{"title":"设计“太阳能家庭”作为一种非正式的教育和公民活动","authors":"Siswanti Zuraida, Romi Bramantyo Margono","doi":"10.37150/jsu.v4i2.192","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK\nBelum meratanya tingkat melek pendidikan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia mendorong beberapa warga masyarakat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar secara informal, dengan dibuatnya tempat belajar terpadu ataupun berupa bimbingan belajar. Salah satunya adalah Rumah Belajar Mentari yang diinisiasi oleh salah satu warga Kampung Sekepicung, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung. Tempat belajar mengajar informal yang telah berdiri dari tahun 2007 ini telah banyak membantu siswa-siswa sekitar kampung mengenyam pendidikan dalam bentuk bimbingan belajar dengan tenaga pengajar yang bersifat sukarela. Rumah Belajar Mentari yang menempati luasan 25 m2 tersebut merupakan ruang tamu salah satu warga yang diubah menjadi aula mini. Tidak adanya ruang publik di kampung tersebut menjadikan Rumah Belajar Mentari tidak hanya sebagai tempat belajar informal namun sebagai tempat berkumpul warga seperti rapat Karang Taruna, rapat PKK, dan lain-lain. Semakin mendesaknya kebutuhan ruang publik, mendorong pendiri Rumah Belajar Mentari menghibahkan tanah warisannya untuk dibangun menjadi gedung serba guna yang bisa menjadi tempat belajar mengajar serta kegiatan warga sekitar kampung. Kegiatan pengabdian masyarakat ini membantu masyarakat mendesain gambar bangunan ‘Rumah Belajar Mentari’ yang akan digunakan untuk penyusunan proposal sponsor dana pembangunan.\nKata kunci: Rumah Belajar Mentari, Pendidikan Informal, Kampung Sekepicung, Ruang Publik, Gedung Serba Guna\n \nABSTRACT\nThe uneven level of public education literacy in several regions in Indonesia encourages some community members to facilitate informal teaching and learning activities, by creating integrated learning places or in the form of tutoring. One of them is Rumah Belajar Mentari which was initiated by one of the residents of Kampung Sekepicung, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung. The informal teaching and learning place that was established in 2007 has helped students around the village to get an education in the form of tutoring with voluntary teaching staff. Rumah Belajar Mentari which occupies an area of 25 m2, is a living room for one of the residents, which is converted into a mini-hall. The absence of public space in the village makes Rumah Belajar Mentari not only an informal learning place but as a gathering place for residents such as Karang Taruna meetings, PKK meetings, and others. The more urgent the need for public space, encouraging the founders of the Rumah Belajar Mentari to grant their inheritance land to be built into a multi-purpose building that could become a place for teaching and learning as well as the activities of residents around the village. This community service activity helps the community to design the building image of Rumah Belajar Mentari which will be used for the preparation of the sponsorship proposal for development funds.\nKey words: Mentari Learning House, Informal Education, Kampung Sekepicung, Public Space, Multi-Purpose Building","PeriodicalId":117580,"journal":{"name":"Surya : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perancangan ‘Rumah Belajar Mentari’ sebagai Sarana Pendidikan Informal dan Aktifitas Warga\",\"authors\":\"Siswanti Zuraida, Romi Bramantyo Margono\",\"doi\":\"10.37150/jsu.v4i2.192\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRAK\\nBelum meratanya tingkat melek pendidikan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia mendorong beberapa warga masyarakat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar secara informal, dengan dibuatnya tempat belajar terpadu ataupun berupa bimbingan belajar. Salah satunya adalah Rumah Belajar Mentari yang diinisiasi oleh salah satu warga Kampung Sekepicung, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung. Tempat belajar mengajar informal yang telah berdiri dari tahun 2007 ini telah banyak membantu siswa-siswa sekitar kampung mengenyam pendidikan dalam bentuk bimbingan belajar dengan tenaga pengajar yang bersifat sukarela. Rumah Belajar Mentari yang menempati luasan 25 m2 tersebut merupakan ruang tamu salah satu warga yang diubah menjadi aula mini. Tidak adanya ruang publik di kampung tersebut menjadikan Rumah Belajar Mentari tidak hanya sebagai tempat belajar informal namun sebagai tempat berkumpul warga seperti rapat Karang Taruna, rapat PKK, dan lain-lain. Semakin mendesaknya kebutuhan ruang publik, mendorong pendiri Rumah Belajar Mentari menghibahkan tanah warisannya untuk dibangun menjadi gedung serba guna yang bisa menjadi tempat belajar mengajar serta kegiatan warga sekitar kampung. Kegiatan pengabdian masyarakat ini membantu masyarakat mendesain gambar bangunan ‘Rumah Belajar Mentari’ yang akan digunakan untuk penyusunan proposal sponsor dana pembangunan.