{"title":"关系到洗手,管理饮用水和食物与发育不良在苏拉威西中部","authors":"Dedi Mahyudin Syam, H. Sunuh","doi":"10.32662/gjph.v3i1.919","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Environmental factors, birth weight and food intake can influence the incidence of stunting. The prevalence of stunting in toddlers in Central Sulawesi Province in 2015 was very short by 11.4% and short by 23.9%. 2-16 very short categories by 10.2% and short categories by 21.8%. 2017 the very short category was 14.0% and the short category was 22.1%. The purpose of this research was to know handwashing with soap, treating drinking water and food related to stunting in Central Sulawesi. The type of research was analytic with the approach of cross sectional survey with a sample 289 people in 4 (four) Regency Areas (Banggai, Donggala, Sigi and Palu). Data processing and analysis include univariate and bivariate were used chi square test. Results of 289 respondents carry out handwasing with soap 176 (60.9%), not carry out handwasing with soap activity 113 (39.1%), statistical test obtained p value = 0.000. Treating drinking water and food 270 (93.4%), not treating clean water and food only 19 (6.6%), stunting status 133 (46.0%), not stunting 155 (56.0%), statistical test obtained p value = 0.001. Conclusion There was a relationship between hand washing with soap, treating drinking water and food with stunting in Central Sulawesi.Faktor lingkungan, berat badan lahir dan asupan makanan dapat mempengaruhi kejadian stunting. Prevalensi stunting pada balita di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 kategori sangat pendek sebesar 11.4% dan pendek sebesar 23.9%. 2-16 kategori sangat pendek sebesar 10.2% dan kategori pendek sebesar 21,8%. 2017 kategori sangat pendek sebesar 14.0% dan kategori pendek sebesar 22.1%. Tujuan penelitian adalah diketahuinya cuci tangan pakai sabun (CTPS), mengelola air minum dan makanan berhubungan dengan stunting di Sulawesi Tengah. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional survey dengan sampel berjumlah 289 orang di 4 (empat) daerah Kabupaten (Banggai, Donggala, Sigi dan Palu). Pengolahan dan analisis data meliputi univariat, Bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan dari 289 responden melaksanakan CTPS 176 (60,.9%), tidak CTPS 113 (39,1%), Uji statistik diperoleh nilai p = 0,000. Sudah mengelola air minum dan makanan 270 (93,4%), tidak mengelola air bersih dan makanan 19 (6,6%), status gizi stunting 133 (46,0%), tidak stunting 155 (56,0%), uji statistik diperoleh nilai p = 0,001. Kesimpulan ada hubungan cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan dengan stunting di Sulawesi Tengah. ","PeriodicalId":335026,"journal":{"name":"Gorontalo Journal of Public Health","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan, Mengelola Air Minum dan Makanan dengan Stunting di Sulawesi Tengah\",\"authors\":\"Dedi Mahyudin Syam, H. Sunuh\",\"doi\":\"10.32662/gjph.v3i1.919\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Environmental factors, birth weight and food intake can influence the incidence of stunting. The prevalence of stunting in toddlers in Central Sulawesi Province in 2015 was very short by 11.4% and short by 23.9%. 2-16 very short categories by 10.2% and short categories by 21.8%. 2017 the very short category was 14.0% and the short category was 22.1%. The purpose of this research was to know handwashing with soap, treating drinking water and food related to stunting in Central Sulawesi. The type of research was analytic with the approach of cross sectional survey with a sample 289 people in 4 (four) Regency Areas (Banggai, Donggala, Sigi and Palu). Data processing and analysis include univariate and bivariate were used chi square test. Results of 289 respondents carry out handwasing with soap 176 (60.9%), not carry out handwasing with soap activity 113 (39.1%), statistical test obtained p value = 0.000. Treating drinking water and food 270 (93.4%), not treating clean water and food only 19 (6.6%), stunting status 133 (46.0%), not stunting 155 (56.0%), statistical test obtained p value = 0.001. Conclusion There was a relationship between hand washing with soap, treating drinking water and food with stunting in Central Sulawesi.Faktor lingkungan, berat badan lahir dan asupan makanan dapat mempengaruhi kejadian stunting. Prevalensi stunting pada balita di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 kategori sangat pendek sebesar 11.4% dan pendek sebesar 23.9%. 2-16 kategori sangat pendek sebesar 10.2% dan kategori pendek sebesar 21,8%. 2017 kategori sangat pendek sebesar 14.0% dan kategori pendek sebesar 22.1%. Tujuan penelitian adalah diketahuinya cuci tangan pakai sabun (CTPS), mengelola air minum dan makanan berhubungan dengan stunting di Sulawesi Tengah. