{"title":"“阿拉伯之春”后中东地区宗派主义的紧张与民主的挑战","authors":"S. Rahman","doi":"10.35748/JURNALICMES.V3I1.32","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Gelombang Arab Spring pada awal 2011 yang melanda negara-negara Timur Tengah, dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Kuwait, Arab Saudi, Yaman, dan Suriah menunjukkan kehendak rakyat Arab untuk meraih perbaikan dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, hingga sistem politik yang terbuka dan demokratis. Setelah delapan tahun berlalu, beberapa negara masih terus melanjutkan proses demokratisasi, seperti Tunisia dan Mesir. Sebaliknya, di sejumlah negara, proses demokratisasi terhenti, seperti di Arab Saudi, Bahrain, dan Kuwait dan ada pula negara-negara yang terpuruk dalam perang berkepanjangan, yaitu Libya, Yaman, dan Suriah. Artikel ini membahas dua studi kasus untuk melihat bagaimana sektarianisme yang terjadi pasca Arab Spring, yaitu Tunisia dan Yaman. Dengan menggunakan pendekatan historis dengan metode deskriptif-analisis, penulis menemukan bahwa meskipun sektarianisme di Timur Tengah mempunyai akar sejarah yang panjang, dalam konflik-konflik Arab Spring sektarianisme telah digunakan oleh pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai kepentingan mereka masing-masing. Selama pihak-pihak yang berkonflik terus mengedapankan identitas politik dan sektarianisme, demokrasi sulit untuk ditegakkan.","PeriodicalId":383581,"journal":{"name":"Jurnal ICMES","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Tensions of The Tension of Sectarianism and the Challenges of Democracy in the Middle East After Arab Spring\",\"authors\":\"S. Rahman\",\"doi\":\"10.35748/JURNALICMES.V3I1.32\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Gelombang Arab Spring pada awal 2011 yang melanda negara-negara Timur Tengah, dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Kuwait, Arab Saudi, Yaman, dan Suriah menunjukkan kehendak rakyat Arab untuk meraih perbaikan dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, hingga sistem politik yang terbuka dan demokratis. Setelah delapan tahun berlalu, beberapa negara masih terus melanjutkan proses demokratisasi, seperti Tunisia dan Mesir. Sebaliknya, di sejumlah negara, proses demokratisasi terhenti, seperti di Arab Saudi, Bahrain, dan Kuwait dan ada pula negara-negara yang terpuruk dalam perang berkepanjangan, yaitu Libya, Yaman, dan Suriah. Artikel ini membahas dua studi kasus untuk melihat bagaimana sektarianisme yang terjadi pasca Arab Spring, yaitu Tunisia dan Yaman. Dengan menggunakan pendekatan historis dengan metode deskriptif-analisis, penulis menemukan bahwa meskipun sektarianisme di Timur Tengah mempunyai akar sejarah yang panjang, dalam konflik-konflik Arab Spring sektarianisme telah digunakan oleh pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai kepentingan mereka masing-masing. Selama pihak-pihak yang berkonflik terus mengedapankan identitas politik dan sektarianisme, demokrasi sulit untuk ditegakkan.\",\"PeriodicalId\":383581,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal ICMES\",\"volume\":\"19 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal ICMES\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35748/JURNALICMES.V3I1.32\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal ICMES","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35748/JURNALICMES.V3I1.32","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tensions of The Tension of Sectarianism and the Challenges of Democracy in the Middle East After Arab Spring
Gelombang Arab Spring pada awal 2011 yang melanda negara-negara Timur Tengah, dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Kuwait, Arab Saudi, Yaman, dan Suriah menunjukkan kehendak rakyat Arab untuk meraih perbaikan dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, hingga sistem politik yang terbuka dan demokratis. Setelah delapan tahun berlalu, beberapa negara masih terus melanjutkan proses demokratisasi, seperti Tunisia dan Mesir. Sebaliknya, di sejumlah negara, proses demokratisasi terhenti, seperti di Arab Saudi, Bahrain, dan Kuwait dan ada pula negara-negara yang terpuruk dalam perang berkepanjangan, yaitu Libya, Yaman, dan Suriah. Artikel ini membahas dua studi kasus untuk melihat bagaimana sektarianisme yang terjadi pasca Arab Spring, yaitu Tunisia dan Yaman. Dengan menggunakan pendekatan historis dengan metode deskriptif-analisis, penulis menemukan bahwa meskipun sektarianisme di Timur Tengah mempunyai akar sejarah yang panjang, dalam konflik-konflik Arab Spring sektarianisme telah digunakan oleh pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai kepentingan mereka masing-masing. Selama pihak-pihak yang berkonflik terus mengedapankan identitas politik dan sektarianisme, demokrasi sulit untuk ditegakkan.