{"title":"OPTIMALISASI PENDAYAGUNAAN ZAKAT DI BAITUL MAL ACEH UNTUK PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN","authors":"Juni Yusran, M. Riyaldi","doi":"10.61214/ijrc.v1i1.103","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Permasalahan tingginya angka kemiskinan di Provinsi Aceh akibat rendahnya tingkat pendidikan mendorong Baitul Mal Aceh (BMA) memberikan zakat pada program pendidikan sejak tahun 2007. Bagaimanakah dana zakat tersebut dikelola oleh Baitul Mal Aceh dalam program pendidikan? Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data yang bersumber dari wawancara untuk mengethui persepsi mustahik penerima bantuan mengenai efektifitas pendayagunaan program beasiswa BMA yang ditinjau dari sasaran, sosialisasi, tujuan, dan pengawasan program, baik yang berasal dari Universitas Syiah Kuala (USK), maupun Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Di samping itu, data diperoleh dari wawancara kepada seorang narasumber, yaitu tenaga profesional Baitul Mal Aceh (tenprof BMA) di bidang Pendayagunaan/Ketua Unit Beasiswa Baitul Mal Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat untuk sektor pendidikan dijalankan dengan memberikan alokasi zakat kepada beberapa senif, yakni untuk senif ibnu sabil, miskin dan mualaf. Optimalisasi program ini dijalankan melalui ketepatan sasaran, sosialisasi, dan pengawasan. Penerima Beasiswa menilai bahwa persyaratan yang selama ini diterapkan bagi calon penerima beasiswa sudah baik karena sudah sesuai dengan kriteria, serta dijalankan seleksi yang telah dilakukan secara umum sudah tepat. Persepsi mustahik mengenai sosialisasi program tersebut berbeda-beda terutama mengenai kemudahan informasinya. Tujuan beasiswa untuk meningkatkan prestasi mahasiswa yang telah ditargetkan sudah terpenuhi dan dirasakan adanya peningkatan pengetahuan selama menempuh pendidikan. Sebagian besar mustahik juga menilai bahwa monitoring yang dilakukan oleh Baitul Mal Aceh sudah baik. Dalam hal evaluasi program dan keefektifan program secara keseluruhan, mustahik menilai bahwa semuanya sudah berjalan dengan baik.","PeriodicalId":127165,"journal":{"name":"IJRC: Indonesian Journal of Religion Center","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IJRC: Indonesian Journal of Religion Center","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61214/ijrc.v1i1.103","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
由于教育水平较低,亚齐省的贫困问题导致Baitul Mal (BMA)自2007年以来一直将zakat纳入教育项目。zakat基金是如何在教育项目中管理的?这项研究是通过质素方法进行的,通过收集基于采访的数据来确定利用吉隆坡什叶派大学(USK)的目标、社会化、目的和项目监督项目的潜在受援者的意见。此外,数据来自对文化亚齐专业人员(BMA教授)的采访。研究结果表明,利用扎卡特教育行业的研究方法,将扎卡特的位置分配给了一些塞尼夫,也就是贫穷和皈依伊斯兰教的塞尼夫·伊本·萨比尔。优化计划是通过目标、社会化和监督来实现的。奖学金获得者认为目前适用于未来奖学金获得者的条件是好的,因为它们符合标准,而且运行的选择是适当的。项目社会化的外部感知主要因其信息的可行性而异。提高目标学生成绩的奖学金目标在教育过程中得到了满足和提高知识。大多数人也认为亚齐核电站的监控工作已经完成。在整个项目的评估和有效性方面,不可能认为一切都进行得很好。
OPTIMALISASI PENDAYAGUNAAN ZAKAT DI BAITUL MAL ACEH UNTUK PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN
Permasalahan tingginya angka kemiskinan di Provinsi Aceh akibat rendahnya tingkat pendidikan mendorong Baitul Mal Aceh (BMA) memberikan zakat pada program pendidikan sejak tahun 2007. Bagaimanakah dana zakat tersebut dikelola oleh Baitul Mal Aceh dalam program pendidikan? Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data yang bersumber dari wawancara untuk mengethui persepsi mustahik penerima bantuan mengenai efektifitas pendayagunaan program beasiswa BMA yang ditinjau dari sasaran, sosialisasi, tujuan, dan pengawasan program, baik yang berasal dari Universitas Syiah Kuala (USK), maupun Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Di samping itu, data diperoleh dari wawancara kepada seorang narasumber, yaitu tenaga profesional Baitul Mal Aceh (tenprof BMA) di bidang Pendayagunaan/Ketua Unit Beasiswa Baitul Mal Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat untuk sektor pendidikan dijalankan dengan memberikan alokasi zakat kepada beberapa senif, yakni untuk senif ibnu sabil, miskin dan mualaf. Optimalisasi program ini dijalankan melalui ketepatan sasaran, sosialisasi, dan pengawasan. Penerima Beasiswa menilai bahwa persyaratan yang selama ini diterapkan bagi calon penerima beasiswa sudah baik karena sudah sesuai dengan kriteria, serta dijalankan seleksi yang telah dilakukan secara umum sudah tepat. Persepsi mustahik mengenai sosialisasi program tersebut berbeda-beda terutama mengenai kemudahan informasinya. Tujuan beasiswa untuk meningkatkan prestasi mahasiswa yang telah ditargetkan sudah terpenuhi dan dirasakan adanya peningkatan pengetahuan selama menempuh pendidikan. Sebagian besar mustahik juga menilai bahwa monitoring yang dilakukan oleh Baitul Mal Aceh sudah baik. Dalam hal evaluasi program dan keefektifan program secara keseluruhan, mustahik menilai bahwa semuanya sudah berjalan dengan baik.