Anosmia是医院住院病人kvid -19病变温度差的预测因素

Wiyono Hadi, Titiek Ernawati, B. D. Novita, Tjipto Wibowo, Vincentius Diamantino Supit, Albert Setiawan, K. Samsudin, F. Erwin
{"title":"Anosmia是医院住院病人kvid -19病变温度差的预测因素","authors":"Wiyono Hadi, Titiek Ernawati, B. D. Novita, Tjipto Wibowo, Vincentius Diamantino Supit, Albert Setiawan, K. Samsudin, F. Erwin","doi":"10.47830/jinma-vol.71.2-2021-379","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Anosmia merupakan salah satu karakteristik klinis pasien COVID-19. Anosmia dilaporkan sebagai gejala pertama sebelum gejala yang lain. Penelitian sebelumnya menunjukkan anosmia berimplikasi sebagai faktor prognosis protektif pada pasien COVID-19. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan karakteristik pasien COVID-19 dengan gejala anosmia serta hubungannya dengan derajat keparahan.Metode: Penelitian studi deskriptif, cross-sectional, retrospektif dengan jumlah sampel 149 pasien dikonfirmasi COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat inap mulai tanggal 01 Maret hingga 31 Juli 2020 di rumah sakit Primasatya Husada Citra Surabaya (RS PHC Surabaya). Pasien COVID-19 dibagi menjadi dua grup yaitu dengan dan tanpa gejala anosmia. Karakteristik klinis pasien dideskripsikan pada tabel dan dilakukan penghitungan odd ratio untuk mengetahui faktor risiko terjadinya derajat keparahan berat pada pasien COVID-19.Hasil: Pasien yang mengalami anosmia rata-rata berusia 32 tahun dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (63,2%), pasien dengan gejala anosmia didapatkan lebih banyak pasien dengan derajat keparahan rendah (89,5%) dengan odd ratio terjadinya derajat keparahan berat 0,479. Pasien dengan gejala anosmia disertai dengan gejala lain seperti batuk, rinorea, nyeri tenggorokan, sesak, nyeri kepala, dan nyeri otot (p < 0,05).Kesimpulan: Pasien COVID-19 dengan gejala anosmia memiliki derajat keparahan yang lebih ringan dibandingkan pasien yang tanpa gejala anosmia.","PeriodicalId":378619,"journal":{"name":"Journal Of The Indonesian Medical Association","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Anosmia Sebagai Faktor Prediktor Derajat Keparahan Ringan Pada Penderita COVID-19 Rawat Inap di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya\",\"authors\":\"Wiyono Hadi, Titiek Ernawati, B. D. Novita, Tjipto Wibowo, Vincentius Diamantino Supit, Albert Setiawan, K. Samsudin, F. Erwin\",\"doi\":\"10.47830/jinma-vol.71.2-2021-379\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pendahuluan: Anosmia merupakan salah satu karakteristik klinis pasien COVID-19. Anosmia dilaporkan sebagai gejala pertama sebelum gejala yang lain. Penelitian sebelumnya menunjukkan anosmia berimplikasi sebagai faktor prognosis protektif pada pasien COVID-19. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan karakteristik pasien COVID-19 dengan gejala anosmia serta hubungannya dengan derajat keparahan.Metode: Penelitian studi deskriptif, cross-sectional, retrospektif dengan jumlah sampel 149 pasien dikonfirmasi COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat inap mulai tanggal 01 Maret hingga 31 Juli 2020 di rumah sakit Primasatya Husada Citra Surabaya (RS PHC Surabaya). Pasien COVID-19 dibagi menjadi dua grup yaitu dengan dan tanpa gejala anosmia. Karakteristik klinis pasien dideskripsikan pada tabel dan dilakukan penghitungan odd ratio untuk mengetahui faktor risiko terjadinya derajat keparahan berat pada pasien COVID-19.Hasil: Pasien yang mengalami anosmia rata-rata berusia 32 tahun dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (63,2%), pasien dengan gejala anosmia didapatkan lebih banyak pasien dengan derajat keparahan rendah (89,5%) dengan odd ratio terjadinya derajat keparahan berat 0,479. Pasien dengan gejala anosmia disertai dengan gejala lain seperti batuk, rinorea, nyeri tenggorokan, sesak, nyeri kepala, dan nyeri otot (p < 0,05).Kesimpulan: Pasien COVID-19 dengan gejala anosmia memiliki derajat keparahan yang lebih ringan dibandingkan pasien yang tanpa gejala anosmia.\",\"PeriodicalId\":378619,\"journal\":{\"name\":\"Journal Of The Indonesian Medical Association\",\"volume\":\"87 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal Of The Indonesian Medical Association\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47830/jinma-vol.71.2-2021-379\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal Of The Indonesian Medical Association","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47830/jinma-vol.71.2-2021-379","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

引言:抗生素是科维-19患者的临床特征之一。小儿麻痹症的症状比其他症状先出现。之前的研究表明,眼动病是COVID-19患者的保护性预后因素。本研究有望描述科维德-19患者的症状及其严重程度。方法:描述性研究、分段研究、回溯研究,经149例患者确认的样本数量为COVID-19。这项研究是在2020年3月1日至7月31日在泗水Primasatya Husada Citra泗水医院进行的。COVID-19患者被分为两组,有和没有动脉瘤症状。病人的临床特征被描述在表中,并进行奇怪计数,以确定科维-19患者严重严重病变的风险因素。结果:患有抗生素耐药性的患者平均年龄为32岁(63.2%),有脊髓灰质炎症状的患者较多(89.5%),症状较低的患者较多(89.5%),较轻程度为0.479。热症患者伴有咳嗽、rinorea、喉咙痛、窒息、头部疼痛和肌肉疼痛等症状(p < 0.05)。结论:患有残障症状的COVID-19患者的严重程度较低。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Anosmia Sebagai Faktor Prediktor Derajat Keparahan Ringan Pada Penderita COVID-19 Rawat Inap di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya
Pendahuluan: Anosmia merupakan salah satu karakteristik klinis pasien COVID-19. Anosmia dilaporkan sebagai gejala pertama sebelum gejala yang lain. Penelitian sebelumnya menunjukkan anosmia berimplikasi sebagai faktor prognosis protektif pada pasien COVID-19. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan karakteristik pasien COVID-19 dengan gejala anosmia serta hubungannya dengan derajat keparahan.Metode: Penelitian studi deskriptif, cross-sectional, retrospektif dengan jumlah sampel 149 pasien dikonfirmasi COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat inap mulai tanggal 01 Maret hingga 31 Juli 2020 di rumah sakit Primasatya Husada Citra Surabaya (RS PHC Surabaya). Pasien COVID-19 dibagi menjadi dua grup yaitu dengan dan tanpa gejala anosmia. Karakteristik klinis pasien dideskripsikan pada tabel dan dilakukan penghitungan odd ratio untuk mengetahui faktor risiko terjadinya derajat keparahan berat pada pasien COVID-19.Hasil: Pasien yang mengalami anosmia rata-rata berusia 32 tahun dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (63,2%), pasien dengan gejala anosmia didapatkan lebih banyak pasien dengan derajat keparahan rendah (89,5%) dengan odd ratio terjadinya derajat keparahan berat 0,479. Pasien dengan gejala anosmia disertai dengan gejala lain seperti batuk, rinorea, nyeri tenggorokan, sesak, nyeri kepala, dan nyeri otot (p < 0,05).Kesimpulan: Pasien COVID-19 dengan gejala anosmia memiliki derajat keparahan yang lebih ringan dibandingkan pasien yang tanpa gejala anosmia.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信