{"title":"以路加福音17:11-19和他在现代生活中的意义来荣耀主的概念","authors":"Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.54403/rjtpi.v1i3.27","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"In modern times the understanding of the phrase glorifying God has been reduced to only spiritual and church activities or actions. Excavation of the biblical text on the story of Luke 17:11-19 becomes the basis or pattern for compiling its implications for the lives of believers in this modern era. For believers, glorifying God is an attitude of the heart and deepest awareness of the existence of God as the only Supreme Being. The research hopes to provide a correct understanding of the phrase glorifying God according to the story in Luke 17:11-19 so that believers can apply it correctly in their daily lives. The method used is descriptive qualitative research through a literature study approach. The results of the research found that actions and attitudes are the fruit of a state of the soul that glorifies God. Some important points about it are: first, humility is the first step to glorify God. Second, there is an acknowledgment of the authority of the Lord Jesus and giving the highest respect. Third, glorifying God contains a high level of trust and obedience. Fourth, placing God as the only necessity of life. Fifth, glorifying God properly will be marked by the fruits of concrete life that can be felt directly by God and others. Sixth, believers who glorify God will be able to become living models for others. Seventh, being able to let go of the world and all the modern pleasures it offers to focus on living only for God.Pada masa modern ini pemahaman terhadap frasa memuliakan Tuhan mengalami reduksi hanya sebatas pada aktivitas atau tindakan rohani dan bergereja. Penggalian teks Alkitab pada kisah Lukas 17:11-19 menjadi dasar atau pola untuk menyusun implikasinya terhadap kehidupan umat percaya di era modern ini. Bagi umat percaya, memuliakan Tuhan merupakan sikap hati dan kesadaran jiwa terdalam akan keberadaan Tuhan sebagai satu-satunya yang Maha Mulia. Penelitian ini memiliki harapan dapat memberikan pemahaman yang benar terhadap frasa memuliakan Tuhan sesuai kisah dalam Lukas 17:11-19 sehingga umat percaya dapat menerapkannya secara benar dalam keseharian hidup. Metode yang dipergunakan adalah riset kualitatif deskriptif melalui pendekatan studi kepustakaan. Hasil riset menemukan bahwa tindakan dan sikap adalah buah dari keadaan jiwa yang memuliakan Tuhan. Beberapa poin penting tentang hal itu yaitu: pertama, kerendahan hati menjadi langkah awal memuliakan Tuhan. Kedua, adanya pengakuan otoritas Tuhan Yesus dan memberikan penghormatan setinggi-tingginya. Ketiga, memuliakan Tuhan memuat sikap percaya tingkat tinggi dan ketaatan. Keempat, menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya kebutuhan hidup. Kelima, memuliakan Tuhan secara benar akan ditandai dengan buah-buah kehidupan konkrit yang dapat dirasakan langsung oleh Tuhan dan sesama. Keenam, umat percaya yang memuliakan Tuhan akan mampu menjadi model yang hidup bagi sesama. Ketujuh, mampu melepaskan dunia beserta semua kenikmatan modern yang ditawarkan di dalamnya untuk fokus hidup hanya bagi Tuhan.","PeriodicalId":444044,"journal":{"name":"Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Konsep Memuliakan Tuhan Berdasarkan Lukas 17:11-19 dan Signifikansinya Dalam Kehidupan Abad Modern\",\"authors\":\"Yonatan Alex Arifianto\",\"doi\":\"10.54403/rjtpi.v1i3.27\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"In modern times the understanding of the phrase glorifying God has been reduced to only spiritual and church activities or actions. Excavation of the biblical text on the story of Luke 17:11-19 becomes the basis or pattern for compiling its implications for the lives of believers in this modern era. For believers, glorifying God is an attitude