{"title":"传播文化研究也门学生BIPA在Covid-19大流行","authors":"Goziyah Goziyah","doi":"10.56773/ejer.v1i1.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di masa pandemi Covid-19 tetap berjalan walaupun berbeda. BIPA tidak terlepas dari konteks budaya. Pada penelitian ini hal yang menarik adalah ketika budaya suatu negara dalam belajar BIPA dilihat melalui pembelajaran daring dengan menggunakan zoom. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan budaya mahasiswa Yaman pada saat pembelajaran BIPA di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus melalui wawancara dan pengamatan yang mendalam kepada dua mahasiswa asing yang memiliki hubungan keluarga dari Yaman selama belajar BIPA di Lembaga Bahasa-Universitas Muhammadiyah Tangerang (LB-UMT) melalui daring dengan menggunakan aplikasi zoom. Media zoom yang digunakan dalam pembelajaran selama pandemi ini dengan tidak melakukan tatap muka secara langsung ternyata tidak mengubah budaya mahasiswa Yaman ketika berhadapan dengan guru yang berbeda jenis kelaminnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan budaya di mana mahasiswa Yaman tidak berkenan untuk menyalakan video menampilkan wajah mereka ketika belajar. Beberapa media pembelajaran juga seperti lagu kurang diterima oleh mahasiswa karena bertentangan dengan budaya asal negara. Hasil ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang umumnya berhasil menarik pemelajar BIPA ternyata tidak berlaku pada mahasiswa Yaman. Hal ini menjadi referensi untuk pembelajaran BIPA bagi mahasiswa Yaman khususnya, agar dapat memahami lintas budaya yang mungkin terjadi saat pembelajaran BIPA.","PeriodicalId":130109,"journal":{"name":"Eureka: Journal of Educational Research","volume":"158 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Lintas budaya dalam pembelajaran BIPA mahasiswa Yaman di masa pandemi Covid-19\",\"authors\":\"Goziyah Goziyah\",\"doi\":\"10.56773/ejer.v1i1.2\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di masa pandemi Covid-19 tetap berjalan walaupun berbeda. BIPA tidak terlepas dari konteks budaya. Pada penelitian ini hal yang menarik adalah ketika budaya suatu negara dalam belajar BIPA dilihat melalui pembelajaran daring dengan menggunakan zoom. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan budaya mahasiswa Yaman pada saat pembelajaran BIPA di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus melalui wawancara dan pengamatan yang mendalam kepada dua mahasiswa asing yang memiliki hubungan keluarga dari Yaman selama belajar BIPA di Lembaga Bahasa-Universitas Muhammadiyah Tangerang (LB-UMT) melalui daring dengan menggunakan aplikasi zoom. Media zoom yang digunakan dalam pembelajaran selama pandemi ini dengan tidak melakukan tatap muka secara langsung ternyata tidak mengubah budaya mahasiswa Yaman ketika berhadapan dengan guru yang berbeda jenis kelaminnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan budaya di mana mahasiswa Yaman tidak berkenan untuk menyalakan video menampilkan wajah mereka ketika belajar. Beberapa media pembelajaran juga seperti lagu kurang diterima oleh mahasiswa karena bertentangan dengan budaya asal negara. Hasil ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang umumnya berhasil menarik pemelajar BIPA ternyata tidak berlaku pada mahasiswa Yaman. Hal ini menjadi referensi untuk pembelajaran BIPA bagi mahasiswa Yaman khususnya, agar dapat memahami lintas budaya yang mungkin terjadi saat pembelajaran BIPA.\",\"PeriodicalId\":130109,\"journal\":{\"name\":\"Eureka: Journal of Educational Research\",\"volume\":\"158 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-17\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Eureka: Journal of Educational Research\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.56773/ejer.v1i1.2\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Eureka: Journal of Educational Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56773/ejer.v1i1.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Lintas budaya dalam pembelajaran BIPA mahasiswa Yaman di masa pandemi Covid-19
Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di masa pandemi Covid-19 tetap berjalan walaupun berbeda. BIPA tidak terlepas dari konteks budaya. Pada penelitian ini hal yang menarik adalah ketika budaya suatu negara dalam belajar BIPA dilihat melalui pembelajaran daring dengan menggunakan zoom. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan budaya mahasiswa Yaman pada saat pembelajaran BIPA di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus melalui wawancara dan pengamatan yang mendalam kepada dua mahasiswa asing yang memiliki hubungan keluarga dari Yaman selama belajar BIPA di Lembaga Bahasa-Universitas Muhammadiyah Tangerang (LB-UMT) melalui daring dengan menggunakan aplikasi zoom. Media zoom yang digunakan dalam pembelajaran selama pandemi ini dengan tidak melakukan tatap muka secara langsung ternyata tidak mengubah budaya mahasiswa Yaman ketika berhadapan dengan guru yang berbeda jenis kelaminnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan budaya di mana mahasiswa Yaman tidak berkenan untuk menyalakan video menampilkan wajah mereka ketika belajar. Beberapa media pembelajaran juga seperti lagu kurang diterima oleh mahasiswa karena bertentangan dengan budaya asal negara. Hasil ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang umumnya berhasil menarik pemelajar BIPA ternyata tidak berlaku pada mahasiswa Yaman. Hal ini menjadi referensi untuk pembelajaran BIPA bagi mahasiswa Yaman khususnya, agar dapat memahami lintas budaya yang mungkin terjadi saat pembelajaran BIPA.