Dian Agustin, W. Warsono
{"title":"Budaya Gotong Royong Pada Pemuda Dalam Masyarakat Multi Agama Di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan","authors":"Dian Agustin, W. Warsono","doi":"10.26740/kmkn.v10n1.p145-163","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan budaya gotong royong pada pemuda dalam masyarakat multi agama di desa Balun. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Struktural Fungsional oleh Talcott Parsons. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Informan terdiri dari tiga orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan model analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda di desa Balun mampu beradaptasi dengan lingkungan yang multi agama dan kehidupan era globalisasi ini dengan tetap mempertahankan gotong royong sehingga tidak menjadi pemuda yang memiliki sikap individualisme. Adaptasi yang baik dilakukan oleh para pemuda dengan masuk ke dalam organisasi keagamaan sesuai dengan agama masing-masing. Ada organisasi Remaja Masjid, KPPM GKJW, dan taruna Sweta Dharma. Toleransi yang tinggi sudah tertanam dalam diri pemuda meskipun berbeda organisasi, para pemuda tetap gotong royong membantu pemuda lain saat merayakan perayaan keagamaan. Tujuannya agar kegiatan perayaan keagamaan berjalan lancar dan hubungan persaudaraan diantara pemuda tetap terjaga. Gotong royong yang dilakukan oleh para pemuda membuat komunikasi yang terjalin diantara pemuda multi agama berjalan dengan baik. Komunikasi dipupuk saat mereka bekerjasama dalam kegiatan gotong royong, sehingga belum pernah terjadi perselisihan diantara pemuda Islam, Kristen, dan Hindu. Komunikasi yang baik menjadikan pemuda Islam, Kristen dan Hindu bersama-sama melakukan cara-cara untuk tetap mempertahankan budaya gotong royong yang ada di desa Balun. Adapun cara-cara yang dilakukan oleh para pemuda yaitu saling menghormati dan aktif melakukan berbagai kegiatan. \nKata Kunci: Gotong Royong, Pemuda, Multi Agama \nThe purpose of this study is to describe the describe the culture of mutual cooperation among youth in a multi-religious society in Balun village. The theory used in this research is the Structural Fungsional theory by Talcott Parsons. This research uses a qualitative approach with a case study research design. Informants consist of three people. The data collection technique used is in-depth interviews. The data obtained were analyzed using the Miles and Huberman analysis model. The results of the study shows that youth in Balun village can adapt to a multi-religious environment and life in this globalization era while maintaining mutual cooperation so that they do not become youths who have an individualistic attitude. Good adaptation is carried out by the youth by entering into religious organizations according to their respective religions. There are mosque youth organizations, KPPM GKJW, and Sweta Dharma cadets. High tolerance has been instilled in the youth even though they are different organizations, the youth still work together to help other youths when celebrating religious celebrations. The goal is that religious celebration activities run smoothly and brotherly relations between youths are maintained. The mutual cooperation carried out by the youth makes the communication that exists between multi-religious youth go well. Communication is fostered when they work together in mutual cooperation activities so that there has never been a dispute between Muslim, Christian, and Hindu youth. Good communication makes Muslim, Christian, and Hindu youth together do ways to maintain the culture of gotong royong in the village of Balun. As for how the youths respect each other and actively carry out various activities. \nKeywords: Gotong Royong, Youth, Multi-religious","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v10n1.p145-163","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