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional survey dengan sampel berjumlah 289 orang di 4 (empat) daerah Kabupaten (Banggai, Donggala, Sigi dan Palu). Pengolahan dan analisis data meliputi univariat, Bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan dari 289 responden melaksanakan CTPS 176 (60,.9%), tidak CTPS 113 (39,1%), Uji statistik diperoleh nilai p = 0,000. Sudah mengelola air minum dan makanan 270 (93,4%), tidak mengelola air bersih dan makanan 19 (6,6%), status gizi stunting 133 (46,0%), tidak stunting 155 (56,0%), uji statistik diperoleh nilai p = 0,001. Kesimpulan ada hubungan cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan dengan stunting di Sulawesi Tengah. \",\"PeriodicalId\":335026,\"journal\":{\"name\":\"Gorontalo Journal of Public Health\",\"volume\":\"25 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-04-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"5\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Gorontalo Journal of Public Health\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32662/gjph.v3i1.919\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Gorontalo Journal of Public Health","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32662/gjph.v3i1.919","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
摘要
环境因素、出生体重和食物摄入可影响发育迟缓的发生率。2015年,中苏拉威西省幼儿发育迟缓患病率非常低,分别为11.4%和23.9%。2-16极短类别增长10.2%,短类别增长21.8%。2017年,极短类别为14.0%,短类别为22.1%。本研究的目的是了解用肥皂洗手、处理饮用水和食物与苏拉威西中部发育迟缓的关系。研究类型采用横断面调查的方法,对4(4)个摄政区(邦盖、东加拉、锡吉和帕卢)289人进行了样本分析。数据处理和分析包括单因素和双因素采用卡方检验。结果289名被调查者中有肥皂洗手的176人(60.9%),没有肥皂洗手的113人(39.1%),统计检验得到p值= 0.000。处理饮用水和食物270例(93.4%),未处理清洁水和食物仅19例(6.6%),发育不良133例(46.0%),未处理发育不良155例(56.0%),统计检验得到p值= 0.001。结论苏拉威西中部地区儿童发育不良与用肥皂洗手、饮水和食物处理有关。Faktor lingkungan, berat badan lahir dan asupan makanan dapat mempengaruhi kejadian发育迟缓。苏拉威西省,登加省,2015年,分类:sangat pendek sebesar 11.4%, pendek sebesar 23.9%。2-16 kategori sangat pendek sebesar 10.2% Dan kategori pendek sebesar 21.8%2017 kategori sangat pendek sebesar 14.0% Dan kategori pendek sebesar 22.1%图juan penelitian adalah diketahuinya cuci tangan pakai sabun (CTPS), mengelola空气最小值dan makanan berhubungan dengan发育迟缓,苏拉威西,登加。Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan横断面调查dengan样本berjumlah 289 orang di 4 (empat) daerah Kabupaten (Banggai, Donggala, Sigi dan Palu)。彭戈拉罕丹分析数据单变量梅利普提,双变量孟古纳坎乌吉卡方。Hasil penelitian menunjukkan dari 289人回复melaksanakan CTPS 176人(60.9%),tidak CTPS 113人(39.1%),Uji统计diperoleh nilai p = 0000。云南勐腊空气最小旦makanan 270(93.4%),云南勐腊空气bersih旦makanan 19(6.6%),云南勐腊发育迟缓133(46.0%),云南勐腊发育迟缓155(56.0%),云南勐腊统计p = 0.001。在苏拉威西岛的登加岛,我们的空气是最小的,我们的空气是最小的。
Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan, Mengelola Air Minum dan Makanan dengan Stunting di Sulawesi Tengah
Environmental factors, birth weight and food intake can influence the incidence of stunting. The prevalence of stunting in toddlers in Central Sulawesi Province in 2015 was very short by 11.4% and short by 23.9%. 2-16 very short categories by 10.2% and short categories by 21.8%. 2017 the very short category was 14.0% and the short category was 22.1%. The purpose of this research was to know handwashing with soap, treating drinking water and food related to stunting in Central Sulawesi. The type of research was analytic with the approach of cross sectional survey with a sample 289 people in 4 (four) Regency Areas (Banggai, Donggala, Sigi and Palu). Data processing and analysis include univariate and bivariate were used chi square test. Results of 289 respondents carry out handwasing with soap 176 (60.9%), not carry out handwasing with soap activity 113 (39.1%), statistical test obtained p value = 0.000. Treating drinking water and food 270 (93.4%), not treating clean water and food only 19 (6.6%), stunting status 133 (46.0%), not stunting 155 (56.0%), statistical test obtained p value = 0.001. Conclusion There was a relationship between hand washing with soap, treating drinking water and food with stunting in Central Sulawesi.Faktor lingkungan, berat badan lahir dan asupan makanan dapat mempengaruhi kejadian stunting. Prevalensi stunting pada balita di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 kategori sangat pendek sebesar 11.4% dan pendek sebesar 23.9%. 2-16 kategori sangat pendek sebesar 10.2% dan kategori pendek sebesar 21,8%. 2017 kategori sangat pendek sebesar 14.0% dan kategori pendek sebesar 22.1%. Tujuan penelitian adalah diketahuinya cuci tangan pakai sabun (CTPS), mengelola air minum dan makanan berhubungan dengan stunting di Sulawesi Tengah. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional survey dengan sampel berjumlah 289 orang di 4 (empat) daerah Kabupaten (Banggai, Donggala, Sigi dan Palu). Pengolahan dan analisis data meliputi univariat, Bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan dari 289 responden melaksanakan CTPS 176 (60,.9%), tidak CTPS 113 (39,1%), Uji statistik diperoleh nilai p = 0,000. Sudah mengelola air minum dan makanan 270 (93,4%), tidak mengelola air bersih dan makanan 19 (6,6%), status gizi stunting 133 (46,0%), tidak stunting 155 (56,0%), uji statistik diperoleh nilai p = 0,001. Kesimpulan ada hubungan cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan dengan stunting di Sulawesi Tengah.