of the heart and deepest awareness of the existence of God as the only Supreme Being. The research hopes to provide a correct understanding of the phrase glorifying God according to the story in Luke 17:11-19 so that believers can apply it correctly in their daily lives. The method used is descriptive qualitative research through a literature study approach. The results of the research found that actions and attitudes are the fruit of a state of the soul that glorifies God. Some important points about it are: first, humility is the first step to glorify God. Second, there is an acknowledgment of the authority of the Lord Jesus and giving the highest respect. Third, glorifying God contains a high level of trust and obedience. Fourth, placing God as the only necessity of life. Fifth, glorifying God properly will be marked by the fruits of concrete life that can be felt directly by God and others. Sixth, believers who glorify God will be able to become living models for others. Seventh, being able to let go of the world and all the modern pleasures it offers to focus on living only for God.Pada masa modern ini pemahaman terhadap frasa memuliakan Tuhan mengalami reduksi hanya sebatas pada aktivitas atau tindakan rohani dan bergereja. Penggalian teks Alkitab pada kisah Lukas 17:11-19 menjadi dasar atau pola untuk menyusun implikasinya terhadap kehidupan umat percaya di era modern ini. Bagi umat percaya, memuliakan Tuhan merupakan sikap hati dan kesadaran jiwa terdalam akan keberadaan Tuhan sebagai satu-satunya yang Maha Mulia. Penelitian ini memiliki harapan dapat memberikan pemahaman yang benar terhadap frasa memuliakan Tuhan sesuai kisah dalam Lukas 17:11-19 sehingga umat percaya dapat menerapkannya secara benar dalam keseharian hidup. Metode yang dipergunakan adalah riset kualitatif deskriptif melalui pendekatan studi kepustakaan. Hasil riset menemukan bahwa tindakan dan sikap adalah buah dari keadaan jiwa yang memuliakan Tuhan. Beberapa poin penting tentang hal itu yaitu: pertama, kerendahan hati menjadi langkah awal memuliakan Tuhan. Kedua, adanya pengakuan otoritas Tuhan Yesus dan memberikan penghormatan setinggi-tingginya. Ketiga, memuliakan Tuhan memuat sikap percaya tingkat tinggi dan ketaatan. Keempat, menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya kebutuhan hidup. Kelima, memuliakan Tuhan secara benar akan ditandai dengan buah-buah kehidupan konkrit yang dapat dirasakan langsung oleh Tuhan dan sesama. Keenam, umat percaya yang memuliakan Tuhan akan mampu menjadi model yang hidup bagi sesama. Ketujuh, mampu melepaskan dunia beserta semua kenikmatan modern yang ditawarkan di dalamnya untuk fokus hidup hanya bagi Tuhan.\",\"PeriodicalId\":444044,\"journal\":{\"name\":\"Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia\",\"volume\":\"50 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.54403/rjtpi.v1i3.27\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54403/rjtpi.v1i3.27","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在现代,对“荣耀神”这个词的理解已经被简化为仅仅是属灵和教会的活动或行动。挖掘关于路加福音17:11-19故事的圣经文本,成为编纂其对现代信徒生活影响的基础或模式。对于信徒来说,荣耀上帝是一种发自内心的态度,是对上帝作为唯一至高存在的最深刻的认识。本研究希望能根据路加福音17章11-19节的故事,提供对“荣耀神”这句话的正确理解,使信徒能在日常生活中正确运用。使用的方法是通过文献研究法的描述性定性研究。研究结果发现,行为和态度是一种荣耀上帝的灵魂状态的结果。关于它的一些要点是:首先,谦卑是荣耀神的第一步。第二,承认主耶稣的权柄,并给予最高的尊重。第三,荣耀神包含了高度的信靠和顺服。第四,把神当作生命唯一的必需品。第五,正确地荣耀神的标志是具体的生活成果,神和别人可以直接感受到这些成果。第六,荣耀神的信徒可以成为别人的活榜样。第七,能够放下这个世界和它提供的所有现代乐趣,专注于只为神而活。padadmasa现代ini pemahaman terhadap frasumuliakan Tuhan mengalami reduksi hanya sebatas padadaktivitas atau tindakan rohani dan bergereja。彭加里语:Alkitab pada kisah Lukas 17:11-19 menjadi dasar atau pola untuk menyusun implikasinya terhadap kehidupan umat peraya di era modern ini。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Penelitian ini memiliki harapan dapat成员kan pemahaman yang benar terhadap frasumuliakan Tuhan sesuai kisah dalam Lukas 17:11-19 sehinga umat peraya dapat menerapkannya secara benar dalam kesharian hidup。