本研究的目的是描述巴伦村多元宗教社区的年轻人参与文化。Talcott Parsons在这项研究中使用的结构理论。本研究采用定性方法设计案例研究。告密者由三个人组成。数据收集技术是一种内部面试。数据是用迈尔斯和胡伯曼模型分析的。研究表明,巴伦村的年轻人能够适应多宗教的环境和全球化时代的生活,通过保持伙伴关系,而不是成为个人主义青年。年轻人根据自己的宗教信仰进入宗教组织是一种很好的适应方式。有一个清真寺青年组织,KPPM GKJW和一个佛法学员。高嵌入了年轻人的宽容虽然不同另外,年轻人组织保持合作帮助年轻人庆祝宗教节日的时候。目的是让宗教庆典活动顺利和年轻人之间的兄弟情谊关系保持清醒。年轻人所做的合作让年轻人多宗教之间交织的沟通顺利。在伊斯兰教、基督教和印度教青年的合作活动中,他们建立了沟通,这是前所未有的。良好的沟通使穆斯林、基督徒和印度青年团结在一起,以保持巴伦村的共产主义。至于年轻人互相尊重和积极参与各种活动的方式。关键词:这项研究的目的是在巴伦村一个多宗教团体的青年中描述互惠合作的文化。该研究中使用的理论是Talcott Parsons的结构实用。这项研究以一种合理的方式接近于一个案例研究设计。知情人士考虑的三人组。数据收集技术已被采用。分析数据使用迈尔斯和胡伯曼分析模型进行。这项研究的结果表明,在巴伦村,年轻人可以在这个全球化的时代找到一种多宗教环境和生活,这样他们就不会成为有个性特征的年轻人。年轻时被宗教组织所吸引,这是一种有益的适应。有mosque青年组织、kmm gkj.w.和Sweta Dharma cadets。尽管他们有不同的组织,但年轻人仍在一起帮助其他年轻人在宗教庆祝活动中。目标是你们之间关系平稳、兄弟情谊的宗教庆祝活动。相互合作似乎是由年轻人推动的,这使得多元宗教的青年之间的交流取得了良好的进展。当他们在相互合作的活动中一起工作时,交流就产生了效果,所以穆斯林、基督徒和印度教青年之间从未有过分歧。良好的沟通使得穆斯林、基督徒和印度教青年一起在巴伦村传播社区的文化。因为你们相互尊重和努力带来了各种各样的活动。Keywords:社会、青年、多宗教
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Budaya Gotong Royong Pada Pemuda Dalam Masyarakat Multi Agama Di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan budaya gotong royong pada pemuda dalam masyarakat multi agama di desa Balun. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Struktural Fungsional oleh Talcott Parsons. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Informan terdiri dari tiga orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan model analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda di desa Balun mampu beradaptasi dengan lingkungan yang multi agama dan kehidupan era globalisasi ini dengan tetap mempertahankan gotong royong sehingga tidak menjadi pemuda yang memiliki sikap individualisme. Adaptasi yang baik dilakukan oleh para pemuda dengan masuk ke dalam organisasi keagamaan sesuai dengan agama masing-masing. Ada organisasi Remaja Masjid, KPPM GKJW, dan taruna Sweta Dharma. Toleransi yang tinggi sudah tertanam dalam diri pemuda meskipun berbeda organisasi, para pemuda tetap gotong royong membantu pemuda lain saat merayakan perayaan keagamaan. Tujuannya agar kegiatan perayaan keagamaan berjalan lancar dan hubungan persaudaraan diantara pemuda tetap terjaga. Gotong royong yang dilakukan oleh para pemuda membuat komunikasi yang terjalin diantara pemuda multi agama berjalan dengan baik. Komunikasi dipupuk saat mereka bekerjasama dalam kegiatan gotong royong, sehingga belum pernah terjadi perselisihan diantara pemuda Islam, Kristen, dan Hindu. Komunikasi yang baik menjadikan pemuda Islam, Kristen dan Hindu bersama-sama melakukan cara-cara untuk tetap mempertahankan budaya gotong royong yang ada di desa Balun. Adapun cara-cara yang dilakukan oleh para pemuda yaitu saling menghormati dan aktif melakukan berbagai kegiatan. Kata Kunci: Gotong Royong, Pemuda, Multi Agama The purpose of this study is to describe the describe the culture of mutual cooperation among youth in a multi-religious society in Balun village. The theory used in this research is the Structural Fungsional theory by Talcott Parsons. This research uses a qualitative approach with a case study research design. Informants consist of three people. The data collection technique used is in-depth interviews. The data obtained were analyzed using the Miles and Huberman analysis model. The results of the study shows that youth in Balun village can adapt to a multi-religious environment and life in this globalization era while maintaining mutual cooperation so that they do not become youths who have an individualistic attitude. Good adaptation is carried out by the youth by entering into religious organizations according to their respective religions. There are mosque youth organizations, KPPM GKJW, and Sweta Dharma cadets. High tolerance has been instilled in the youth even though they are different organizations, the youth still work together to help other youths when celebrating religious celebrations. The goal is that religious celebration activities run smoothly and brotherly relations between youths are maintained. The mutual cooperation carried out by the youth makes the communication that exists between multi-religious youth go well. Communication is fostered when they work together in mutual cooperation activities so that there has never been a dispute between Muslim, Christian, and Hindu youth. Good communication makes Muslim, Christian, and Hindu youth together do ways to maintain the culture of gotong royong in the village of Balun. As for how the youths respect each other and actively carry out various activities. Keywords: Gotong Royong, Youth, Multi-religious
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信