{"title":"分析了基于地理信息系统的登革热热的环境动力学","authors":"Arifatun Nisaa, H. Hartono, E. Sugiharto","doi":"10.22146/JISPH.8300","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang: Demam berdarah dengue masih jadi masalah kesehatan masyarakat dan kejadian kasusnya pun naik turun tak menentu. Salah satu penyebab kejadian DBD adalah faktor fisik yang meliputi suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin dan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor klimatologi dan penggunaan lahan pada kejadian DBD tahun 2010-2014 di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan multi temporal anal i sis . Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder kasus DBD dan data faktor fisik yang meliputi suhu, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban dan penggunaan lahan . Hasil: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster. Kekuatan korelasi suhu dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,0014), berpola positif dan tidak ada korelasi yang signifikan (p=0,78). Kekuatan korelasi curah hujan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,001), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,806). Kekuatan korelasi kelembaban dengan DBD adalah lemah (r=0,065), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,049). Kekuatan korelasi kecepatan angin dengan DBD adalah sangat lemah (r=0,02), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,26). Kekuatan korelasi penggunaan lahan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,157), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,76). Kesimpulan: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster pada wilayah permukiman pada kondisi curah hujan sedang, suhu tinggi dan kelembaban rendah, serta mewaspadai peningkatan kejadian DBD pada bulan Januari dan Juni.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Spasial Dinamika Lingkungan Terkait Kejadian Demam Berdarah Dengue Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar\",\"authors\":\"Arifatun Nisaa, H. Hartono, E. Sugiharto\",\"doi\":\"10.22146/JISPH.8300\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar belakang: Demam berdarah dengue masih jadi masalah kesehatan masyarakat dan kejadian kasusnya pun naik turun tak menentu. Salah satu penyebab kejadian DBD adalah faktor fisik yang meliputi suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin dan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor klimatologi dan penggunaan lahan pada kejadian DBD tahun 2010-2014 di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan multi temporal anal i sis . Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder kasus DBD dan data faktor fisik yang meliputi suhu, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban dan penggunaan lahan . Hasil: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster. Kekuatan korelasi suhu dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,0014), berpola positif dan tidak ada korelasi yang signifikan (p=0,78). Kekuatan korelasi curah hujan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,001), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,806). Kekuatan korelasi kelembaban dengan DBD adalah lemah (r=0,065), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,049). Kekuatan korelasi kecepatan angin dengan DBD adalah sangat lemah (r=0,02), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,26). Kekuatan korelasi penggunaan lahan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,157), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,76). Kesimpulan: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster pada wilayah permukiman pada kondisi curah hujan sedang, suhu tinggi dan kelembaban rendah, serta mewaspadai peningkatan kejadian DBD pada bulan Januari dan Juni.\",\"PeriodicalId\":365453,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Information Systems for Public Health\",\"volume\":\"38 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2017-09-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Information Systems for Public Health\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/JISPH.8300\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Information Systems for Public Health","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/JISPH.8300","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Spasial Dinamika Lingkungan Terkait Kejadian Demam Berdarah Dengue Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar
Latar belakang: Demam berdarah dengue masih jadi masalah kesehatan masyarakat dan kejadian kasusnya pun naik turun tak menentu. Salah satu penyebab kejadian DBD adalah faktor fisik yang meliputi suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin dan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor klimatologi dan penggunaan lahan pada kejadian DBD tahun 2010-2014 di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan multi temporal anal i sis . Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder kasus DBD dan data faktor fisik yang meliputi suhu, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban dan penggunaan lahan . Hasil: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster. Kekuatan korelasi suhu dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,0014), berpola positif dan tidak ada korelasi yang signifikan (p=0,78). Kekuatan korelasi curah hujan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,001), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,806). Kekuatan korelasi kelembaban dengan DBD adalah lemah (r=0,065), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,049). Kekuatan korelasi kecepatan angin dengan DBD adalah sangat lemah (r=0,02), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,26). Kekuatan korelasi penggunaan lahan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,157), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,76). Kesimpulan: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster pada wilayah permukiman pada kondisi curah hujan sedang, suhu tinggi dan kelembaban rendah, serta mewaspadai peningkatan kejadian DBD pada bulan Januari dan Juni.