\\nKata kunci: Rumah Belajar Mentari, Pendidikan Informal, Kampung Sekepicung, Ruang Publik, Gedung Serba Guna\\n \\nABSTRACT\\nThe uneven level of public education literacy in several regions in Indonesia encourages some community members to facilitate informal teaching and learning activities, by creating integrated learning places or in the form of tutoring. One of them is Rumah Belajar Mentari which was initiated by one of the residents of Kampung Sekepicung, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung. The informal teaching and learning place that was established in 2007 has helped students around the village to get an education in the form of tutoring with voluntary teaching staff. Rumah Belajar Mentari which occupies an area of 25 m2, is a living room for one of the residents, which is converted into a mini-hall. The absence of public space in the village makes Rumah Belajar Mentari not only an informal learning place but as a gathering place for residents such as Karang Taruna meetings, PKK meetings, and others. The more urgent the need for public space, encouraging the founders of the Rumah Belajar Mentari to grant their inheritance land to be built into a multi-purpose building that could become a place for teaching and learning as well as the activities of residents around the village. This community service activity helps the community to design the building image of Rumah Belajar Mentari which will be used for the preparation of the sponsorship proposal for development funds.\\nKey words: Mentari Learning House, Informal Education, Kampung Sekepicung, Public Space, Multi-Purpose Building\",\"PeriodicalId\":117580,\"journal\":{\"name\":\"Surya : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Surya : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.37150/jsu.v4i2.192\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Surya : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37150/jsu.v4i2.192","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Perancangan ‘Rumah Belajar Mentari’ sebagai Sarana Pendidikan Informal dan Aktifitas Warga
ABSTRAK
Belum meratanya tingkat melek pendidikan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia mendorong beberapa warga masyarakat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar secara informal, dengan dibuatnya tempat belajar terpadu ataupun berupa bimbingan belajar. Salah satunya adalah Rumah Belajar Mentari yang diinisiasi oleh salah satu warga Kampung Sekepicung, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung. Tempat belajar mengajar informal yang telah berdiri dari tahun 2007 ini telah banyak membantu siswa-siswa sekitar kampung mengenyam pendidikan dalam bentuk bimbingan belajar dengan tenaga pengajar yang bersifat sukarela. Rumah Belajar Mentari yang menempati luasan 25 m2 tersebut merupakan ruang tamu salah satu warga yang diubah menjadi aula mini. Tidak adanya ruang publik di kampung tersebut menjadikan Rumah Belajar Mentari tidak hanya sebagai tempat belajar informal namun sebagai tempat berkumpul warga seperti rapat Karang Taruna, rapat PKK, dan lain-lain. Semakin mendesaknya kebutuhan ruang publik, mendorong pendiri Rumah Belajar Mentari menghibahkan tanah warisannya untuk dibangun menjadi gedung serba guna yang bisa menjadi tempat belajar mengajar serta kegiatan warga sekitar kampung. Kegiatan pengabdian masyarakat ini membantu masyarakat mendesain gambar bangunan ‘Rumah Belajar Mentari’ yang akan digunakan untuk penyusunan proposal sponsor dana pembangunan.
Kata kunci: Rumah Belajar Mentari, Pendidikan Informal, Kampung Sekepicung, Ruang Publik, Gedung Serba Guna
ABSTRACT
The uneven level of public education literacy in several regions in Indonesia encourages some community members to facilitate informal teaching and learning activities, by creating integrated learning places or in the form of tutoring. One of them is Rumah Belajar Mentari which was initiated by one of the residents of Kampung Sekepicung, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung. The informal teaching and learning place that was established in 2007 has helped students around the village to get an education in the form of tutoring with voluntary teaching staff. Rumah Belajar Mentari which occupies an area of 25 m2, is a living room for one of the residents, which is converted into a mini-hall. The absence of public space in the village makes Rumah Belajar Mentari not only an informal learning place but as a gathering place for residents such as Karang Taruna meetings, PKK meetings, and others. The more urgent the need for public space, encouraging the founders of the Rumah Belajar Mentari to grant their inheritance land to be built into a multi-purpose building that could become a place for teaching and learning as well as the activities of residents around the village. This community service activity helps the community to design the building image of Rumah Belajar Mentari which will be used for the preparation of the sponsorship proposal for development funds.
Key words: Mentari Learning House, Informal Education, Kampung Sekepicung, Public Space, Multi-Purpose Building