{"title":"Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Pertunjukan Kethoprak Ringkes","authors":"Dinda Assalia Avero Pramasheilla","doi":"10.24821/ijopaed.v1i2.5536","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kethoprak Ringkes sebagai salah satu grup kethoprak yang ada di Yogyakarta memiliki keunikan tersendiri. Banyolan para aktor sarat akan edukasi perihal seni tradisi dan keseharian masyarakat setempat. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang tidak dapat dimaknai begitu saja. Adanya semiotika dari Ferdinand De Saussure ini dapat dijadikan sebagai teori dengan tujuan menganalisis pada tataran paling sederhana. Studi ini bertujuan untuk menganalisis komponen linguistik salah satu pertunjukan Kethoprak Ringkes yang berjudul “Sampek Eng Tay (Korban Multi Krisis)”. Metode penelitian yang digunakan yakni analisis kualitatif, dimulai dengan reduksi data hingga membuat kesimpulan. Hasil yang didapat menunjukkan adanya analisa lima dialog menggunakan analisis penanda-petanda, hubungan dua kosakata dengan analisis in present-in absentia, dan lima dialog lainnya menggunakan analisis poros kombinasi dan poros seleksi. Penggunaan berbagai kosakata ini melibatkan sistem tanda dengan semiotika Saussure. Upaya pemaknaan ini bisa dilakukan dalam rangka mengedukasi khalayak umum tentang peran seni pertunjukan bagi masyarakat. Kethoprak Ringkes, as one of the kethoprak groups in Yogyakarta, has its uniqueness. The jokes of the actors are full of education about traditional arts and local people's daily life. However, some things cannot be taken for granted. The semiotics from Ferdinand De Saussure can be used as a theory to analyze it at the most superficial level. This study aims to analyze the linguistic component of the Kethoprak Ringkes performances entitled \"Sampek Eng Tay (Multi Crisis Victim)\". The research method used is qualitative analysis, starting with data reduction to making conclusions. The results obtained show five dialogues using analysis of signifier-signified, the relationship of two vocabulary words with analysis in present-in absentia, and the other five dialogues using combination and selection axis analysis. The use of these various vocabularies involves a sign system with Saussure's semiotics. Efforts to interpret this can be made to educate the general public about the role of performing arts in the community. ","PeriodicalId":373916,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Performing Arts Education","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of Performing Arts Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/ijopaed.v1i2.5536","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
ketoprak Ringkes是日惹的ketoprak集团之一,其独特之处。演员们的笑话围绕着当地社区传统和日常艺术的教育。然而,有些事情是不可能在户外发生的。费迪南德·德·索苏尔(Ferdinand De Saussure)的符形性存在可以作为一种理论,以分析最简单的地形。这项研究的目的是分析ketoprak Ringkes的语言学组成部分,即所谓的“多危机受害者”。定性分析的研究方法,从数据还原到结论。结果表明,使用标点分析、两次词汇与缺席分析之间的关系以及使用组合轴分析和选择轴分析五次对话。使用这些不同的词汇包括一个带有符号学Saussure的符号系统。为了向公众展示表演艺术在社区中的作用,可以进行这种演艺工作。Kethoprak Ringkes,就像日惹的Kethoprak集团之一,拥有它的独特之处。演员的笑话充满了传统艺术和当地人民日常生活的教育。还有一些东西是无法带走的。费迪南德·德·索苏尔(Ferdinand De Saussure)的半成瘾症就像一种理论,在最极端的层面上对它进行分析。这是一项研究,可以分析ketoprak铃声表演的语言学家评估。研究结果是合格分析,从数据减少到结论。结果显示5个不同的恶魔使用不同的理由分析,两种词汇的关系与分析在缺席时进行分析,以及其他五种方言分析。用这些不同的词汇输入一个带有Saussure半色调的符号系统。努力解释这一点可能是为了教育公众关于社区表演艺术的角色。
Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Pertunjukan Kethoprak Ringkes
Kethoprak Ringkes sebagai salah satu grup kethoprak yang ada di Yogyakarta memiliki keunikan tersendiri. Banyolan para aktor sarat akan edukasi perihal seni tradisi dan keseharian masyarakat setempat. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang tidak dapat dimaknai begitu saja. Adanya semiotika dari Ferdinand De Saussure ini dapat dijadikan sebagai teori dengan tujuan menganalisis pada tataran paling sederhana. Studi ini bertujuan untuk menganalisis komponen linguistik salah satu pertunjukan Kethoprak Ringkes yang berjudul “Sampek Eng Tay (Korban Multi Krisis)”. Metode penelitian yang digunakan yakni analisis kualitatif, dimulai dengan reduksi data hingga membuat kesimpulan. Hasil yang didapat menunjukkan adanya analisa lima dialog menggunakan analisis penanda-petanda, hubungan dua kosakata dengan analisis in present-in absentia, dan lima dialog lainnya menggunakan analisis poros kombinasi dan poros seleksi. Penggunaan berbagai kosakata ini melibatkan sistem tanda dengan semiotika Saussure. Upaya pemaknaan ini bisa dilakukan dalam rangka mengedukasi khalayak umum tentang peran seni pertunjukan bagi masyarakat. Kethoprak Ringkes, as one of the kethoprak groups in Yogyakarta, has its uniqueness. The jokes of the actors are full of education about traditional arts and local people's daily life. However, some things cannot be taken for granted. The semiotics from Ferdinand De Saussure can be used as a theory to analyze it at the most superficial level. This study aims to analyze the linguistic component of the Kethoprak Ringkes performances entitled "Sampek Eng Tay (Multi Crisis Victim)". The research method used is qualitative analysis, starting with data reduction to making conclusions. The results obtained show five dialogues using analysis of signifier-signified, the relationship of two vocabulary words with analysis in present-in absentia, and the other five dialogues using combination and selection axis analysis. The use of these various vocabularies involves a sign system with Saussure's semiotics. Efforts to interpret this can be made to educate the general public about the role of performing arts in the community.