摘要:本文主要研究了两种不同类型的生物多样性及其在生物多样性研究中的应用。哈西尔访问了menemukan bahwa tindakan dan sikap adalah buah dari keadaan jiwa yang muuliakan Tuhan。Beberapa point penting tentang hal tuyitu: pertama, kerendahan hati menjadi langkah awal memoruliakan Tuhan。克多瓦,阿丹尼亚,彭浩川,托里塔斯,图罕,耶苏斯,丹,成员,彭浩川,设置,吉亭吉尼亚。Ketiga, memuliakan Tuhan, memukap, percaya, tingkat, tinggi, dan ketaatan。Keempat, menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya kebutuhan hidup。Kelima, tumuliakan Tuhan secara benar akan ditandai dengan buah-buah kehidupan konkrit yang dapat diasakan langsung oleh Tuhan dan sesama。Keenam, umat peraya yang memuliakan Tuhan akan mampu menjadi模型yang hidup bagi sesama。汉尼拔,汉尼拔,汉尼拔,汉尼拔,汉尼拔,汉尼拔,汉尼拔
Konsep Memuliakan Tuhan Berdasarkan Lukas 17:11-19 dan Signifikansinya Dalam Kehidupan Abad Modern
In modern times the understanding of the phrase glorifying God has been reduced to only spiritual and church activities or actions. Excavation of the biblical text on the story of Luke 17:11-19 becomes the basis or pattern for compiling its implications for the lives of believers in this modern era. For believers, glorifying God is an attitude of the heart and deepest awareness of the existence of God as the only Supreme Being. The research hopes to provide a correct understanding of the phrase glorifying God according to the story in Luke 17:11-19 so that believers can apply it correctly in their daily lives. The method used is descriptive qualitative research through a literature study approach. The results of the research found that actions and attitudes are the fruit of a state of the soul that glorifies God. Some important points about it are: first, humility is the first step to glorify God. Second, there is an acknowledgment of the authority of the Lord Jesus and giving the highest respect. Third, glorifying God contains a high level of trust and obedience. Fourth, placing God as the only necessity of life. Fifth, glorifying God properly will be marked by the fruits of concrete life that can be felt directly by God and others. Sixth, believers who glorify God will be able to become living models for others. Seventh, being able to let go of the world and all the modern pleasures it offers to focus on living only for God.Pada masa modern ini pemahaman terhadap frasa memuliakan Tuhan mengalami reduksi hanya sebatas pada aktivitas atau tindakan rohani dan bergereja. Penggalian teks Alkitab pada kisah Lukas 17:11-19 menjadi dasar atau pola untuk menyusun implikasinya terhadap kehidupan umat percaya di era modern ini. Bagi umat percaya, memuliakan Tuhan merupakan sikap hati dan kesadaran jiwa terdalam akan keberadaan Tuhan sebagai satu-satunya yang Maha Mulia. Penelitian ini memiliki harapan dapat memberikan pemahaman yang benar terhadap frasa memuliakan Tuhan sesuai kisah dalam Lukas 17:11-19 sehingga umat percaya dapat menerapkannya secara benar dalam keseharian hidup. Metode yang dipergunakan adalah riset kualitatif deskriptif melalui pendekatan studi kepustakaan. Hasil riset menemukan bahwa tindakan dan sikap adalah buah dari keadaan jiwa yang memuliakan Tuhan. Beberapa poin penting tentang hal itu yaitu: pertama, kerendahan hati menjadi langkah awal memuliakan Tuhan. Kedua, adanya pengakuan otoritas Tuhan Yesus dan memberikan penghormatan setinggi-tingginya. Ketiga, memuliakan Tuhan memuat sikap percaya tingkat tinggi dan ketaatan. Keempat, menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya kebutuhan hidup. Kelima, memuliakan Tuhan secara benar akan ditandai dengan buah-buah kehidupan konkrit yang dapat dirasakan langsung oleh Tuhan dan sesama. Keenam, umat percaya yang memuliakan Tuhan akan mampu menjadi model yang hidup bagi sesama. Ketujuh, mampu melepaskan dunia beserta semua kenikmatan modern yang ditawarkan di dalamnya untuk fokus hidup hanya bagi Tuhan.