数据。EEMD将数据提取到许多独立的内在模式函数(imf)中,然后使用ARIMA模型预测牛肉价格。EEMD产生了6个imf和1个残余。残留对牛肉价格波动的贡献率为99.85%。也就是说,牛肉价格的长期趋势是由剩余趋势决定的。EEMD结果表明,特定时期牛肉价格的高波动主要是由于斋月和开斋节期间的高需求,进口配额政策以及汇率和石油价格的变化。基于IMF和残差的ARIMA预测模型得到的MAPE值为0.42%,但方向矛盾。政府可将进口配额作为稳定牛肉价格的政策工具。印度尼西亚harga pangan pokok termasuk faktor penentu utama ketahanan pangan rumah tangga dan inflasi umum。Daging sapi adalah salah satu bahan pangan pokok yang harganya dikendalikan Pemerintah Indonesia。基于集成经验模态分解(EEMD)的方法,建立了一种基于集成经验模态分解(EEMD)的方法。EEMD menguraikan数据menjadi sejumlah本质模态函数(IMF) yang saling bebas yang selanjutnya digunakan untuk melakukan peramalan harga aging sengan模型ARIMA。2006年1月- 2018年12月杨迪佩罗勒达里Kementerian Perdagangan。EEMD menghasilkan 6 IMF dan satu sisaan。国际货币基金组织(IMF)成员肯•康特里布西(kan kontribusi)表示,他将在去年12月获得99.85%的贷款。Artinya bahwa tren janka panjang harga daging sapi ditentukan oleh tren sisaan。Berdasarkan hasil EEMD, volatilitas harga daging sapi yang tinggi pada period -period - tertentu dipengaruhi oleh beberapapfa fa - terutama tingginya permintaan bulan Ramadhan Idul Fitri dan kebijakan kuota import, serta perubahan nilai tukar rupiah dan harga BBM。模型peramalan ARIMA yang diduga berdasarkan IMF dan sisaan IMF menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,42%, namun arah perubahannya tidak bersesuaian。Disarankan agar peremerintah menggunakan kuota进口sebagai salah satu仪器kebijakan stabilisasi harga破损sapi。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pemilahan Volatilitas Harga Daging Sapi Menggunakan Metode Ensemble Empirical Mode Decomposition
EnglishStaple food prices include the major determinants of households food security and general inflation. Beef is a basic food which its price is controlled by the Government of Indonesia. This study aims to identify the determinants beef price volatility using the Ensemble Empirical Mode Decomposition (EEMD) method. The data was a weekly series of Januari 2006–Desember 2018 obtained from the Ministry of Trade. EEMD extracts data into a number of Intrinsic Mode Functions (IMFs) that are independent which are then used to forecast beef prices with the ARIMA model. EEMD produced 6 IMFs and one residual. The residual contributed 99.85% to beef price volatility. This means that the long-term trend of beef prices is determined by the residual trends. The EEMD results indicate that the high beef price volatility in certain periods is mainly due to high demand during the Ramadhan month and Idul Fitri, import quota policy, and changes in exchange rates and petroleum prices. The IMF and residual based ARIMA forecasting model obtained MAPE value of 0.42% but with contradicting directions. The Government may use the import quota as a policy instrument for stabilizing the beef price.IndonesianHarga pangan pokok termasuk faktor penentu utama ketahanan pangan rumah tangga dan inflasi umum. Daging sapi adalah salah satu bahan pangan pokok yang harganya dikendalikan Pemerintah Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penentu volatilitas harga daging sapi dengan metode Ensemble Empirical Mode Decomposition (EEMD). EEMD menguraikan data menjadi sejumlah Intrinsic Mode Function (IMF) yang saling bebas yang selanjutnya digunakan untuk melakukan peramalan harga daging sapi dengan model ARIMA. Data yang digunakan adalah harga daging sapi mingguan Januari 2006–Desember 2018 yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan. EEMD menghasilkan 6 IMF dan satu sisaan. Sisaan IMF memberikan kontribusi sebesar 99,85% terhadap pergerakan harga daging sapi. Artinya bahwa tren jangka panjang harga daging sapi ditentukan oleh tren sisaan. Berdasarkan hasil EEMD, volatilitas harga daging sapi yang tinggi pada periode-periode tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama tingginya permintaan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri dan kebijakan kuota impor, serta perubahan nilai tukar rupiah dan harga BBM. Model peramalan ARIMA yang diduga berdasarkan IMF dan sisaan IMF menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,42%, namun arah perubahannya tidak bersesuaian. Disarankan agar pemerintah menggunakan kuota impor sebagai salah satu instrumen kebijakan stabilisasi harga daging sapi.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信