{"title":"牛与油棕的结合对牛和油棕的生产力的影响","authors":"salfina fina","doi":"10.30997/JPNU.V5I1.1625","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tingkat pertumbuhan sapi di Provinsi Kepulauan Riau tergolong rendah. Hal ini dikarenakan pakan yang diberikan kurang berkualitas. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan pemberian pakan tambahan berupa pelepah kelapa sawit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan pelepah kelapa sawit terhadap produktivitas sapi dan mengetahui pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair dari urin sapi terhadap produksi tanaman kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan pada bulan Februari - Desember 2017. Materi yang digunakan yakni 12 ekor sapi bali bunting umur kebuntingan 6-8 bulan, rumput lapang, bioplus, pelepah daun kelapa sawit, 20 pohon kelapa sawit dan POC dari urin sapi. Pemberian pakan sapi dibagi dalam dua perlakuan, yaitu (P1) : rumput lapang dan bioplus, (P2) : P1 + dedak + pelepah daun kelapa sawit yang dicacah. Sedangkan perlakuan pada urin sapi pada tanaman kelapa sawit juga dibagi dalam 2 perlakuan yakni P0 : tanpa POC dan P1 : dengan POC. Pengamatan dilakukan terhadap bobot badan harian sapi, bobot anakan, waktu birahi kembali serta produksi tanaman kelapa sawit. Data dianalisis dengan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bobot badan harian (pbbh) sapi pada perlakuan pemberian pakan P1 lebih rendah dibanding P2 (0,28 < 0,68 kg/ekor/hari). Rataan bobot lahir anakan sapi yang dilahirkan pada perlakuan P2 sebesar 17 kg sedangkan pada perlakuan P1 hanya sebesar 12 kg. Birahi kembali menjadi lebih cepat yakni 1 bulan pada perlakuan P2. Pemberian POC pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan produksi buah sawit segar sekitar 28,29% atau sebesar 25,8 kg/pohon, sedangkan pada tanaman kelapa sawit tanpa pemberian POC produksinya hanya sebesar 7,3 kg/pohon. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan pelepah sawit dapat meningkatkan pbbh sapi dan bobot anakan sapi serta memperpendek masa birahi kembali, sedangkan pemberian POC berupa urin sapi pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan produksi kelapa sawit sawit. ","PeriodicalId":339013,"journal":{"name":"Jurnal Peternakan Nusantara","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PENGARUH INTEGRASI TERNAK SAPI DENGAN KELAPA SAWIT TERHADAP PRODUKTIVITAS SAPI DAN KELAPA SAWIT\",\"authors\":\"salfina fina\",\"doi\":\"10.30997/JPNU.V5I1.1625\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tingkat pertumbuhan sapi di Provinsi Kepulauan Riau tergolong rendah. Hal ini dikarenakan pakan yang diberikan kurang berkualitas. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan pemberian pakan tambahan berupa pelepah kelapa sawit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan pelepah kelapa sawit terhadap produktivitas sapi dan mengetahui pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair dari urin sapi terhadap produksi tanaman kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan pada bulan Februari - Desember 2017. Materi yang digunakan yakni 12 ekor sapi bali bunting umur kebuntingan 6-8 bulan, rumput lapang, bioplus, pelepah daun kelapa sawit, 20 pohon kelapa sawit dan POC dari urin sapi. Pemberian pakan sapi dibagi dalam dua perlakuan, yaitu (P1) : rumput lapang dan bioplus, (P2) : P1 + dedak + pelepah daun kelapa sawit yang dicacah. Sedangkan perlakuan pada urin sapi pada tanaman kelapa sawit juga dibagi dalam 2 perlakuan yakni P0 : tanpa POC dan P1 : dengan POC. Pengamatan dilakukan terhadap bobot badan harian sapi, bobot anakan, waktu birahi kembali serta produksi tanaman kelapa sawit. Data dianalisis dengan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bobot badan harian (pbbh) sapi pada perlakuan pemberian pakan P1 lebih rendah dibanding P2 (0,28 < 0,68 kg/ekor/hari). Rataan bobot lahir anakan sapi yang dilahirkan pada perlakuan P2 sebesar 17 kg sedangkan pada perlakuan P1 hanya sebesar 12 kg. Birahi kembali menjadi lebih cepat yakni 1 bulan pada perlakuan P2. Pemberian POC pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan produksi buah sawit segar sekitar 28,29% atau sebesar 25,8 kg/pohon, sedangkan pada tanaman kelapa sawit tanpa pemberian POC produksinya hanya sebesar 7,3 kg/pohon. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan pelepah sawit dapat meningkatkan pbbh sapi dan bobot anakan sapi serta memperpendek masa birahi kembali, sedangkan pemberian POC berupa urin sapi pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan produksi kelapa sawit sawit. \",\"PeriodicalId\":339013,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Peternakan Nusantara\",\"volume\":\"46 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Peternakan Nusantara\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30997/JPNU.V5I1.1625\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Peternakan Nusantara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30997/JPNU.V5I1.1625","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENGARUH INTEGRASI TERNAK SAPI DENGAN KELAPA SAWIT TERHADAP PRODUKTIVITAS SAPI DAN KELAPA SAWIT
Tingkat pertumbuhan sapi di Provinsi Kepulauan Riau tergolong rendah. Hal ini dikarenakan pakan yang diberikan kurang berkualitas. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan pemberian pakan tambahan berupa pelepah kelapa sawit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan pelepah kelapa sawit terhadap produktivitas sapi dan mengetahui pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair dari urin sapi terhadap produksi tanaman kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan pada bulan Februari - Desember 2017. Materi yang digunakan yakni 12 ekor sapi bali bunting umur kebuntingan 6-8 bulan, rumput lapang, bioplus, pelepah daun kelapa sawit, 20 pohon kelapa sawit dan POC dari urin sapi. Pemberian pakan sapi dibagi dalam dua perlakuan, yaitu (P1) : rumput lapang dan bioplus, (P2) : P1 + dedak + pelepah daun kelapa sawit yang dicacah. Sedangkan perlakuan pada urin sapi pada tanaman kelapa sawit juga dibagi dalam 2 perlakuan yakni P0 : tanpa POC dan P1 : dengan POC. Pengamatan dilakukan terhadap bobot badan harian sapi, bobot anakan, waktu birahi kembali serta produksi tanaman kelapa sawit. Data dianalisis dengan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bobot badan harian (pbbh) sapi pada perlakuan pemberian pakan P1 lebih rendah dibanding P2 (0,28 < 0,68 kg/ekor/hari). Rataan bobot lahir anakan sapi yang dilahirkan pada perlakuan P2 sebesar 17 kg sedangkan pada perlakuan P1 hanya sebesar 12 kg. Birahi kembali menjadi lebih cepat yakni 1 bulan pada perlakuan P2. Pemberian POC pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan produksi buah sawit segar sekitar 28,29% atau sebesar 25,8 kg/pohon, sedangkan pada tanaman kelapa sawit tanpa pemberian POC produksinya hanya sebesar 7,3 kg/pohon. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan pelepah sawit dapat meningkatkan pbbh sapi dan bobot anakan sapi serta memperpendek masa birahi kembali, sedangkan pemberian POC berupa urin sapi pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan produksi kelapa sawit sawit.