{"title":"有药物副作用的风险因素,以及对肺结核患者不遵守的规定的健康措施","authors":"Asriati Asriati, La Ode Alifariki, Adius Kusnan","doi":"10.33653/jkp.v6i2.344","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tuberkulosis Paru (TB) tetap menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan juga banyak negara lain di dunia. Salah satu strategi untuk mengelola penyakit ini adalah dengan penerapan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course). Namun, program TB Paru di Kota Kendari mencapai tingkat ketidaksesuaian 12% pada tahun 2006 dan 11% pada tahun 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko pengobatan ketidaksesuaian pasien TB di kota Kendari. Penelitian ini adalah desain kasus kontrol, dengan 136 responden terdiri dari 68 kasus dan 68 kontrol. Sampel kasus adalah semua pasien TB baru berusia 15 tahun ke atas yang pengobatan tidak sesuai. Sampel kontrol adalah semua pasien TB baru berusia 15 tahun dan di atas, siapa yang mematuhi perawatan. Analisis data dengan sistem tabulasi dan statistik oleh SPSS dengan rasio odds. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua variabel yang dianggap berisiko terhadap ketidakpatuhan untuk minum obat, semua variabel yang ditemukan memiliki risiko ketidakpatuhan, yaitu efek samping obat OR = 3,853 (95% CI: 1,723-8,616), dan merasa sehat OR = 5,250 (95% CI: 2,174-12,672). Simpulan: efek samping obat dan merasa sehat merupakan faktor risiko terhadap ketidakpatuhan pengobatan pasien TB di Kota Kendari.","PeriodicalId":132427,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal)","volume":"174 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":"{\"title\":\"Faktor Risiko Efek Samping Obat dan Merasa Sehat Terhadap Ketidakpatuhan Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru\",\"authors\":\"Asriati Asriati, La Ode Alifariki, Adius Kusnan\",\"doi\":\"10.33653/jkp.v6i2.344\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tuberkulosis Paru (TB) tetap menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan juga banyak negara lain di dunia. Salah satu strategi untuk mengelola penyakit ini adalah dengan penerapan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course). Namun, program TB Paru di Kota Kendari mencapai tingkat ketidaksesuaian 12% pada tahun 2006 dan 11% pada tahun 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko pengobatan ketidaksesuaian pasien TB di kota Kendari. Penelitian ini adalah desain kasus kontrol, dengan 136 responden terdiri dari 68 kasus dan 68 kontrol. Sampel kasus adalah semua pasien TB baru berusia 15 tahun ke atas yang pengobatan tidak sesuai. Sampel kontrol adalah semua pasien TB baru berusia 15 tahun dan di atas, siapa yang mematuhi perawatan. Analisis data dengan sistem tabulasi dan statistik oleh SPSS dengan rasio odds. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua variabel yang dianggap berisiko terhadap ketidakpatuhan untuk minum obat, semua variabel yang ditemukan memiliki risiko ketidakpatuhan, yaitu efek samping obat OR = 3,853 (95% CI: 1,723-8,616), dan merasa sehat OR = 5,250 (95% CI: 2,174-12,672). Simpulan: efek samping obat dan merasa sehat merupakan faktor risiko terhadap ketidakpatuhan pengobatan pasien TB di Kota Kendari.\",\"PeriodicalId\":132427,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal)\",\"volume\":\"174 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"6\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33653/jkp.v6i2.344\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33653/jkp.v6i2.344","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Faktor Risiko Efek Samping Obat dan Merasa Sehat Terhadap Ketidakpatuhan Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis Paru (TB) tetap menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan juga banyak negara lain di dunia. Salah satu strategi untuk mengelola penyakit ini adalah dengan penerapan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course). Namun, program TB Paru di Kota Kendari mencapai tingkat ketidaksesuaian 12% pada tahun 2006 dan 11% pada tahun 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko pengobatan ketidaksesuaian pasien TB di kota Kendari. Penelitian ini adalah desain kasus kontrol, dengan 136 responden terdiri dari 68 kasus dan 68 kontrol. Sampel kasus adalah semua pasien TB baru berusia 15 tahun ke atas yang pengobatan tidak sesuai. Sampel kontrol adalah semua pasien TB baru berusia 15 tahun dan di atas, siapa yang mematuhi perawatan. Analisis data dengan sistem tabulasi dan statistik oleh SPSS dengan rasio odds. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua variabel yang dianggap berisiko terhadap ketidakpatuhan untuk minum obat, semua variabel yang ditemukan memiliki risiko ketidakpatuhan, yaitu efek samping obat OR = 3,853 (95% CI: 1,723-8,616), dan merasa sehat OR = 5,250 (95% CI: 2,174-12,672). Simpulan: efek samping obat dan merasa sehat merupakan faktor risiko terhadap ketidakpatuhan pengobatan pasien TB di Kota Kendari.